Keempat bagian tersebut merupakan pedoman praktis bila guru akan melaksanakan suatu model pembelajaran.
e. Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran.
Dampak tersebut meliputi: 1
Dampak pembelajaran, yaitu hasil belajar yang dapat diukur 2
Dampak pengiring, yaitu hasil belajar jangka panjang. f.
Membuat persiapan mengajar desain instruksional dengan pedoman model pembelajaran yang dipilihnya.
D. Model Pembelajaran Kooperatif
1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Menurut Rusman 2012: 132 pembelajaran kooperatif cooperative learning merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar an
bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur
kelompok yang bersifat heterogen. Dalam model pembelajaran kooperatif ini, guru lebih berperan sebagai fasilitator yang berfungsi sebagai
jembatan penghubung kea rah pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri. Guru tidak hanya memberikan pengetahuan pada
siswa, tetapi juga harus membangun pengetahuan dalam pikirannya. Siswa mempunyai kesempatan untuk menddapatkan pengalaman
langsung dalam menerapkan ide-ide mereka, ini merupakan kesempatan bagi siswa untuk menemukan dan menerapkan ide-ide mereka sendiri.
Strategi pembelajaran kooperatif merupakan serangkaian kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa di dalam kelompok, untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Terdapat empat hal penting dalam strategi pembelajaran kooperatif, yakni :
a. Adanya peserta didik dalam kelompok
b. Adanya aturan main role dalam kelompok
c. Adanya upaya belajar dalam kelompok
d. Adanya kompetensi yang harus dicapai dalam kelompok.
Berkenaan dengan pengelompokan siswa dapat ditentukan berdasarkan atas:
a. Minat dan bakat siswa
b. Latar belakang kemampuan siswa
c. Perpaduan antara minat dan bakat siswa dan latar kemampuan
siswa. Nurulhayati mengemukakan lima unsur dasar model cooperative
learning, yaitu : a.
Ketergantungan yang positif b.
Pertanggungjawaban individual c.
Kemampuan bersosialisasi d.
Tatap muka e.
Evaluasi proses kelompok Pembelajaran kooperatif sangat diperlukan dalam proses
pembelajaran karena siswa sering terlihat individualistis pada saat
pembelajaran. Siswa cenderurng berkompetisi secara individual, bersikap tertutup terhadap teman, kurang memberi perhatian pada teman
sekelas, bergaul hanya pada orang tertentu, ingin menang sendiri, dan sebagainya. Jika keadaan seperti ini dibiarkan tidak mustahil akan
dihasilkan warga Negara yang egois, inklusif, introfet, kurang bergaul dengan masyarakat, acuh tak acuh dengan tetangga maupun dengan
lingkungan sekitar. Gejala seperti ini kiranya mulai terlihat paa masyarakat kita, sedikit-sedikit demonstrasi, main keroyokan, saling
sikut, dan mudah terprovokasi. Ada dua komponen pembelajaran kooperatif, yakni :
a. Cooperative task atau tugas kerja sama
b. Cooperative incentive structure atau struktur intensif kerjasama.
Tugas kerjasama berkenaan dengan suatu hal yang menyebabkan anggota kelompok kerjasama dalam menyelesaikan tugas yang telah
diberikan. Sedangkan struktur intensif kerjasama merupakan sesuatu hal yang membnagkitkan motivasi siswa untuk melakukan kerja sama dalam
rangka mencapai tujuan kelompok tersebut. Pembelajaran kooperatif akan efektif digunakan apabila :
a. Guru menekankan pentingnya usaha bersama di samping usaha
secara individual b.
Guru menghendaki pemerataan perolehan hasil dalam belajar c.
Guru ingin menanamkan tutor sebaya atau belajar melalui teman sendiri
d. Guru menghenaki adanya pemerataan partisipasi aktif siswa
e. Guru menghendaki kemampuan siswa dalam memecahkan berbagai
permasaahan. 2.
Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif Karakteristik atau ciri-ciri dari pembelajaran kooperatif dapat
dijelaskan sebagai berikut. a.
Pembelajaran secara tim Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dilakukan secara tim.
Tim merupakan tempat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, tim harus mampu membuat setiap siswa belajar.
b. Didasarkan pada manajemen kooperatif
Manajemen seperti yang telah kita pelajari mempunyai tiga fungsi, yaitu:
1 Fungsi manajemens sebagai perencanaan pelaksanaan
2 Fungsi manajmen sebagai organisasi, meunjukkan bahwa
pembelajaran kooperatif memerlukan perencanaan yang matang agar pembelajaran berjalan secara efektif.
3 Fungsi manajemen sebagai control, menunjukkan bahwa dalam
pembelajaran kooperatif perlu ditentukan kriteria keberhasilan baik melalui tes maupun non tes.
c. Kemauan untuk bekerja sama
Keberhasilan kooperatif ditentukan oleh keberhasilan kelmopok, oleh karenanya prinsip kebersamaan atau kerjasama perlu
ditekankan dalam pembelajaran kooperatif. Tanpa kerjasama yang baik, pembelajran kooperatif tiak akanmencapai hasil yang optimal.
d. Keterampilan bekerja sama
Kemauan bekerjasama itu dipraktikkan melalui aktivitas dalam kegiatan pembelajaran secara berkelompok. Dengan demikian,
siswa perlu didorong untuk mau dan sanggup beinteraksi serta berkomunikasi dengan anggota lain dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan. 3.
Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif
Tabel 2.2 Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif Tahap
Tingkah Laku Guru Tahap 1
Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai paa
kegiatan pembelajaran
dan menekankan pentingnya topik yang
akan dipelajari dan memotivasi siswa belajar.
Tahap 2 Menyajikan informasi
Guru menyajikan informasi atau materi kepada siswa dengan jalan
demonstrasi atau
melalui bahan
bacaan Tahap 3
Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar
Guru menjelaskan kepada siswa bagaiaman
caranya membentuk
kelompok belajar. Tahap 4
Membimbing kelompok bekerja an belajar
Guru membimbing kelompok belajar saat mereka mengerjakan tugas
Tahap 5 Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah ipelajari.
Tahap 6 Memberikan penghargaan
Guru mencari
cara-cara untuk
menghargai baik upaya maupun hasil belajar kelompok.
E. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing