Perencanaan Aksi Siklus I Pelaksanaan Aksi Siklus I

51 dapat meningkatkan aktivitas siswa dan keterampilan bercerita Bahasa Jawa siswa kelas IV SD Muhammadiyah Nglatihan.

2. Deskripsi Pelaksanaan Aksi Siklus I

a. Perencanaan Aksi Siklus I

Tahap pertama yang dilakukan pada siklus I adalah perencanaan. Tahap perencanaan dimulai dari penemuan adanya masalah kemudian merancang aksi yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut. Setelah mengetahui kondisi pembelajaran Bahasa Jawa di kelas IV SD Muhammadiyah Nglatihan, peneliti dan guru melakukan identifikasi masalah. Identifikasi masalah menunjukkan bahwa keterampilan bercerita Bahasa Jawa siswa kelas IV SD Muhammadiyah Nglatihan masih rendah. Setelah itu peneliti dan guru menentukan solusi sebagai upaya meningkatkan keterampilan bercerita Bahasa Jawa dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Solusi yang dipilih oleh peneliti guru adalah dengan menerapkan metode sosiodrama pada pembelajaran keterampilan bercerita Bahasa Jawa. Selanjutnya peneliti dan guru mendiskusikan tahap perencanaan siklus I dengan hasil sebagai berikut. 1 Peneliti dan guru menetapkan waktu pelaksanaan penelitian tindakan kelas. Waktu penelitian dilakukan berdasarkan jadwal mata pelajaran Bahasa Jawa yang telah disusun oleh SD Muhammadiyah Nglatihan, yaitu pada hari Kamis selama dua jam pelajaran 70 menit. 52 2 Peneliti dan guru merancang skenario pembelajaran, perangkat pembelajaran, dan instrumen penelitian mulai dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, lembar observasi siswa dan guru, lembar penilaian, serta naskah sosiodrama.

