pelaporan keuangan. Namun hal ini dapat dicapai jika komite audit bekerja secara efektif. Menurut Sukrisno Agoes 2004:23, salah satu
persyaratan untuk menjadi anggota SEC Practice Ssection adalah reporting on disagrements
yakni seorang auditor diharuskan untuk melaporkan kepada komite audit atau board of directors dari klien
perusahaan publik mengenai perbedaan pendapat yang terjadi dengan manajemen mengenai masalah akuntansi, pengungkapan, dan audit.
Louwers et.al 2005:103 mengatakan bahwa komunikasi dengan manajemen, direktur, dan komite audit dapat membawa
auditor mengetahui perubahan terkini dari suatu bisnis dan industri. Sedangkan Hall dan Singleton 2007:29 mengatakan bahwa auditor
harus menentukan apakah dewan komisaris perusahaan secara aktif dilibatkan dalam pembentukan kebijakan bisnis dan apakah dewan
tersebut memonitor pihak manajemen serta operasi perusahaan. Fungsi audit internal yang independen dan yang bertanggung jawab pada
komite audit serta dewan komisaris adalah lingkungan pengendalian yang sempurna.
k. Standar Etika yang Tinggi Ethical Standard
Etika diambil dari kata Yunani ethos, yang berarti karakter, berlainan dengan istilah moral yang berasal dari Latin mores, yang
berarti kebiasaan. Moral fokus pada benar atau salah dari kebiasaan manusia. Sedangkan etika sama dengan pertanyaan tentang bagaimana
orang bertindak terhadap orang lainnya. Kode etika secara signifikan
berpengaruh terhadap reputasi dari seorang profesional dan kepercayaan yang dimiliki Boynton dan Johnson, 2005:104.
Menurut Margaret Drever et.al 2007:177, etika adalah standar dari perilaku yang menunjukkan bagaimana seseorang seharusnya
berkelakuan dengan dasar kewajiban moral dan kebaikan. Etika adalah sebuah kumpulan dari prisip-prinsip moral atau
nilai. Oleh karena itu, perilaku beretika meliputi membawa pilihan dan pertimbangan prisip moral yang dapat diterima, dan kemudian
bertindak sesuai dengan yang seharusnya. Etika dapat berpengaruh terhadap organisasi maupun individu. Dalam konteks organisasi, atas
dasar prinsip etika adalah setiap individu dalam organisasi memiliki tanggung jawab untuk keselamatan dari organisasi lain maupun untuk
organisasi itu sendiri Bagranoff et.al, 2008:227. Perilaku tidak beretika oleh akuntan dapat merusak reputasi dari
semua akuntan, termasuk itu juga berakibat pada seseorang yang kemungkinan memelihara tinggi standar etika Scott Henderson et.al.,
2008:1023. Banyak perbincangan mengenai perilaku beretika yang menjadi tidak sempurna tanpa mempertimbangkan teori etika secara
normative dari philosophy. Teori etika secara normative adalah
mempercayai tentang bagaimana orang seharusnya berprilaku. Mereka berusaha untuk membangun prinsip-prinsip yang menuntut orang
dalam memilih bagaimana mereka akan berperilaku Scott Henderson et.al 2008:1024.
Etika profesional meliputi standar sikap para anggota profesi yang dirancang agar praktis dan realistis, tetapi sedapat mungkin
idealis. Tuntutan etika profesi harus diatas hukum tetapi dibawah standar ideal absolut agar etika tersebut mempunyai arti dan
berfungsi sebagaimana mestinya Abdul Halim, 2001:18. Etika pengambilan keputusan dalam bisnis adalah kompleks, dengan banyak
prinsip, nilai, dan pendekatan sebagai pedoman bagi individu atau kelompok Birt et.al, 2008:60.
Etika adalah prinsip-prinsip moral dan berhubungan dengan seperti kejujuran dan integritas, keterandalan, dan akuntabilitas, dan
juga semua aspek yang lain tentang perilaku yang benar dan salah. Perilaku etis merupakan suatu “state of mind” bukanlah kumpulan
dari peraturan a collection of rules. Dalam memberikan jasa profesional, akuntan publik harus selalu memperhatikan kepentingan
publik public interest yang mereka layani. Kepercayaan publik publik trust
tidak boleh disubordinasi untuk kepentingan pribadi Amin Widjaja Tunggal, 2008:28.
Kebanyakan klien lebih menyukai auditor yang bisa dikenakan tindakan dislipiner oleh suatu organisasi profesi yang memberlakukan
kode etika yang ketat, daripada auditor-auditor yang tidak diatur. Menurut Sukrisno Agoes 2004:43, setiap manusia yang memberikan
jasa dari pengetahuan dan keahliannya pada pihak lain seharusnya memiliki rasa tanggung jawab pada pihak-pihak yang dipengaruhi
oleh jasanya itu. Kode Etik Akuntan Indonesia adalah pedoman bagi para anggota Ikatan Akuntan Indonesia untuk bertugas secara
bertanggungjawab dan objektif.
l. Tidak Mudah Percaya Skepticism