Responsif atas Kebutuhan Klien Responsiveness Mentaati Standar Umum Technical Competence

evaluasi bukti audit, dan penyediaan jasa yang lebih baik bagi klien. Auditor harus menjamin bahwa asisten yang ditugasi dalam suatu perikatan audit memperoleh pengetahuan memadai tentang bisnis untuk memungkinkan mereka melaksanakan pekerjaan audit yang didelegasikan kepada mereka. Auditor juga perlu menjamin bahwa para asisten selalu menyadari tambahan informasi dan perlunya berbagi informasi dengan auditor dan asisten lainnya SA Seksi 318, IAI, 2006.

c. Responsif atas Kebutuhan Klien Responsiveness

Semua profesi yang terkenal memiliki beberapa karakteristik umum tertentu yaitu memiliki responsibility untuk melayani masyarakat umum, memiliki dasar pengetahuan yang luas, mengikuti standar yang diakui dari profesi, dan adanya sebuah kebutuhan untuk mendapatkan kepercayaan umum. Responsibility untuk melayani masyarakat merupakan sebuah perhatian yang harus menjadi dasar yang memotivasi sebuah profesi Whittington dan Pany, 2004:61. Menurut Nasution 2004:56, responsiveness yaitu kemauan atau persiapan para karyawan untuk memberikan jasa yang dibutuhkan pelanggan. Responsibility auditor dalam melaksanakan tanggung jawab sebagai profesional yaitu auditor harus melakukan profesional yang sensitif dan pentingnya moral dalam semua aktivitas mereka Amin Widjaja Tunggal, 2008:29.