b. Pelaksanaan Aksi Siklus I

Pelaksanaan aksi disesuaikan dengan skenario pembelajaran yang telah disusun oleh peneliti dan guru pada tahap perencanaan. Skenario pembelajaran yang disusun bersifat dinamis. Artinya, skenario pembelajaran yang disusun dapat berubah karena tidak tertutup pada kemungkinan yang akan terjadi saat proses pembelajaran berlangsung. Secara garis besar aksi yang dilakukan adalah melaksanakan pembelajaran keterampilan bercerita Bahasa Jawa dengan metode pembelajaran sosiodrama. Pelaksanaan aksi pada siklus I terdiri atas tiga kali pertemuan. Ketiga pertemuan tersebut dijelaskan sebagai berikut. 1 Pertemuan Pertama Siklus I Pertemuan pertama pada siklus I dilakukan pada hari Kamis, 14 Januari 2016. Proses pembelajaran dimulai dari pukul 10.15 WIB dan berakhir pada pukul 11.25 WIB. Kegiatan pertama yang dilakukan yaitu guru menunjukkan gambar tentang adab bertamu. Setelah itu guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai pengalaman siswa dalam bertamu dan bagaimana adab bertamu sesuai unggah- ungguh yang tepat. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan 53 pembelajaran yaitu melalui sosiodrama siswa dapat mendemonstrasikan cara bertamu dengan unggah-ungguh yang tepat. Setelah menyampaikan tujuan pembelajaran, guru menginformasikan bahwa siswa akan belajar mendemonstrasikan cara bertamu dengan unggah-ungguh yang tepat melalui metode sosiodrama. Guru menjelaskan pengertian metode sosiodrama, langkah-langkah metode sosiodrama, adanya kelompok pemeran drama dan pengamat drama, serta tugas kelompok pemeran drama dan pengamat drama. Guru memberitahukan bahwa drama yang akan dilaksanakan berjudul “Mara Tamu” dengan naskah yang telah dipersiapkan guru. Kegiatan selanjutnya yaitu guru membagi siswa menjadi empat kelompok, setiap kelompok beranggotakan tiga siswa. Kelompok tersebut dibagi berdasarkan letak tempat duduk. Kemudian siswa duduk bersama anggota lainnya. Setelah itu guru bertanya, kelompok siapakah yang berani menjadi kelompok pemeran. Berhubung tidak ada kelompok yang berani, maka guru mengambil aksi dengan cara mengundi. Guru membuat empat kertas undian. Dari keempat kertas tersebut, satu diantaranya bertuliskan kelompok pemeran dan tiga lainnya bertuliskan kelompok pengamat. Selanjutnya guru meminta setiap perwakilan kelompok untuk maju mengambil kertas undian, sehingga terpilihlah satu kelompok yang menjadi kelompok pemeran. Setelah itu guru memberikan 54 naskah sosiodrama yang berjudul “Mara Tamu” kepada kelompok pemeran, sedangkan tiga kelompok pengamat diminta untuk mempersiapkan tata panggung. Tiga kelompok tersebut kemudian bersama-sama mempersiapkan tata panggung dengan mengubah letak tempat duduk menyerupai huruf U. Saat tiga kelompok pengamat sedang mempersiapkan tata panggung, kondisi kelas menjadi gaduh. Keadaan tersebut mengganggu kelompok pemeran dalam mempelajari dan menghafal naskah drama. Oleh sebab itu, guru meminta kelompok pemeran untuk menghafal naskah di perpustakaan. Guru membimbing kelompok pemeran agar berdialog dengan suara yang jelas serta tampil dengan percaya diri. Setelah 15 menit berlatih, kelompok pemeran kembali ke ruang kelas. Kegiatan berikutnya yaitu guru membagi lembar pengamatan pemeran drama kepada setiap kelompok pengamat dan menjelaskan bagaimana cara mengisi lembar tersebut. Setelah itu guru memberi arahan bagi kelompok pengamat agar tenang dan tidak mengganggu jalannya drama. Selama drama berlangsung, guru dan kelompok pengamat memperhatikan jalannya drama. Setelah drama selesai, kelompok pengamat dibimbing untuk memberi apresiasi kepada kelompok pemeran dengan bertepuk tangan, kemudian kelompok pemeran dipersilakan untuk kembali ke tempat duduk. 55 Langkah berikutnya, kelompok pengamat mengisi lembar pengamatan pemeran drama. Guru berkeliling untuk membantu siswa dalam mengisi lembar tersebut. Setelah itu, guru meminta agar setiap kelompok membacakan hasil pengamatan mereka tentang bagaimana penampilan pemeran drama. Setiap kali perwakilan kelompok selesai membacakan hasil pengamatan, guru dan siswa dari kelompok lain membahas secara bersama-sama. Selanjutnya guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya tentang hal yang tidak dimengerti, kemudian siswa menarik kesimpulan materi pembelajaran melalui bimbingan guru. Sebelum mengakhiri pembelajaran, guru memberikan tugas kepada setiap kelompok untuk membuat naskah sosiodrama mengenai kesan yang paling menarik berkaitan dengan upacara adat Sekaten. Guru juga berpesan agar siswa dapat membiasakan diri bertamu dengan unggah- ungguh yang tepat. Setelah itu siswa diminta untuk beristirahat. 2 Pertemuan Kedua Siklus I Pertemuan kedua pada siklus I dilakukan pada hari Kamis, 21 Januari 2016. Proses pembelajaran dimulai dari pukul 10.15 WIB dan berakhir pada pukul 11.25 WIB. Proses pembelajaran diawali oleh guru dengan menyampaikan apersepsi melalui pertanyaan tentang tugas yang diberikan pada pertemuan sebelumnya yaitu membuat naskah sosiodrama mengenai kesan yang paling menarik berkaitan 56 dengan upacara adat Sekaten, kemudian siswa diminta untuk berkumpul dengan kelompok seperti pada pertemuan sebelumnya. Guru mengingatkan kembali tentang langkah pembelajaran sosiodrama, tugas kelompok pemeran dan kelompok pengamat. Kemudian setiap kelompok maju untuk mengambil kertas undian, sehingga terpilihlah kelompok pemeran. Guru memberi waktu 10 menit bagi kelompok pemeran untuk melakukan persiapan, setelah itu guru membagikan lembar pengamatan pemeran drama kepada setiap kelompok pengamat. Selama drama berlangsung, kelompok pengamat drama memperhatikan jalannya drama. Setelah drama berlangsung, guru membimbing kelompok pengamat untuk mengisi lembar pengamatan. Setelah itu, guru memimpin diskusi kelas untuk mendengarkan hasil kerja masing- masing kelompok pengamat tentang penampilan pemeran drama dan kesalahan bahasa yang terjadi dalam drama. Setiap kali perwakilan kelompok selesai membacakan hasil pengamatan, kelompok lain berkomentar dan saling bertukar pendapat. Aktivitas selanjutnya yaitu guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami. Setelah itu siswa menyimpulkan materi pembelajaran melalui bimbingan guru. Guru menutup pembelajaran dengan meminta siswa untuk beristirahat. 57 3 Pertemuan Ketiga Siklus I Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Kamis, 28 Januari 2016. Pembelajaran berlangsung dimulai pada pukul 10.15 WIB dan berakhir pada pukul 11.25 WIB. Pada pertemuan ketiga ini, guru mengawali pembelajaran dengan melakukan tanya jawab tentang kesan pembelajaran sosiodrama pada pertemuan sebelumnya. Guru kembali mengingatkan materi pada pembelajaran sosiodrama. Langkah selanjutnya yaitu guru memberitahukan tujuan pembelajaran bercerita yang akan dicapai. Setelah itu guru menjelaskan tentang materi yang akan diceritakan oleh siswa serta bagaimana bercerita dengan baik. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal yang belum jelas. Siswa diminta untuk menulis pokok-pokok cerita. Setelah itu satu per satu siswa bercerita di depan kelas sesuai urutan nomor absen. Guru memberi respon positif berupa pujian dan koreksi yang wajar tentang penampilan siswa ketika bercerita. Guru mengakhiri pembelajaran dengan membimbing siswa untuk merangkum proses pembelajaran kemudian guru meminta siswa untuk beristirahat.

