E. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing
1. Pengertian Snowball Throwing
Depdiknas mengemukakan Snowball Throwing adalah paradigma pebelajaran efektif yang merupakan rekomenasi UNESCO, yakni belajar
mengetahui learning to know, belajar bekerja learning to do, belajar hidup bersama learning to live together, dan belajar menjadi diri sendiri
learning to be .
Berasarkan uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa Snowball Throwing menurut Arahman adalah suatu metode pembelajaran yang
diawali dengan pembentukan kelompok yang diwakili ketua kelompok untuk mendapat tugas dari guru, kemudian masing-masing siswa
membuat pertanyaan yang kemudian dibentuk seperti bola kertas pertanyaannya lalu dilempar ke siswa lain yang masing-masing siswa
menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh Hamdayama, 2014:157. Langkah-langkah yang harus guru tempuh dalam melaksanaan model
snowball throwing ini adalah. a.
Guru menyampaikan materi yang akan disampaikan, dan KD yang ingin dicapai
b. Guru membentuk siswa dalam beberapa kelompok secara random,
lalu masing-masing ketua kelompok maju untuk mengambil undian optional materi yang sudah ditentukan.
c. Ketua kelompok kembali ke kelompoknya dan memberikan
penjelasan kepada anggota yang lain
d. Masing-masing siswa diberi satu lembar kertas kerja, untuk menulis
pertanyaan sesuai dengan topiknya e.
Kertas tersebut dilipat dan dimasukkan kedalam bola yang sudah disediakan lalu melamparkannya kekelompok lain sesuai dengan
instruksi guru f.
Setelah siswa mendapat bola dari kelompok lain, siswa diminta untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas tersebut secara
bergantian g.
Evaluasi h.
Refleksi i.
Penutup Dalam metode snowball throwing, guru berusaha memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan menyimpulkan isi berita atau informasi yang mereka peroleh dalam konteks nyata dan situasi yang
kompleks. Guru juga memberikan pengalaman kepada siswa melalui pembelajaran terpadu dengan menggunakan proses yang saling berkaitan
dalam situasi pembelajaran khususnya matematika. 1.
Langkah yang perlu guru lakukan untuk melakukan model pembelajaran snowball throwing adalah sebagai berikut.
1 Guru menyiapkan pertanyaan-pertanyaan.
2 Guru menyiapkan bola kecil, yang akan digunakan sebagai alat lempar.
3 Guru menerangkan cara-cara bermain snowball throwing kepada
siswa.
2. Aturan atau cara bermain snowball throwing adalah sebagaimana diterangan
berikut ini. 1
Guru melemparkan bola secara acak kepada salah satu siswa. 2
Siswa yang mendapatkan bola melemparkannya ke siswa yang lain, boleh secara acak atau secara sengaja.
3 Siswa yang mendapat bola dari temannya melemparkannya keteman
lainnya. 4
Siswa ketigaterakhir, berkewajiban untuk mengerjakan soal yang telah disiapkan oleh guru.
5 Mengulangi terus metode di atas, sampai soal yang disediakan habis
atau sampai waktu habis. 6
Guru membenarkan jika jawaban kurang tepat.
3. Kelebihan Metode Snowball Throwing
Metode snowball throwing mempunyai kelebihan yang semuanya melibatkan dan keikutsertaan siswa dalam pembelajaran. Kelebihan dari
metode ini adalah. a.
Suasana pembelajaran menjadi menyenangkan karena siswa seperti bermain dengan melempar bola kertas kepada siswa lain.
b. Siswa mendapat kesempatan untuk mengembangkan kemampuan
berpikir karena diberi kesempatan untuk membuat soal dan diberikan kepada siswa lain.
c. Membaut siswa siap dengan berbagai kemungkinan karena siswa tidak
tahu soal yang dibuat temannya seperti apa. d.
Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran e.
Penidik tidak terlalu repot membuat media karena siswa terjun langsung dalam praktik.
f. Pembelajaran menjadi lebih efektif.
g. Aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik dapat tercapai.
4. Kekurangan Metode Snowball Throwing
Di samping terdapat kelebihan tentu saja metode snowball throwing juga mempunyai kelemahan. Kelemahan dari metode ini adalah sebagai berikut.
a. Sangat bergantung pada kemampuan siswa dalam memahami materi
sehingga apa yang dikuasai siswa hanya sedikit. Hal ini dapat dilihat dari soal yang dibuat siswa biasanya hanya seputar materi yangsudah
dijelaskan atau seperti contoh soal yang telah diberikan. b.
Ketua kelompok yang tidak mampu menjelaskan dengan baik tentu menjadi penghambat bagi anggota lain untuk memahami materi
sehingga diperlukan waktu yang tidak seikit untuk siswa mendiskusikan materi pelajaran.
c. Tidak ada kuis individu maupun penghargaan kelompok, sehingga
siswa saat berkelompok kurang termotivasi untuk bekerja sama tapi tidak menutup kemungkinan bagi guru untuk menambahkan pemberian
kuis individu dan penghargaan kelompok.
d. Memerlukan waktu yang panjang.
e. Murid yang nakal cenderung berbuat onar.
f. Kelas sering kali gaduh karena kelompok dibuat oleh murid.
Akan tetapi, kelemahan dalam penggunaan metode ini dapat tertutupi dengan cara berikut.
a. Guru menerangkan terlebih dahulu materi yang akan didemontrasikan
secara singkat dan jelas disertai dengan aplikasinya. b.
Mengoptimalisasi waktu dengan cara memberi batasan dalam pembuatan kelompok dan pembuatan pertanyaan.
c. Guru ikut serta dalam pembuatan kelompok sehingga kegaduhan bisa di
atasi. d.
Memisahkan grup anak yang dianggap sering membuat gaduh dalam kelompok yang berbeda.
e. Namun, juga tidak menutup kemungkinan bagi guru untuk
menambahkan pemberian kuis individu dan penghargaan kelompok. 6.
Kondisi Belajar