dihubungkan.
24
Adapun konjungsi antarkalimat mencakup konjungsi seperti, oleh karena itu, maka dari itu, selanjutnya, oleh sebab itu,
walaupun demikian, dengan demikian, tambahan pula, dan lagi pula.
25
B. Pengertian Karangan
Menulis adalah suatu proses menuangkan gagasan yang hendak disampaikan kepada pembaca yang diwujudkan dengan lambang-lambang
fonem yang disepakati bersama.
26
Karangan merupakan hasil dari suatu kegiatan berbahasa tulisan. Pada dasarnya sebuah karangan itu mempunyai
kerangka. Lazimnya sebuah kerangka karangan berbentuk kalimat deklaratif atau kalimat berita yang lengkap untuk merumuskan setiap
topik, subtopik, dan sub-subtopik lainnya. Setelah kerangka selesai, tahap selanjutnya adalah pengembangan
kerangka menjadi kalimat, wacana, dan bab. Kalimat, wacana, dan bab tidak langsung menjadi tulisan yang benar dan utuh, namun masih dapat
diperbaiki atau direvisi.
27
Karangan terbagi menjadi empat jenis, yaitu karangan deskriptif, karangan ekspositoris, karangan argumentatif, dan karangan naratif. Jenis-
jenis karangan tersebut memiliki pengertian masing-masing. Jadi, dapat disimpulkan bahwa karangan adalah kumpulan dari
beberapa paragraf dan lazimnya mempunyai kerangka untuk merumuskan topik, subtopik, dan subtopik lainnya. Kerangka karangan tersebut
dikembangkan menjadi kalimat, wacana, dan bab sehingga pada akhirnya membentuk karangan yang utuh. Sebuah karangan dihasilkan melalui
proses berpikir tentang bagaimana menuangkan ide pikirnya secara teratur untuk bisa disampaikan secara tidak langsung melalui bahasa tulis.
24
Masnur Muslich, Garis-Garis Besar Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, Bandung: PT Refika Aditama, 2010, h. 115
25
Rahardi, op. cit., h. 65
26
Heri Jauhari, Terampil Mengarang dari Persiapan Hingga Presentasi, dari Karangan Ilmiah Hingga Sastra, Bandung: Nuana Cendedia, 2013, Cet. Ke-1, h. 43.
27
Ramlan A. Gani dan Mahmudah Fitriah Z.A, Disiplin Berbahasa Indonesia, Jakarta: FITK PRESS,2010, h. 145.