Sejarah Berdirinya PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk. Kantor

80

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Berdirinya PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk. Kantor

Cabang Solo Slamet Riyadi Awalnya Bank Rakyat Indonesia BRI didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah pada tanggal 16 Desember 1895 oleh Raden Aria Wirjaatmadja dengan nama Hulp-en Spaarbank der Inlandsche Bestuurs Ambtenaren atau Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi yang berkebangsaan Indonesia pribumi. Pada saat itu juga aktivitas Bank Priyayi dipusatkan pada sektor pertanian karena ingin membantu memberikan modal kepada para petani untuk mengembangkan usahanya. Pada masa sebelum penjajahan Jepang, banyak bank dan Badan Perkreditan yang tumbuh dan berkembang di Indonesia, misalnya di Garut tahun 1898, di Sumatera tahun 1899, di Manado tahun 1899, dan juga di daerah-daerah lainnya. Secara organisator, Badan Perkreditan tersebut masih berdiri sendiri sehingga anggaran dasarnya belum seragam. Pada tahun 1929-1932 terjadi krisis ekonomi dunia yang menyebabkan Badan Perkreditan atau Volkbank menjadi macet. Untuk mengatasi hal tersebut, maka dibentuk Algemeene Volkscrediet Bank sebagai kelanjutan dari kinerja Bank Priyayi yang berpusat di Jakarta. Badan Perkreditan yang telah berdiri di beberapa daerah tersebut kemudian dijadikan cabang Algemeene Volkscrediet Bank sehingga terbentuk satu kesatuan organisasi dan administrasi. Pada bulan Maret 1942 tentara Jepang memasuki dan menduduki wilayah-wilayah di Indonesia. Berdasarkan Osamu Serei No. 8 Tahun 1942, tentara Jepang dengan paksa mengganti Algemeene Volkscrediet Bank menjadi Syomin Ginto, namun dengan perjuangan yang gigih dari rakyat Indonesia akhirnya Algemeene Volkscrediet dapat dihidupkan kembali. Pada periode setelah kemerdekaan Republik Indonesia, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 1946 Pasal 1 disebutkan bahwa Bank Rakyat Indonesia adalah sebagai Bank Pemerintah pertama di Republik Indonesia. Adanya situasi perang mempertahankan kemerdekaan pada tahun 1948, menyebabkan kegiatan Bank Rakyat Indonesia sempat terhenti untuk sementara waktu dan baru mulai aktif kembali setelah perjanjian Renville pada tahun 1949 dengan berubah nama menjadi Bank Rakyat Indonesia Serikat. Tahun 1951 dikeluarkan Undang-Undang No. 12 tentang penghapusan Algemeene Volkscrediet Bank dengan diganti menjadi Bank Rakyat Indonesia Serikat sebagai pusat, sehingga tercipta satu kesatuan yang meliputi seluruh tanah air Indonesia. Sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 1951, Bank Rakyat Indonesia Serikat ditetapkan sebagai bank untuk golongan ekonomi menengah, disamping bank tersebut menjalankan tugas-tugasnya yang lama. Pada tahun itu juga Bank Rakyat Indonesia Serikat dijadikan sebagai Bank Devisa guna memenuhi kebutuhan masyarakat. Pada tahun 1960, melalui PERPU No. 41 dibentuk Bank Koperasi Tani dan Nelayan BKTN yang merupakan peleburan dari Bank Rakyat Indonesia, Bank Tani Nelayan dan Nederlandsche Maatschappij NHM. Berdasarkan Penetapan Presiden Penpres No. 9 Tahun 1965, BKTN kemudian diintegrasikan ke dalam Bank Indonesia dengan nama Bank Indonesia Urusan Koperasi Tani dan Nelayan. Setelah berjalan selama satu bulan keluar Penpres No. 17 Tahun 1965 tentang Pembentukan Bank Tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia. Dalam ketentuan baru itu, Bank Urusan Koperasi Tani dan Nelayan eks BKTN diintegrasikan dengan nama Bank Negara Indonesia unit II bidang Rural, sedangkan NHM menjadi Bank Negara Indonesia unit II bidang Ekspor Impor Exim. Berdasarkan Undang-Undang No. 14 Tahun 1967 tentang Undang- Undang Pokok Perbankan dan Undang-Undang No. 13 Tahun 1968 tentang Undang-Undang