Langkah menguji hipotesis II:

= Varians regresi = Varians residu Jika nilai dari nilai pada taraf signifikansi 5, maka H o diterima dan menolak H a . Sebaliknya jika nilai dari nilai pada taraf signifikansi 5, maka H o ditolak dan menerima H a .

b. Langkah menguji hipotesis II:

Langkah 1: Menyatakan hipotesis statistik H o dan H a yang sesuai dengan hipotesis penelitian yang diajukan. H o = Tidak ada pengaruh positif antara kepuasan nasabah peminjam terhadap loyalitas ditinjau dari kualitas pelayanan bank untuk prosedur meminjam kredit. H a = Ada pengaruh positif antara kepuasan nasabah peminjam terhadap loyalitas ditinjau dari kualitas pelayanan bank untuk prosedur meminjam kredit. Langkah 2: Mengukur tingkat kepuasan nasabah peminjam X ₂ ditinjau dari kualitas pelayanan bank. Pengukuran dilakukan dengan membandingkan antara harapan Expectation dengan kinerja Perceived Performance dengan menggunakan rumus: F = PP – EP Keterangan: = Kepuasan Pelanggan Customer Satisfaction = Kinerja Perceived Performance = Harapan Expectation Langkah 3: Menentukan taraf kemaknaannyata level significance . Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan = 5. Penentuan ini digunakan sebagai pedoman untuk menentukanmencari nilai tabel yang sesuai dengan uji statistik, yakni uji dan uji . Langkah 4: Menentukan dan menghitung nilai koefisien korelasi sederhana antar variabel. Menggunakan teknik analisa korelasi Product Moment untuk mencari hubungan antara kepuasan nasabah peminjam X 2 dengan loyalitas nasabah peminjam Y 2 . Rumus yang digunakan, yaitu: Keterangan: = Indeks korelasi antara kepuasan nasabah dengan loyalitas = Jumlah responden sampel yang diuji = Jumlah skor kepuasan nasabah peminjam X 2 = Jumlah skor loyalitas nasabah peminjam Y 2 Interpretasi koefisien korelasi tersebut adalah Suharsimi Arikunto, 2002:245: Besarnya nilai r Interpretasi Antara 0,800 - 1,000 Antara 0,600 - 0,800 Antara 0,400 - 0,600 Antara 0,200 - 0,400 Antara 0,000 - 0,200 Tinggi Cukup Agak rendah Rendah Sangat rendah Tak berkorelasi Langkah 5: Menentukan dan menghitung nilai statistik uji untuk koefisien korelasi sederhana. Untuk menguji signifikasi nilai koefisien korelasi digunakan rumus uji t sebagai berikut Sambas Ali Muhidin, 2007:163: Keterangan: = Distribusi student = Koefisien korelasi = Number of case atau jumlah sampel Ho diterima jika artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan. Sedangkan Ho ditolak jika artinya terdapat hubungan yang signifikan. Langkah 6: Menentukan nilai atau titik kritis. ƒ Daerah kritis untuk nilai tabel t dengan derajat kebebasan dk = n – 2. ƒ Daerah kritis untuk nilai tabel F dengan derajat kebebasan dk res ba = 1 dan dk res = n – 2. Langkah 7: Menentukan dan menghitung nilai koefisien regresi sederhana. Metode ini digunakan untuk melihat ada atau tidaknya pengaruh kepuasan nasabah peminjam X 2 terhadap loyalitas nasabah peminjam Y 2 . Besarnya koefisien regresi menunjukkan adanya pengaruh kepuasan nasabah terhadap loyalitas. Rumus regresi sederhana Sambas Ali Muhidin, 2007:188: Keterangan: = Variabel tak bebas terikat, yaitu loyalitas nasabah peminjam Y 2 = Variabel bebas, yaitu kepuasan nasabah peminjam X 2 = Penduga bagi intersap = Penduga bagi koefisien regresi = Parameter yang nilainya tidak diketahui sehingga diduga menggunakan statistik sampel Rumus yang digunakan untuk mencari a dan b adalah: Keterangan: = Rata-rata skor variabel X 2 , yaitu kepuasan nasabah peminjam = Rata-rata skor variabel Y 2 , yaitu loyalitas nasabah peminjam Langkah 8: Menentukan dan menghitung nilai statistik uji untuk regresi sederhana. Rumus untuk mengetahui nilai statistik uji F adalah Sudjana, 2001:327: Keterangan: = Nilai F untuk garis regresi = Varians regresi = Varians residu Jika nilai dari nilai pada taraf signifikansi 5, maka H o diterima dan menolak H a . Sebaliknya jika nilai dari nilai pada taraf signifikansi 5, maka H o ditolak dan menerima H a . Apabila data-data statistik yang diperoleh selama penelitian berlangsung menunjukkan ketidaknormalan, maka peneliti menggunakan uji statistika nonparametrik, yaitu dengan menggunakan metoda Chi SquareChi Kuadrat 2 untuk mengetahui hubungan dan pengaruh antara variabel X dan variabel Y. Berikut ini peneliti tampilkan rumus Chi SquareChi Kuadrat Sudjana, 2001:280 untuk menguji hipotesis I dan II, yaitu: Keterangan: χ 2 = Nilai chi squarechi kuadrat = Jumlah baris ke-ijumlah kepuasan nasabah ke-i = Jumlah kolom ke-ijumlah loyalitas nasabah ke-i Berdasarkan hasil perhitungan, Ho ditolak jika χ 2 1 – α {B – 1 K – 1} dalam taraf nyata = α dan derajat kebebasan dk untuk distribusi chi kuadrat = B – 1 K – 1. Dalam hal lainnya kita terima Ho. Derajat hubungan antara faktor yang satu dengan lainnya dapat diketahui dengan membandingkan koefisien kontingensi C dengan koefisien kontingensi C maksimum. Koefisien kontingensi C dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut Sudjana, 2001:282: Keterangan: = Nilai chi squarechi kuadrat = Jumlah sampel Sedangkan koefisien kontingensi maksimum dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut Sudjana, 2001:282: Keterangan: = Harga minimum antara baris dan kolom Semakin dekat harga C kepada Cmaks, maka semakin besar derajat hubungannya. Dengan kata lain, faktor yang satu semakin berkaitan dengan faktor yang lain. Berikut ini peneliti sajikan tabel sebagai pedoman untuk mengintepretasikan hubungan antar variabel Sugiyono, 2005:216: Tabel 3.12 Pedoman Intepretasi Hubungan Antar Variabel Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000 Sangat Rendah Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat 80

