penugasan, sehingga dapat memberi pelayanan yang baik kepada publik, memperoleh kepercayaan publik, dan menunjukan komitmen
professionalisme Abdul Halim, 2001:17-18.
h. Keterlibatan Pimpinan KAP Executive Involvement
Manajemen puncak dalam hal ini pimpinan KAP harus memimpin
perusahaan KAP
untuk meningkatkan
kinerja kualitasnya, tanpa adanya kepemimpinan manajemen puncak, maka
usaha untuk meningkatkan kualitas hanya berdampak kecil terhadap perusahaan Nasution, 2004:60. Penyampaian pelayanan yang
berkualitas sangat memerlukan kepemimpinan dan komitmen pimpinan puncak. Apabila kepemimpinan dan komitmen tidak ada,
karyawan yang berhubungan langsung dengan pelanggan akan kehilangan arah tanpa pegangan Freddy Rangkuti, 2006:45. Fokus
pelanggan memaksa atau menguatkan keterlibatan manajemen puncak dengan kebutuhan pelanggan. Manajemen puncak harus menjamin
bahwa kebutuhan pelanggan ditetapkan dan dipenuhi dengan tujuan peningkatan kepuasan pelanggan Vincent Gaspersz, 2006:34.
i. Melakukan Pekerjaan Lapangan dengan Tepat Field Work
Conduct
Standar pekerjaan lapangan berkaitan dengan pelaksanaan pemeriksaan akuntan dilapangan audit field work, mulai dari
perencanaan audit dan supervisi, pemahaman dan evaluasi pengendalian intern, pengumpulan bukti-bukti audit melalui
compliance test, substantive test, analytical review , sampai selesainya
audit field work Sukrisno Agoes, 2004:38. Dalam standar pekerjaan
lapangan disebutkan bahwa pekerjaan harus dilaksanakan sebaik- baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan
semestinya, dan pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan
sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan, serta disebutkan pula bahwa bukti yang cukup harus diperoleh untuk
memberikan dasar rasional bagi kesimpulan yang dinyatakan dalam
laporan SA Seksi 311, IAI, 2006. j.
Komitmen Komite Audit Audit Committee
Dewan komisaris
perusahaan yang
besar dan
yang diperdagangkan secara publik membentuk sebuah sub komite yang
disebut komite audit yang bertanggung jawab khusus mengenai audit. Perusahaan membutuhkan komite audit untuk beberapa alasan, tetapi
yang paling utama adalah tanggung jawab kepemilikan yang dimilikinya kepada para pemegang saham. Komite audit berfungsi
sebagai “pemeriksa dan penyeimbang” yang independen untuk fungsi audit internal dan perantara dengan para auditor eksternal. Komite ini
berinteraksi dengan dua kelompok ini dengan tujuan untuk memastikan
integritas data
dalam laporan
keuangan dan
menghindarkan penipuan atau aktivitas ilegal Hall dan Singleton, 2007:15. Keberadaan komite audit di perusahaan telah mendapat
respon yang cukup positif oleh berbagai pihak, antara lain pemerintah, Bapepam, BEI, investor, profesi penasehat hukum, profesi akuntan,
staf perusahaan penilai independen Muharief Effendi, 2009:32. Salah satu tanggung jawab komite audit adalah menilai laporan
audit dari auditor eksternal. Kedudukan komite audit yang merupakan kepanjangan dari dewan komisaris dan kompetensi yang dimiliki
diharapkan dapat mengoptimalkan fungsi auditor eksternal bagi perusahaan. Dalam SPAP 380 mengatur mengenai komunikasi antara
akuntan publik dengan komite audit. Bentuk komunikasi dengan komite audit dapat berbentuk lisan maupun tulisan. Masalah yang
dapat dikomunikasikan diantaranya mengenai tanggung jawab auditor berdasarkan standar audit yang ditetapkan oleh IAI, kebijakan
akuntansi yang signifikan, pertimbangan manajemen dan estimasi akuntansi, penyesuaian audit yang signifikan, informasi terkait
dikomunikasikan bersama laporan keuangan auditan, ketidaksepakatan dengan manajemen, konsultasi dengan akuntan lain, masalah besar
yang dibiarkan manajemen sebelum mengambil keputusan untuk mempertahankan auditor, kesulitan yang dialami selama pelaksanaan
audit Muharief Effendi, 2009:39. Audit committee
dan internal auditor ini dapat dipandang sebagai kepanjangan tangan dari peranan dewan direksi dalam menjalankan
fungsi risk management policy dan audit committee ini berperan penting dalam membantu manajemen dalam mengidentifikasi dan
menunjukkan terdapatnya kegiatan operasi yang berisiko. Namun demikian, harus ditegaskan pula bahwa tanggung jawab utama dalam
risk management tersebut tetap berada pada seluruh jajaran
manajemen sendiri Masyhud Ali, 2006:316. Biasanya audit committee
terdiri atas outrade director yang tidak mempunyai kaitan dengan manajemen dalam organsisasi. Menurut Amin Widjaja
Tunggal 2008:30, komite audit memiliki tugas, sebagai berikut: 1
Meningkatkan disiplin korporat dan lingkungan pengendalian untuk mencegah kecurangan dan penyalahgunaan.
2 Memperbaiki mutu dalam pengungkapan pelaporan keuangan, dan
3 Memperbaiki ruang lingkup, akurasi dan efektivitas biaya dan dari
audit eksternal dan independensi dan objektivitas dari audit eksternal.
Dalam Section 204 Sarbanes-Oxley Act SARBOX 2002 mengatur tentang keharusan meningkatkan komunikasi antara auditor
dan komite audit atas kebijakan dan praktik akuntansi yang penting, alternatif perlakuan akuntansi, dan komunikasi dengan manajemen
lainnya yang diwajibkan. Section 202 mewajibkan adanya persetujuan oleh komite audit untuk semua jasa oleh kantor akuntan Amin
Widjaja Tunggal, 2008:108. Menurut Menon dan Williams 1994 dalam Mukhlasin 2004:32, dijjelaskan bahwa komite audit
diperlukan dalam suatu organisasi bisnis, antara lain karena komite ini mengawasi proses audit dan memungkinkan terwujudnya kejujuran
pelaporan keuangan. Namun hal ini dapat dicapai jika komite audit bekerja secara efektif. Menurut Sukrisno Agoes 2004:23, salah satu
persyaratan untuk menjadi anggota SEC Practice Ssection adalah reporting on disagrements
yakni seorang auditor diharuskan untuk melaporkan kepada komite audit atau board of directors dari klien
perusahaan publik mengenai perbedaan pendapat yang terjadi dengan manajemen mengenai masalah akuntansi, pengungkapan, dan audit.
Louwers et.al 2005:103 mengatakan bahwa komunikasi dengan manajemen, direktur, dan komite audit dapat membawa
auditor mengetahui perubahan terkini dari suatu bisnis dan industri. Sedangkan Hall dan Singleton 2007:29 mengatakan bahwa auditor
harus menentukan apakah dewan komisaris perusahaan secara aktif dilibatkan dalam pembentukan kebijakan bisnis dan apakah dewan
tersebut memonitor pihak manajemen serta operasi perusahaan. Fungsi audit internal yang independen dan yang bertanggung jawab pada
komite audit serta dewan komisaris adalah lingkungan pengendalian yang sempurna.
k. Standar Etika yang Tinggi Ethical Standard