41
akurat dan terpercaya. Kinerja harus sesuai dengan harapan pelanggan yang  berarti  ketepatan  waktu,  pelayanan  yang  sama  untuk  semua
tanpa kesalahan, sikap yang simpatik, dan dengan akurasi yang tinggi. 3 Ketanggapan responsiveness, yaitu suatu kebijakan untuk membantu
memberikan  pelayanan  yang  cepat  responsif  dan  tepat  kepada pelanggan, dengan menyampaikan informasi yang jelas.
4 Jaminan  assurance,  yaitu  pengetahuan,  kesopanan  santunan,  dan kemampuan  para  pegawai  perusahaan  untuk  menumbuhkan  rasa
percaya  pelanggan  kepada  perusahaan,  hal  ini  meliputi  komunikasi, keamanan, kompetensi, dan sopan santun.
5 Empati empathi, yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat indivual  atau  pribadi  yang  diberikan  kepada  para  pelanggan  dengan
berupaya  memahami  keinginan  konsumen.  Dimana  perusahaan diharap  memiliki  pengertian  dan  pengetahuan  tentang  pelanggan,
memahami kebutuhan pelanggan secara spesifik, serta memiliki waktu pengoperasian yang nyaman bagi pelanggan.
E. Impulse Buying
1. Perilaku Konsumen
Strategi  yang  paling  penting  yang  harus  dilakukan  oleh  pemasar khususnya  di  toko  ritel  modern  adalah  dengan  memiliki  pengetahuan
tentang perilaku belanjakonsumenpelanggan yang menjadi pasar sasaran di toko ritel modern swalayanself-service. Karena pengetahuan tentang
perilaku konsumen merupakan kunci dalam memenangkan persaingan di
42
pasar.  Konsumen  merupakan  penyampai  pesan  yang  jelas  akan  suatu produk  atau  jasa  dapat  dikatakan  sukses  atau  tidak.  Konsumen  dalam
melakukan tindakan-tindakannya
dalam usaha
memperoleh, menggunakan,
menentukan produkjasa
termasuk pengambilan
keputusan yang mendahului dan mengikutinya dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Menurut  Fandy  Tjiptono  2008:19  Salah  satu  faktor  fundamental dalam  studi  perilaku  konsumen  adalah  premis  bahwa  people  often  buy
product not for what they do, butfor what they mean . Artinya, konsumen membeli  sebuah  produk  bukan  semata-mata  karena  mengejar  manfaat
fungsionalnya, namun lebih dari itu juga mencari makna tertentu seperti citra  diri,  gengsi,  bahkan  kepribadian.  Oleh  karena  itu,  kajian  akan
perilaku konsumen perlu dipelajari sebagai langkah bagi pelaku usaha di dunia  ritel  modern  untuk  mengetahui  bagaimana  perilaku  konsumen  di
dalam toko  ritel modern. Dan selanjutnya bisa dijadikan referensi  untuk membuat strategi pemasaranyang baik.
Perilaku konsumen yang menarik di dalam toko ritel modern yaitu adanya perilaku impulse buying atau yang biasa disebut pemasar dengan
pembelian  yangntidak  direncanakan.  Impulse  buying  adalah  bagian  dari sebuah  kondisi  yangndinamakan  unplanned  purchase   atau  pembelian
yang  tidak  direncanakan  yangnkurang  lebih  adalah  pembelanjaan  yang terjadi  ternyata  berbeda  dengannperencanaan  pembelanjaan  seorang
konsumen
43
2. Pengertian Impulse Buying
Impulse  Buying  didefinisikan  sebagai  tindakan  membeli  yang sebelumnya  tidak  diakui  secara  sadar  sebagai  hasil  dari  suatu
pertimbangan atau niat membeli yang terbentuk sebelum memasuki toko Sinaga et al. 2012
impulse buying sebagai kecenderungan konsumen untuk membeli secara  spontan,  reflek,  tiba-tiba  dan  otomatis.  Dari  definisi  ini  terlihat
bahwa impulse buying merupakan sesuatu  yang alamiah dan merupakan reaksi cepat.  Impulse buying terjadi pada saat konsumen masuk ke toko
ritel  dan  ternyata  membeli  produk  ritel  itu  tanpa  merencanakan sebelumnya
.
Sedangkan  menurut  Schiffman  dan  Kanuk  2007  :  511  impulse buying merupakan keputusan yang emosional atau menurut desakan hati.
Emosi  dapat  menjadi  sangat  kuat  dan  kadangkala  berlaku  sebagai  dasar dari motif pembelian yang dominan.
Terjadinya  impulse  buying  pada  konsumen  umumnya  adalah pertama  produk  yang  memiliki  harga  yang  rendah  sehingga  konsumen
tidak  perlu  berfikir  untuk  menghitung  bajet  yang  dikeluarkan.  Kedua adalah  produk-produk  yang  memiliki  mass  marketing,  sehingga  ketika
berbelanja  konsumen  ingat  bahwa  produk  tersebut  tersebar  pernah diiklankan  di  televisi.  Ketiga  adalah  produk-produk  dalam  ukuran  kecil
dan mudah disimpan
44
Setiap  keputusan  pembelian  mempunyai  motif  di  baliknya.  Motif pembelian  dapat  dipandang  sebagai  kebutuhan  yang  timbul,  rangsangan
atau  gairah.  Motif  ini  berlaku  sebagai  kekuatan  yang  timbul  yang ditujukan  untuk  memuaskan  kebutuhan  yang  timbul.  Persepsi  seseorang
mempengaruhi atau membentuk tingkah laku ini. Pemahaman akan motif pembelian memberikan alasan pada penjual mengapa pelanggan tersebut
membeli. Tingkah  laku  pembeli  menunjukkan  bahwa  orang-orang  membuat
keputusan  pembelian  berdasarkan  pada  motif  pembelian  emosional  dan rasional.  Impulse  buying  adalah  adalah  satu  yang  mendorong  calon
pelanggan  untuk  bertindak  karena  daya  tarik  atas  sentimen  atau  gairah tertentu.Manning, Reece, 2001 : 159.
Berdasarkan    beberapa  definisi  tersebut,  dapat  disimpulkan  bahwa impulse  buying  adalah  suatu  kegiatan  yang  didasarkan  pada  emosi
seseorang yang timbul karena rasa ketertarikan pada produk tertentu dan dorongan  keras  untuk  langsung  membeli  suatu  barang.  Ini  dilakukan
secara  cepat  tanpa  berfikir  panjang  terlebih  dahulu.  Emosi  ini  terlibat karena adanya tuntutan untuk memenuhi kebutuhan hidup secara cepat.
Dengan  kata  lain  seorang  penjual  harus  melakukan  segala  cara untuk  menemukan  emosi  yang  mempengaruhi  keputusan  pembelian..
Penjual  yang  mampu  mengenali  dan  memuaskan  motif  pembelian emosional telah memberikan layanan yang terpenting.
45
3.  Karakteristik Impulse Buying