Kecamatan Muara Telang mempunyai iklim tropis dan basah dengan curah hujan rata-rata 205,9 mm sepanjang tahun, dengan rata-rata hari hujan 11,5 hari
per bulan. Dengan iklim tropis basah ini , Kecamatan Muara Telang memiliki kisaran temperature antara 27
C sampai dengan 37C Kecamatan Muara Telang, 2012.
5.2 Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
Wilayah Kabupaten Banyuasin yang sebagian besar berupa dataran rendah yaitu pesisir pantai, rawa, pasang surut dan lebak mempengaruhi kehidupan sosial,
ekonomi dan budaya masyarakatnya. Dengan jumlah penduduk yang relatif besar, potensi sumberdaya manusia yang cukup besar. Jumlah penduduk yang terus
meningkat dari tahun ke tahun. yang merupakan modal dasar bagi pembangunan daerah.
Lahan pasang surut merupakan lahan marjinal yang rapuh dengan karakteristik yang tidak stabil dan selalu berubah sesuai dengan perubahan
lingkungan. Pengelolaan yang salah dari awal akan berdampak negatif dan untuk memperbaharuinya membutuhkan waktu yang lama sekali, atau bahkan tidak
dapat diperbarui sama sekali. Secara umum kendala yang dihadapi di lahan pasang surut adalah mengembangkan sosial ekonomi dan kelembagaan Purnomo,
2003.
5.2.1 Penduduk
Jumlah Penduduk Kabupaten Banyuasin Pada Tahun 2009 adalah 818.280 jiwa, yang diperoleh dari data kependudukan 15 Kecamatan. Dengan jumlah
penduduk laki-laki 412.200 jiwa dan perempuan 406.080 jiwa, sehingga Rasio Jenis Kelamin 101,151 penduduk Laki-laki dan 100 penduduk Perempuan, hal ini
meunjukkan bahwa penduduk laki-laki berjumlah lebih banyak dari penduduk perempuan. Jika dibandingkan antara jumlah penduduk dan luas wilayahnya
11.832.99 km2 maka rata-rata kepadatan penduduk Kabupaten Banyuasin pada tahun 2009 adalah 69.15 jiwaKm2. Jumlah Rumah Tangga sebanyak 196.230
KK dengan rata-rata anggota keluarga sebanyak 4.18 orang per KK.
Sedangkan pada tahun 2010 jumlah penduduk Banyuasin mengalami sedikit penurunan menjadi 797.425 jiwa, dengan kepadatan penduduk 67,39
jiwakm2. Sedangkan untuk data jumlah rumah tangga pada tahun 2010 belum tersedia, sehingga dalam penelitian ini diasumsikan bahwa rata-rata anggota
keluarga 4 orang per KK, dan diperoleh jumlah KK sebanyak 199.356 KK. Penurunan jumlah penduduk ini dikarenakan adanya migrasi penduduk keluar
daerah, baik dikarenakan bekerja maupun sekolah di luar daerah, terutama penduduk diusia sekolah dan usia produktif.
Salah satu tujuan pembangunan menyangkut kependudukan adalah meningkatkan pemerataan persebaran penduduk. Dan melalui pemerataan
penduduk secara umum dapat membantu dalam usaha peningkatan kesejahteraan penduduk. Oleh karena itu dalam usaha pemerataan penduduk idealnya komposisi
jumlah penduduk sebanding dengan luas wilayah suatu daerah BPS, 2010. Kepadatan penduduk di lokasi penelitian yaitu Kecamatan Muara Telang
adalah 48,45 jiwakm dengan luas wilayah 1.150,05 km2 dan jumlah penduduk 53.605 jiwa, dari data tersebut dapat dilihat bahwa penduduk Kecamatan Muara
Telang tidak terlalu padat atau masih jarang. Jumlah rumahtangga di Kecamatan Muara Telang sebanyak 12.856 rumah tangga, dengan rata-rata anggota rumah
tangga sebanyak 4,17 orang. Jumlah penduduk di desa yang menjadi lokasi penelitian secara rincinya dapat dilihat pada Tabel 7 berikut ini:
Tabel 7 Jumlah Penduduk DesaLokasi Penelitian No
Desa Jumlah
Penduduk jiwa
Jumlah Rumahtangga
KK Luas
Wilayah ha
1 Telang Rejo
2.883 709
3.602,0 2
Mekar Sari 2.521
772 3.299,5
Sumber : Data Penduduk Kecamatan Muara Telang 2012 Untuk lebih jelasnya data luas wilayah, jumlah kepala keluarga KK dan jumlah
penduduk jiwa yang ada dikedua desa lokasi studi ini dapat dilihat pada gambar 4. Pada gambar 4 terlihat bahwa luas wilayah dan jumlah penduduk untuk Desa Telang Rejo jauh lebih luas dan
lebih banyak daripada Desa Mekar Sari, akan tetapi jumlah KK di Desa Telang Rejo lebih sedikit dari pada Desa Mekar Sari.
