D. Hakikat Karangan Deskripsi
Karangan deskripsi berisi kumpulan beberapa paragraf deskripsi atau bisa disebut juga paragraf lukisan, yakni melukiskan atau
menggambarkan apa saja yang dilihat di depan mata penulisnya.
30
Menurut Alwasilah karangan deskripsi adalah karangan yang memberi gambaran verbal terhadap sesuatu yang akan ditulis, baik itu
manusia, objek, penampilan, pemandangan, atau kejadian. Cara penulisan ini menggambarkan sesuatu objek atau kejadian sedemikian rupa sehingga
pembaca dibuat seolah-olah melihat sendiri, mengalami, dan merasakan apa yang terjadi sebagaimana dipersepsikan oleh pancaindra.
31
Mahsusi mengatakan, deskripsi adalah bentuk karangan yang menggambarkan atau melukiskan sesuatu, benda, atau peristiwa.
32
Dari pendapat ahli tersebut penulis menyimpulkan pengertian karangan deskripsi adalah kumpulan paragraf yang isinya memuat
gambaran lebih untuk pembaca sehingga pembaca dapat merasakan apa yang terjadi sebagaimana yang dipersepsikan oleh pancaindra. Karangan
deskripsi hampir sama dengan karangan narasi yaitu sama-sama memberi gambaran, namun pada karangan deskripsi gambaran yang diberikan
bukan hanya sekadar gambaran tetapi gambaran lebih. Dengan gambaran yang lebih tersebut pembaca akan dapat merasakan apa yang dituliskan
penulis dengan pancaindranya. Beda halnya dengan karangan narasi yang hanya menggambarkan secara keseluruhan dan kurang mendetail jadi
pembaca hanya bisa merasakan hasil tulisan secara visual saja tidak dengan pancaindra lainnya.
Ada dua tujuan dari penulisan deskripsi yang pertama bertujuan menciptakan pengalaman pada diri pembaca deskripsi sugesti yang
30
R. Kunjana Rahardi, Penyuntingan Bahasa Indonesia untuk Karang-Mengarang, Jakarta: Erlangga, 2009, h. 166.
31
Mudrajad Kuncoro, Mahir Menulis Kiat Jitu Menulis Artikel, Opini, Kolom dan Resensi Buku, Jakarta: Erlangga, 2009, h. 72.
32
Mahsusi, Mahir Berbahasa Indonesia, Jakarta: FITK UIN Jakarta, 2004, h. 230.
kedua memberikan identifikasi atau informasi mengenai objek deskripsi ekspositoris atau teknis.
33
Menulis deskripsi juga bisa dilakukan untuk melukiskan perasaan, seperti bahagia, takut, dan sedih.
34
Lukisan dalam karangan deskripsi harus diusahakan sedemikian rupa, agar pembaca seolah-olah melihat sendiri apa yang dilukiskan
penulis.
35
Karangan deskripsi bersifat tata ruang dan tata letak karena melukiskan apa yang terlihat di depan mata.
36
E. Penelitian Yang Relevan
Penelitian tentang konjungsi telah banyak dilakukan. Baik oleh mahasiswa yang sebagai bahan penelitian untuk skripsi, tesis, atau
disertasi. Oleh karena itu penulis mencari penelitian yang hampir serupa untuk dibandingkan sebagai bukti bahwa penelitian yang penulis lakukan
memiliki perbedaan. Penelitian tentang konjungsi pernah dilakukukan oleh Ratu Nurroh, mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian yang
dilakukan membahas tentang “Konjungsi Dalam Karangan Argumentasi Melalui Penerapan Metode Latihan Individual”. Seperti penelitian
tindakan kelas PTK biasanya, penelitian ini lebih memfokuskan kepada upaya untuk merangsang siswa, sedangkan penelitian yang penulis
lakukan lebih memfokuskan kepada analisis konjungsi dalam karangan deskripsi siswa. Penelitian yang sama juga pernah dilakukan oleh Abdul
Arsudin, mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gelar S1.
Arsudin melakukan penelitian tentang “Analisis Konjungsi Pada Tajuk Rencana Dalam Harian Kompas Sebagai Sumber”. Penelitian yang
dilakukan hampir sama dengan yang penulis lakukan, namun terdapat
33
Minto Rahayu, Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian, Jakarta: PT Grasindo, 2007, h. 158.
34
Nurudin, Dasar-Dasar Penulisan, Malang: UMM Pers, 2010, Cet. Ke-2, h. 59
35
Joko Widagdho, Bahasa Indonesia Pengantar Kemahiran Berbahasa di Perguruan Tinggi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1994, h. 109.
36
Zaenal Arifin dan S. Amran Tasai, Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, Jakarta; Akademika Pressindo, 2010 h. 131.