c. Observasi

Dokumen yang terkait

Peningkatan keterampilan menyimak melalui penerapan metode bercerita pada siswa kelas II SDN Pamulang Permai Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014

20 223 100

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENNGUNAKAN METODE SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS IV SD Peningkatan Keterampilan Berbicara Dengan Menngunakan Metode Sosiodrama Pada Siswa Kelas Iv Sd Muhammadiyah 10 Tipes Kecamatan Serengan Kota Surakarta Tahun Pe

0 0 17

PENDAHULUAN Peningkatan Keterampilan Berbicara Dengan Menngunakan Metode Sosiodrama Pada Siswa Kelas Iv Sd Muhammadiyah 10 Tipes Kecamatan Serengan Kota Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012.

0 1 7

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENNGUNAKAN METODE SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS IV SD Peningkatan Keterampilan Berbicara Dengan Menngunakan Metode Sosiodrama Pada Siswa Kelas Iv Sd Muhammadiyah 10 Tipes Kecamatan Serengan Kota Surakarta Tahun Pe

0 1 19

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbicara Bahasa Krama Dalam Pembelajaran Bahasa Jawa Dengan Metode Sosiodrama dan Bermain Peran Siswa Kelas IV SDN 2 Jomboran kabupaten Klaten Tahun Pelajaran 2011/2012.

0 2 17

PENDAHULUAN Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbicara Bahasa Krama Dalam Pembelajaran Bahasa Jawa Dengan Metode Sosiodrama dan Bermain Peran Siswa Kelas IV SDN 2 Jomboran kabupaten Klaten Tahun Pelajaran 2011/2012.

0 1 5

HUBUNGAN INTENSITAS MEMBACA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV SD GUGUS II PENGASIH KULON PROGO TAHUN AJARAN 2015/2016.

8 45 116

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SISWA KELAS IV SD N KREBET, PANJATAN, KAB. KULON PROGO MENGGUNAKAN METODE KARYAWISATA.

0 0 229

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN METODE FIELD TRIP DI KELAS IV SD NEGERI GEGULU KULON PROGO.

2 7 192

geologi regional kulon progo, kabupaten kulon progo, yogyakarta

6 49 9