Gambar 4 Data Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk, 2012.
5.2.2 Mata Pencaharian
Dengan bertambahnya jumlah penduduk suatu wilayah maka jumlah tenaga kerja juga akan bertambah, sehingga kebutuhan lapangan kerja dan usaha
baru juga meningkat. Sebagian besar penduduk bermata pencaharian di bidang pertanian, sektor ini merupakan sektor primer dan memberikan kontribusi yang
dominan dalam pendapatan regional PDRB di Kabupaten Banyuasin. Sumber utama mata pencaharian penduduk di Muara Telang adalah Petani
tanaman pangan padi. Dari hasil penelitian berdasarkan kuisioner diperoleh 71,99 persen penduduk bertani, dan sisanya bekerja sebagai buruh, pedangang,
tukang, Pegawai negri sipil, dan lain-lain. Sedangkan untuk lokasi penelitian yaitu Desa Telang Rejo dan Mekar sari dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 8. Jumlah Penduduk menurut mata pencaharian di DesaLokasi Penelitian Desa
Petani PNS Dagang
Nelayan UKM PRT Dukun
Bidan Telang Rejo
1190 6
6 5
16 15
2 Mekar Sari
1350 15
1 2
Sumber: Profil Desa Telang Rejo dan Muara Telang 2010, data diolah
Tabel 8, terlihat bahwa sebagian besar penduduk bermata pencaharian sebagai petani yaitu 95,96 di Desa Telang Rejo dan 98,68 di Desa Mekar Sari.
Untuk peralihan mata pencaharian ke aktifitas Non Farm terlihat lebih banyak terjadi di Desa Telang Rejo, sedangkan di Desa Mekar sari masih sedikit sekali.
2883 709
3602
2521 772
3299.5
500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000
Jumlah Penduduk jiwa JumlahRumahtangga KK
Luas Wilayahha
Mekar Sari Telang Rejo
5.2.3 Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu ukuran tingkat kemajuan kehidupan dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pendidikan diharapkan dapat meningkatkan
kualitas sumber daya manusia. Peningkatan pendidikan merupakan instrumen penting yang dapat membawa ke arah terwujudnya kesejahteraan masyarakat,
Bagi pemerintah keuntungan yang diperoleh melalui investasi di bidang pendidikan antara lain bahwa pendidikan merupakan salah satu cara memerangi
kemiskinan, mengurangi
ketimpangan pendapatan
dan meningkatkan
produktivitas tenaga kerja. Sedangkan bagi masyarakat, semakin baik pendidikan merupakan modal memperebutkan kesempatan kerja, sehingga pada akhirnya
dapat meningkatkan pendapatan BPS, 2010. Di Kabupaten Banyuasin, jumlah penduduk yang menempuh jenjang
pendidikan dari sekolah dasar hingga ke perguruan tinggi sampai tahun 2008 sebanyak 629.616 jiwa. Mayoritas penduduk adalah berpendidikan sampai tingkat
sekolah dasar sebanyak 420.572 jiwa 62,75 persen, dan penduduk yang berpendidikan sampai jenjang perguruan tinggi sebanyak 10.061 jiwa atau hanya
1,5 persen dari jumlah penduduk yang telah menempuh pendidikan.
Tabel 8 Jumlah Penduduk 10 tahun keatas menurut tingkat pendidikan, Kabupaten Banyuasin, 2010
No Tingkat Pendidikan
JumlahTotal
1 Tidak berijazah SD
29.698 3,98
2 SD sederajat
420.572 62,75
3 SMP sederajat
100.166 14,94
4 SMA sederajat
90.103 13,44
5 SM Kejuruan
4.347 0,64
6 Diploma III
10.582 1,57
7 Diploma III
4.669 0,69
8 D IV S1 keatas
10.061 1,50
Jumlah Total 670.198
100
Sumber: Kabupaten Banyuasin dalam Angka, 2010
Hal ini mengindikasikan masih sangat rendahnya tingkat pendidikan masyarakat di kabupaten Banyuasin. Rendahnya tingkat pendidikan akan
mempengaruhi kualitas hidup terutama pendapatan, dan cara memperoleh mata pencaharian. Semakin rendah pendidikan dan pengetahuan maka masyarakat akan
cenderung bersifat eksploitatif lahan dan usahatani yang bersifat subsisten. Sehingga perlu adanya upaya peningkatan taraf pendidikan masyarakat yang
diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat itu sendiri.
