Kelembagaan Petani KAJIAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
Gambar 7 Pendapatan Responden Desa Mekar Sari, 2012. Pada Gambar 7, terlihat bahwa sebagian atau 52 persen rumahtangga
responden berada diatas garis kemiskinan, dengan sebaran pendapatan antara Rp.550.000 hingga Rp.5.000.000 perkapita perbulan, dan 13 persen berada pada
garis kemiskinan dengan kisaran pendapatan Rp. 500.000 sampai Rp. 540.000 perkapita perbulan, serta 35 persen berada dibawah garis kemiskinan dengan
kisaran pendapatan antara Rp. 200.000 hingga Rp. 490.000 perkapita perbulan. Pendapatan tertinggi rumah tangga responden sebesar Rp. 4.666.667 perkapita
perbulan dan pendapatan terendah rumahtangga responden sebesar Rp. 175.500 perkapita perbulan.
Pendapatan tertinggi adalah rumahtangga responden yang memiliki lahan yang luas diatas 5 ha dan memiliki kegiatan mata pencaharian tambahan berupa
usaha penggilingan padi. Sedangkan pendapatan terendah adalah rumahtangga yang tidak memiliki lahan, dan hanya bekerja sebagai buruh tani tenaga upahan.
Hal ini membuktikan ketergantungan rumahtangga terhadap lahan masih tinggi.
Tabel 13 Pendapatan Rata-rata Rumahtangga Responden Desa Mekar Sari
Pendapatan Rata-rata Rupiah
Garis Kemiskinan Rupiah
TotalTh 53.087.500 25.920.000
TotalBln 4.423.958 2.160.000
Total KapitaBln 1.150.292 540.000
Sumber: Data Primer Diolah, 2012 -
500,000 1,000,000
1,500,000 2,000,000
2,500,000 3,000,000
3,500,000 4,000,000
4,500,000 5,000,000
1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 34 37 40 P
e n
d a
p a
ta n
R T
Pendapatan perkapitabln
Standar Garis Kemiskinan
perkapita bln
Responden
Secara keseluruhan pendapatan perkapita rata-rata rumahtangga responden desa Mekar Sari berada diatas garis kemiskinan. Standar garis kemiskinan yang
digunakan adalah standar dari Bank Dunia World Bank yaitu 2 perhari kapita. Atau setara dengan konversi rupiah sebesar Rp.18.000 perharikapita atau setara
dengan Rp. 540.000 perbulankapita.
Gambar 8 Perbandingan Pendapatan On Farm Responden Desa Mekar Sari , 2012.
Pada Gambar 8, terlihat bahwa pendapatan rumahtangga responden desa Mekar Sari yang telah melakukan kegiatan usaha tani padi sawah pasang surut
dengan dua kali tanam dalam setahun memiliki pendapatan yang lebih tinggi dibanding yang masih melakukan satu kali tanam dalam setahun, selisih
pendapatan rumahtangga responden yang melakukan usahatani 1 satu kali tanam dengan dua kali tanam rata-rata 56 persen, sehingga pendapatan rumah tangga
mengalami peningkatan yang cukup besar. Namun masih sedikit sekali rumahtangga di desa Mekar sari yang telah melakukan dua kali tanam dalam
setahun, hal ini dikarenakan beberapa kendala berupa masalah pasang surut air yang belum dapat diatasi, saluran air yang rusak dan dangkal sehingga petani
mengalami kesulitan saat air pasang cukup besar, lokasi Desa ini yang berada di pesisir muara sungai mengakibatkan lahan sawah tergenang disaat pasang, air
pasang bisa menggenangi sawah hingga satu sampai dua hari, yang mengakibatkan sawah fuso, busuk leher dan gagal panen.
20000000 40000000
60000000 80000000
10000000 12000000
14000000 16000000
18000000 20000000
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
P e
nd at
an R
T Th
Responden
2 kali panen
Th
1 kali panen
Th
Program dua kali tanam dalam setahun jelas sangat membantu peningkatan kesejahteraan petani. Hal ini membutuhkan kerjasama yang baik antara petani
dan pemerintah agar program ini terealisasi secepatnya. Dukungan infrastruktur seperti saluran irigasi, sangatlah diharapkan petani di desa ini, begitu juga peran
Penyuluh Pertanian Lapangan PPL. Jika dilihat secara kumulatif maka total pendapatan rata-rata petani yang panen 2 dua kali lebih besar dibandingkan
panen hanya 1 satu kali setahun, terlihat dari tabel 14. Tabel 14 Perbandingan Pendapatan Rata-rata Rumahtangga Responden Desa
Mekar Sari dengan Frekuensi Panen
Mata Pencaharian Pendapatan Rata-rata Rp
Rumahtangga Per Tahun
Per Bulan Perkapita
On Farm
Panen satu kali 36.250.000
3.020.833 755.208
Panen dua kali 83.312.500
6.942.708 1.735.677
Off Farm
Panen satu kali 8.400.000
700.000 175.000
Panen dua kali -
- -
Non Farm
Panen satu kali 98.800.000
8.233.333 2.058.333
Panen dua kali 107.400.000
8.950.000 2.237.500
Sumber: Data Primer Diolah, 2012
Pada Tabel 14, terlihat bahwa mata pencaharian tambahan berupa kegiatan Non Farm
di desa ini cenderung memberikan tambahan pendapatan, namun variasi kegiatan pengolahan hasil pertanian masih sangat sedikit. Rata-rata
kegiatan yang dilakukan berupa usaha penggilingan padi, jasa perontok padi, serta menjadi tengkulak, belum adanya pengetahuan petani tentang inovasi kegiatan
pengolahan hasil pertanian yang dapat memberikan nilai tambah hasil pertanian merupakan salah satu penyebab sedikitnya variasi kegiatan Non Farm, sehingga
jenis kegiatan Non Form yang ada lebih banyak pada usaha perdagangan dan jasa informal. Masukan informasi tentang inovasi baru dalam pengolahan hasil
usahatani dalam hal ini padi, sangatlah dibutuhkan untuk dapat memacu tumbuhnya kegiatan peningkatan nilai tambah hasil pertanian di desa ini.