Alasan Pentingnya Aktivitas Belajar dalam Pembelajaran

16 Wina Sanjaya 2008: 131-132 menybutkan kompetensi sebagai tujuan di dalamnya terdapat beberapa aspek, yaitu: 1 Pengetahuan knowledge. Kemampuan dalam bidang kognitif 2 Pemahaman understanding. Yaitu kedalaman pengetahuan yang dimiliki setiap individu. 3 Kemahiran skill. Yaitu kemampuan individu untuk melaksanakan secara praktis tentang tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya. 4 Nilai value. Yaitu norma-norma yang dianggap baik oleh setiap individu. 5 Sikap attitude. Yaitu pandangan individu terhadap sesuatu. 6 Minat interest. Yaitu kecenderungan individu untuk melakukan sesuatu perbuatan. Wina Sanjaya 2008:133-134 mengklasifikasikan kompetensi mencakup: 1 Kompetensi Lulusan. Yaitu kemampuan minimal yang harus dicapai oleh peserta didik setelah tamat mengikuti pendidikan pada jenjang atau satuan pendidikan tertentu. 2 Kompetensi Standart. Yaitu kemampuan minimal yang harus dicapai setelah anak didik menyelesaikan suatu mata pelajaran tertentu pada setiap jenjang pendidikan yang diikutinya. 3 Kompetensi Dasar. Yaitu kemampuan minimal yang harus dicapai peserta didik dalam penguasaan konsep atau materi pelajaran yang diberikan dalam kelas pada jenjang pendidikan tertentu. Dilihat dari tujuan kurikulum, kompetensi dasar termasuk pada tujuan pembelajaran. Belajar tidak cukup hanya sampai mengetahui dan memahami, kompetensi yang harus dimiliki siswa selama proses dan sesudah pembelajaran meliputi: 1 Ranah kognitif. Ranah kognitif berorientasi pada kemampuan berfkir yaitu mengingat, sampai pada kemampuan memecahkan masalah yang menentukan siswa untuk mengembangkan dan menggabungkan gagasan, metode atau prosedur yang sebelumnya dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut. 2 Ranah afektif. Ranah afektif merupakan ranah yang berhubungan dengan perasaan emosi, sistem nilai dan sikap hati attitude yang menunjukkan pnerimaan atau penolakan terhadap sesuatu. 3 Ranah psikomotor. Kawasan psikomotor adalah kawasan yang berorientasi kepada ketrampilan motorik yang berhubungan dengan anggota tubuh atau tindakan action yang memerlukan koordinasi antara syaraf dan otot. 17 Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kompetensi adalah pengetahuan, ketrampilan, dan nilai-nilai dasar yang didapatkan dari pendidikan atas latihan sebagai kemampuan melaksanakan tugas dan pekerjaan buan hanya kemampuan secara kognitif maupun psikomotorik akan tetapi juga kemampuan untuk bersikap.

b. Kompetensi Pembuatan Pola Celana Panjang Pria

Materi kompetensi membuat pola celana panjang pria pada penlitian ini disesuaikan dengan materi yang telah disusun sekolah tempat penelitian berlangsung. Jumlah tatap muka mata pelajaran KHM Tata Busana di MAN Godean adalah satu kali tatap muka dengan jumlah 5 jam pelajaran x 45 menit. Materi yang disampaikan disesuaikan dengan silabus pembelajaran KHM Tata Busana kelas XI semester dua tahun ajaran 20132014 pada kompetensi dasar membuat pola celana panjang pria. Berikut materi pembelajaran dalam penelitian ini: 1 Pengertian Pola Celana Panjang Pria. a Pengertian Pola Menurut Porrie Muliawan 1997:2 pola adalah suatu potongan kain atau kertas yang dipakai sebagai contoh dalam membuat busana ketika bahan tersebut digunting. Pola dasar dibuat berdasarkan model pakaian, dan ukurannya disesuaikan dengan ukuran badan pemakai. Ada dua teknik utama dalam membuat pola dasar yaitu konstruksi datar yang menggambar pola di atas kertas dengan memakai pengukuran-pengukuran yang akurat dan konstruksi padat pola

Dokumen yang terkait

ANALISIS KEMAMPUAN MEMBUAT POLA CELANA PANJANG SISWA KELAS XI TATA BUSANA SMK NEGERI 1 LAGUBOTI.

0 2 24

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI MEMBUAT POLA KEMEJA MELALUI METODE COLLABORATIVE LEARNING PADA SISWA KELAS XI BUSANA BUTIK SMK N 6 YOGYAKARTA.

0 0 361

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN PAPAN FLANEL TERHADAP PENCAPAIAN KOMPETENSI PEMBUATAN CELANA PANJANG PRIA DI SMK N 2 GODEAN.

0 2 233

PENERAPAN MEDIA FLIPCHART UNTUK PENINGKATAN KOMPETENSI MEMBUAT POLA DASAR ROK PADA MATA PELAJARAN KETERAMPILAN TATA BUSANA DI MAN YOGYAKARTA III.

1 2 216

PENINGKATAN KOMPETENSI MENJAHIT BLUS DENGAN METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI DAN LATIHAN PADA SISWA KELAS X MAN GODEAN.

2 21 309

PENERAPAN METODE LEARNING TOGETHER UNTUK PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR DALAM PENCAPAIAN KOMPETENSI PEMBUATAN POLA KEMEJA DI SMK NEGERI 1 PANDAK.

0 0 347

PENERAPAN METODE LEARNING TOGETHER UNTUK PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR DALAM PENCAPAIAN KOMPETENSI PEMBUATAN POLA KEMEJA DI SMK NEGERI 1 PANDAK.

0 0 347

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA WORKING MODEL DENGAN FLIP CHART TERHADAP PENCAPAIAN KOMPETENSI MENJAHIT CELANA PANJANG WANITA DI SMKN 3 KLATEN.

1 27 281

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION) UNTUK MENINGKATAN KOMPETENSI MEMBUAT POLA BLUS MATA PELAJARAN KHM BUSANA KELAS X DI MAN GODEAN.

0 0 263

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN PEER TUTORING UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI MEMBUAT POLA ROK SISWA KELAS X DI SMK MA’ARIF 2 SLEMAN YOGYAKARTA.

0 0 102