Bank Sentral, yang intinya mengembalikan fungsi Bank Indonesia sebagai Bank Sentral dan Bank Negara Indonesia Unit II Bidang Rural dan Ekspor Impor dipisahkan masing-masing menjadi dua bank, yaitu Bank Rakyat Indonesia dan Bank Ekspor Impor Indonesia. Selanjutnya berdasarkan Undang-Undang No. 21 Tahun 1968 menetapkan kembali tugas-tugas pokok Bank Rakyat Indonesia sebagai Bank Umum. Usaha bank adalah memberikan jasa perbankan seperti bank umum lainnya, selain itu juga melakukan usaha-usaha lain di bidang perkreditan sesuai TAP MPR No. XXIIMPRS1982. Melihat usaha-usaha yang telah dilakukan, maka Bank Rakyat Indonesia pada saat itu dikatakan sebagai tulang punggung rencana pembangunan dalam bidang perbankan. Untuk mengenang sejarah berdirinya Bank Rakyat Indonesia, maka berdasarkan surat keputusan Direksi Bank Rakyat Indonesia No. S.26-DIR121982 tanggal 16 Desember 1982 ditetapkan sebagai hari jadi Bank Rakyat Indonesia. Adapun Visi dan Misi dari Bank Rakyat Indonesia tersebut adalah: 1. Visi Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan nasabah. 2. Misi a. Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan pelayanan kepada usaha mikro, kecil dan menengah untuk menunjang peningkatan ekonomi masyarakat. b. Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja yang tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang profesional dengan melaksanakan praktek good corporate governance. c. Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak- pihak yang berkepentingan. Pada tanggal 27 Oktober 1988 dikeluarkan paket kebijaksanaan yang memberikan kemudahan dalam membuka cabang suatu bank. Munculnya paket kebijaksanaan tersebut mendorong Bank Rakyat Indonesia untuk tidak membuang kesempatan yang ada, yaitu membuka cabang baru, sehingga ada kesempatan yang lebih banyak untuk mengembangkan usaha perbankan. Salah satu cabang Bank Rakyat Indonesia yang termasuk dalam kantor wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta adalah cabang Solo Slamet Riyadi yang terletak di Jl. Slamet Riyadi No. 236 Surakarta. Sejak 1 Agustus 1992, berdasarkan Undang-Undang Perbankan No. 7 Tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 21 Tahun 1992, status hukum Bank Rakyat Indonesia berubah menjadi PT. Bank Rakyat Indonesia Persero yang kepemilikannya masih 100 ditangan Pemerintah. Dengan berkembangnya usaha Bank Rakyat Indonesia dalam memberikan pelayanan di bidang jasa kepada masyarakat, maka pada tanggal 10 November 2003 status hukum Bank Rakyat Indonesia berubah menjadi perusahaan publik go public. Artinya, saham yang semula dimiliki oleh pemerintah sebesar 100 kemudian diperdagangkan melalui IDX Indonesia Stock Exchange agar kepemilikan saham Bank Rakyat Indonesia tersebut dapat dimiliki oleh masyarakat umum. Berubahnya status hukum yang baru tersebut menyebabkan nama PT. Bank Rakyat Indonesia Persero menjadi PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk. Adanya perubahan nama dan status hukum PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk. menyebabkan cabang-cabang yang sebelumnya didirikan juga berubah nama dan status, salah satunya adalah PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk. Kantor Cabang Solo Slamet Riyadi. Maksud dan tujuan didirikannya PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk. Kantor Cabang Solo Slamet Riyadi tersebut adalah untuk mengembangkan ruang lingkup kinerja dari Bank Rakyat Indonesia, memberikan fasilitas kemudahan kepada masyarakat untuk melakukan transaksi penyimpanan dana maupun peminjaman dana kredit, serta sebagai perantara keuangan financial intermediary yang dapat membantu menggerakkan roda perekonomian bangsa Indonesia.

B. Struktur Organisasi PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk. Kantor