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Berdirinya PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk. Kantor

Cabang Solo Slamet Riyadi Awalnya Bank Rakyat Indonesia BRI didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah pada tanggal 16 Desember 1895 oleh Raden Aria Wirjaatmadja dengan nama Hulp-en Spaarbank der Inlandsche Bestuurs Ambtenaren atau Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi yang berkebangsaan Indonesia pribumi. Pada saat itu juga aktivitas Bank Priyayi dipusatkan pada sektor pertanian karena ingin membantu memberikan modal kepada para petani untuk mengembangkan usahanya. Pada masa sebelum penjajahan Jepang, banyak bank dan Badan Perkreditan yang tumbuh dan berkembang di Indonesia, misalnya di Garut tahun 1898, di Sumatera tahun 1899, di Manado tahun 1899, dan juga di daerah-daerah lainnya. Secara organisator, Badan Perkreditan tersebut masih berdiri sendiri sehingga anggaran dasarnya belum seragam. Pada tahun 1929-1932 terjadi krisis ekonomi dunia yang menyebabkan Badan Perkreditan atau Volkbank menjadi macet. Untuk mengatasi hal tersebut, maka dibentuk Algemeene Volkscrediet Bank sebagai kelanjutan dari kinerja Bank Priyayi yang berpusat di Jakarta. Badan Perkreditan yang telah berdiri di beberapa daerah tersebut kemudian dijadikan cabang Algemeene