d. Mentaati Standar Umum Technical Competence

Dalam menyusun laporan keuangan, akuntan menentukan alat- alat terbaiknya untuk mengukur, menggolongkan, mengungkapkan, dan melaporkan informasi keuangan dengan mengacu pada GAAP yang sesuai. Dalam mengevaluasi kewajaran penyajian laporan keuangan, auditor menggunakan GAAP sebagai standar Amin Widjaja Tunggal, 2008:3. Berlainan dengan prosedur auditing, standar auditing mencakup mutu profesional professional qualities auditor independen dan pertimbangan judgement yang digunakan dalam pelaksanaan audit dan penyusunan audit Sukrisno Agoes, 2004:33. Anggota Kantor Akuntan Publik KAP yang melaksanakan penugasan jasa auditing, atestasi, review, kompilasi, konsultasi manajemen, perpajakan, atau jasa profesional lainnya, harus memenuhi standar beserta interpretasi yang terkait yang dikeluarkan oleh badan pengatur standar yang ditetapkan IAI yaitu kompetensi profesional, kecermatan dan keseksamaan profesional, perencanaan dan supervisi, data relevan yang memadai IAI, 2006. Standar umum berhubungan terhadap kualifikasi auditor dan terhadap kualitas kerja auditor. Setiap profesi meletakkan standar technical competence . Kompetensi auditor ditentukan oleh tiga faktor yaitu pendidikan formal unversitas untuk menjadi profesi, pelatihan parktis dan pengalaman dalam mengaudit, pendidikan profesional berkelanjutan selama karir profesional auditor. Selain kompetensi, auditor juga harus bebas dari pengaruh manajemen dalam melakukan audit dan melaporkan temuan-temuannya. Auditor harus menjaga persyaratan independen dalam AICPA’s Code of Professional Conduct Boynton dan Johnson, 2005:50. Standar auditing berkaitan dengan kriteria atau ukuran mutu kinerja tindakan yang harus dilakukan, dan berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai melalui penggunaan prosedur auditing. Standar auditing berkaitan dengan tidak hanya kualitas profesional auditor, namun juga berkaitan dengan pertimbangan yang digunakan dalam pelaksanaan auditnya dan dalam laporannya Amin Widjaja Tunggal, 2008:10. Akuntan publik harus dapat memberi keyakinan bahwa SPAP diikuti dalam setiap audit Amin Widjaja Tunggal, 2008:19. Menurut Abdul Halim 2001:35-36, standar auditing merupakan salah satu ukuran kualitas pelaksanaan auditing. IAI telah menetapkan dan mengesahkan standar auditing yang terdiri dari sepuluh standar. Standar auditing terdiri atas tiga bagian yaitu standar umum, standar pekerjaan lapangan, standar pelaporan. Standar Umum sendiri terdiri dari: 1 Audit harus dilaksanakan oleh seseorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor. 2 Dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan auditor. 3 Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama e. Independensi Independence Individual atau KAP bertanggung jawab melalui auditor–auditor mereka untuk secara independen mensertifikasi bahwa laporan keuangan perusahaan telah menyajikan hasil-hasil dari aktivitas bisnis dengan wajar dan akurat. Auditor-auditor independen diharapkan benar-benar bebas dari kepentingan-kepentingan para klien korporat mereka Ahmed Riahi Belkaoui, 2004:164. KAP harus merumuskan kebijakan dan prosedur untuk memberikan keyakinan memadai bahwa pada setiap tingkat organisasi, semua personil mempertahankan independensi sebagaimana diatur oleh Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik. Independensi independence diperlukan untuk memastikan bahwa objektivitas akan dipertahankan dalam melaksanakan audit dan penugasan atestasi attest engangement yang lain Sukrisno Agoes, 2004:18. Menurut Elder et.al 2008:85, auditor sebagai suatu pemeriksa tidak boleh bias dalam melakukan uji-uji dalam pemeriksaan, dalam penilaiaan hasil-hasil temuannya dan dalam mengeluarkan laporan hasil pemeriksaan. Komite nasional kebijakan The national Committee on Corporate Governance CCG, telah menetapkan Code for Good Corporate Governance , dan melalui code ini masyarakat dapat melakukan pengawasan langsung terhadap entitas usaha, salah satu yang diatur dalam code ini adalah bahwa auditor eksternal yang ditunjuk dalam rapat umum pemegang saham, dan kualifikasi mereka, syarat-syarat penugasan terms of reference dan remunerasi harus ditentukan oleh dewan komisaris, dengan catatan auditor yang ditunjuk tersebut memiliki lisensi yang disyaratkan dari Menteri keuangan dan terdaftar di Bapepam. Auditor eksternal tersebut harus melakukan audit yang layak dan akurat dan memelihara independensi penuh dari manajemen, direksi, dewan komisaris, pemegang saham, dan stakeholder di perusahaan Amin Widjaja Tunggal, 2008:29. Auditor harus mempertahankan objektivitas dan bebas dari benturan kepentingan dalam melaksanakan tanggung jawab profesional. Auditor dalam praktik publik harus independen dalam fakta independence in fact dan independensi dalam penampilan independence in appearance ketika memberikan jasa auditing dan jasa atestasi yang lain. Independence in fact mencakup suatu state of mind. Akuntan publik harus independence dalam sikap mental dalam seluruh masalah yang berkaitan dengan penugasan. Independence in appearance berkaitan dengan bagaimana pemakai laporan keuangan memandang independensi Amin Widjaja Tunggal, 2008:29. Akuntan seharusnya tidak dipengaruhi oleh faktor lain melebihi fakta yang ada. Mereka seharusnya tidak memberikan suatu kumpulan nasihat untuk satu klien dan kumpulan berbeda untuk klien lain dalam satu keadaan. Seharusnya mereka bekerja tidak dipengaruhi oleh identitas dari klien atau oleh konsekuensi dari nasihat yang diberikan bagi diri mereka atau pegawai klien mereka. Konflik kepentingan antara klien adalah masalah utama untuk praktisi akuntan publik. Dalam beberapa kasus, konflik bisa terjadi diantara kepentingan klien dan kepentingan dari akuntan itu sendiri. Ketika ada suatu konflik diantara klien, seorang akuntan seharusnya tidak menasehati kedua- duanya Scott Henderson et.al, 2008:1035.

f. Bersikap Hati-Hati Due Care

Dokumen yang terkait

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KLIEN BERPINDAH KANTOR AKUNTAN PUBLIK (AUDITOR CHANGES) (StudiEmpirisPada Perusahaan Manufaktur Yang terdaftarDi BEI)

0 11 13

ANALISIS FAKTOR –FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK

0 2 6

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS AUDIT PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK KOTA Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Audit Pada Kantor Akuntan Publik Kota Surakarta Dan Semarang.

0 3 14

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS AUDIT PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK KOTA Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Audit Pada Kantor Akuntan Publik Kota Surakarta Dan Semarang.

0 2 16

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pergantian Kantor Akuntan Publik Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 4 17

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pergantian Kantor Akuntan Publik ( Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia).

0 2 17

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pergantian Kantor Akuntan Publik ( Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia).

0 2 15

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pergantian Kantor Akuntan Publik Pada Perusahaan Manufaktur Di Indonesia.

0 0 13

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pergantian Kantor Akuntan Publik Pada Perusahaan Manufaktur Di Indonesia.

0 1 17

Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Penerimaan Klien Pada Kantor Akuntan

0 0 10