5.3 Transmigrasi
Banyuasin merupakan salah satu daerah yang menjadi lokasi penempatan transmigrasi di Sumatera Selatan. Program transmigrasi ini sejak masa orde baru
hingga sekarang masih terus dilaksanakan dengan tujuan pemerataan jumlah penduduk dan mempercepat pengembangan daerah. Dari data penempatan
transmigrasi tahun 2005 hingga 2009, Banyuasin masih menjadi tujuan utama penempatan transmigrasi di Sumatera Selatan. Jumlah transmigran yang
ditempatkan di Banyuasin pada tahun 2009 sebanyak 175 keluarga dengan jumlah 623 jiwa.
Petani transmigran berasal dari daerah di pulau Jawa, pada awal penempatannya, para transmigran ini memperoleh lahan dari pemerintah seluas
2,25 ha, dengan peruntukan untuk pemukiman dan pekarangan 0,25 ha dan lahan pertanian 2 ha, serta dipersiapkan lahan cadangan sebanyak 1 ha per KK.
Perkembangan saat ini telah mengalami perubahan baik dari jumlahnya maupun kepemilikan yang sudah berpindah hak, perubahan ini disebabkan antara lain:
1. Lahan diwariskan sehingga terjadi pemecahan kepala keluarga 2. Lahan diperjual belikan
3. Penambahan garapan di lahan cadangan dan untuk membuka lahan baru di pinggiran sungai dan hutan
Tabel 10 Penempatan Transmigran di Kabupaten Banyuasin 5 tahun terakhir Tahun
Jumlah KK Jumlah Jiwa
2006 100
364 2007
60 210
2008 100
401 2009
175 623
2010 100
368
Sumber: Banyuasin dalam angka 2010
Hingga saat ini program transmigrasi masih terus berjalan, namun bersifat swakarsa. Transmigrasi swakarsa ini dilakukan dimana transmigran hanya
diberikan fasilitas lahan pertanian sebesar 2 ha, sedangkan untuk pemukiman dan biaya kepindahan semuanya menjadi tanggungjawab transmigran sendiri. Pada
Tabel 10, terlihat bahwa penempatan transmigrasi 5 tahun terakhir di Kabupaten Banyuasin semakin sedikit. Hal ini dikarenakan jumlah penduduk yang semakin
bertambah di daerah ini sehingga luas wilayah yang tersedia sebagian besar telah dimanfaatkan untuk pemukiman dan lahan pertanian.
5.4 Sektor Pertanian
Lebih dari setengah luas wilayah Kabupaten Banyuasin dipergunakan untuk lahan pertanian, sedangkan sisanya kurang dari setengah luas wilayah
digunakan untuk lahan usaha non pertanian. Lahan pertanian dan perkebunan seluas seluas 919.767 ha terdiri dari lahan sawah 198.721 ha; perkebunan 206.124
ha; hutan 168.523 ha, rawa, tambak dan kolam 166.688 ha, tegalan dan ladang 35.934 ha sisanya tidak diusahan sebanyak 143.777 ha.
5.4.1 Pertanian Tanaman Pangan
Jumlah produksi padi tahun 2010 sebanyak 795,6 ribu ton atau naik 3,68 persen dibanding jumlah produksi tahun 2009 sejumlah 740,2 ribu ton.
Peningkatan produksi padi disebabkan meningkatnya luas panen dan penggunaan benih unggul. Saat ini di Kabupaten Banyuasin sedang dilaksanakan Program
Peningkatan Beras Nasional P2BN yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas padi melalui penyaluran pupuk bersubsidi, benih unggul dan dan
perluasan lahan sawah oleh pemerintah. Tanaman palawija meliputi tanaman ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah,
kacang kedelai dan jagung. Dari seluruh jenis tanaman palawija produksi terbanyak ubi kayu mencapai 30,3 ribu ton, diikuti jagung sebanyak 10,3 ribu ton
dan produksi ubi jalar, kacang tanah dan kacang kedelai masing-masing kurang dari 5,0 ribu ton.