2.1.11 Memprediksi waktu yang akan datang atau
berlalu pada notasi 24 jam 38, 39,
40 2.1.12 Memutuskan waktu
jeda suatu pekerjaan dengan menggunakan notasi 24
jam. 41, 42,
43, 44
2.1.13 Menyusun waktu dari yang paling awal
hingga akhir menggunakan notasi 24 jam.
45, 46, 47
2.1.14 Merumuskan jadwal sesuai dengan waktu yang
telah disediakan. 48, 49,
50
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
dokumentasi, dengan cara mengorganisasi data ke dalam kategori, menjabarkan ke unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola,
memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain
Sugiyono, 2012: 335. Teknik analisis data yang dilakukan oleh peneliti berdasarkan jenis data yang digunakan, yaitu data kualitatif dan kuantitatif.
1. Data Kualitatif
Data kualitatif merupakan data hasil dari wawancara dari guru kelas V SD. Data kualitatif juga diperoleh dari komentar ahli dan guru dari
validasi desain produk. Analisis data kualitatif dilakukan peneliti pada instrumen wawancara dengan cara membuat kesimpulan dari hasil
wawancara yang dilakukan oleh peneliti. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Data Kuantitatif
Data kuantitatif digunakan untuk menilai kelayakan tes hasil belajar. Data kuantitatif diperoleh dari kuesioner penilaian tiga orang ahli, dua
guru serta analisis butir soal. Analisis butir soal meliputi validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda dan analisis pengecoh dari
soal yang telah dibuat. Peneliti menggunakan bantuan dari aplikasi TAP Test Analiysis Program version 14.7.4 untuk menghitung data
analisis butir soal. Analisi data kuantitatif dijabarkan sebagai berikut: a.
Kuesioner Data kuantitatif dari angket disajikan dalam bentuk skor dari
hasil penialaian pengembangan tes hasil belajar. Tes hasil belajar yang telah divalidasi oleh ahli dan guru kemudian dihitunga validitasnya.
Skor tersebut kemudian dikonversikan menjadi data kuantitatif skala lima. Penentuan kriteria validitas produk dikembangkan dengan
mengacu pada kriteria penilaian dengan skala lima yang dikembangkan oleh Widoyoko 2009: 238.
Tabel 3.4 Kategori Skor Kuesioner
Interval Skor Kategori
X X
i
+ 1,80 SB
i
Sangat Baik X
i
+ 0,60 SB
i
X ≤ X
t
+ 1,80 SB
i
Baik X
i
- 0,60 SB
i
X ≤ X
i
+ 0,60 SB
i
Cukup X
i
– 1,80 SB
i
X ≤ X
i
– 0,60 SB
i
Kurang Baik X
≤ X
i
- 1,80 SB
i
Sangat Kurang Baik
Keterangan: X
t
: rerata ideal = skor maksimal ideal + skor minimal
ideal SB
i
: simpangan baku ideal =
6
skor maksimal ideal - skor minimal ideal
Setelah didapat data-data kuantitatif untuk merubah menjadi data kualitatif dilakukan perhitungan sebagai berikut:
Diketahui: Skor maksimal ideal
= 4 Skor minimal ideal
= 1 Rerata ideal X
t
= 4 + 1 = 2,5 Simpangan baku ideal
=
6
4 – 1 = 0,5
Kategori Skor: Kategori sangat baik
= X X
t
+ 1,80 SB
i
= X 2,5 + 1,80 x 0,5 = X 2,5 + 0,9
= X 3,4 Kategori baik
= X
i
+ 0,60 SB
i
X ≤ X
t
+ 1,80 SB
i
= 2,5 + 0,60 x 0,5 X ≤ 2,5 + 1,80 x
0,5 = 2,5 + 0,3 X
≤ 2,5 + 0,9 = 2,8 X
≤ 3,4 Kategori cukup baik
= X
i
- 0,60 SB
i
X ≤ X
i
+ 0,60 SB
i
= 2,5 – 0,60 x 0,5 X ≤ 2,5 + 0,60 x
0,5 = 2,5
– 0,3 X ≤ 2,5 + 0,3 = 2,2 X ≤ 2,8
Kategori kurang baik = X
i
– 1,80 SB
i
X ≤ X
i
– 0,60 SB
i
= 2,5 – 1,80 x 0,5 X ≤ 2,5 – 0,60 x
0,5 = 2,5
– 0,9 X ≤ 2,5 – 0,3 = 1,6 X
≤ 2,2 Kategori sangat kurang baik = X
≤ X
i
- 1,80 SB
i
= X ≤ 2,5 – 1,80 x 0,5
= X ≤ 2,5 – 0,9
= X ≤ 1,6
Skor yang diperoleh dikategorikan berdasarkan kriteria sebagai berikut:
Tabel 3.5 Konversi Kategori Skor
Interval Skor Kategori
3,5 – 4,00
Sangat Baik 2,9
– 3,4 Baik
2,3 – 2,8
Cukup 1,7
– 2,2 Kurang Baik
1 – 1,6
Sangat Kurang Baik
Konversi kategori skor menjadi acuan dalam pengkategorian skor yang diperoleh dari penilaian yang dilakukan para ahli dan
guru dalam penilaian kualitas produk perangkat tes hasil belajar. Hasil validasi yang tergambarkan kemudian dijelaskan. Penjelasan
tersebut menunjukkan kelayakan tes hasil belajar untuk diujicobakan atau tidak.
b. Tes
1 Validitas
Tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan kriteria. Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesajajaran
adalah teknik korelasi biserial yang dikemukakan oleh Mulyasa, 2009: 61. Korelasi biserial adalah korelasi product moment yang
diterapkan pada data, dimana variabel-variabel yang dikorelasikan sifatnya berbeda. Rumus korelasi biserial yaitu:
Y
pbl
=
− ��
√
Keterangan: Y
pbl
= koefisen korelasi biserial M
p
= rerata dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari validitasnya.
M
t
= rerata skor total S
t
= standar deviasi dari skor total proporsi p
= proporsi siswa yang menjawab benar � =
banyaknya siswa yang menjawab benar jumlah seluruh siswa
q = proporsi siswa yang menjawab salah q = 1
– p PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Hasil perhitungan yang digunakan pada soal berdasarkan signifikansi 5 untuk N= 32 nilai r
xy
≥ 0,349 dan N= 33 nilai r
xy
≥ 0, 344 . Berdasarkan Masidjo 1995: 243 interpretasi validitas
dibagi menjadi 5 yaitu: Tabel. 3.6 Kriteria Validitas
Koefisien Korelasi Kualifikasi
0,91 – 1,00
Sangat Tinggi 0,71
– 0,90 Tinggi
0,41 – 0,70
Cukup 0,21- 0,40
Rendah negatif
– 0,20 Sangat Rendah
Kriteria validitas yang digunakan pada soal adalah yang memiliki koefisien korelasi ≥ 0,34.
2 Reliabilitas
Relibilitas tes berhubungan dengan masalah ketepatan hasil tes Arikunto, 2012: 100. Apabila dilakukan beberapa kali
pengujian menunjukan hasil yang sama. Uji relibilitas yang digunakan peneliti adalah metode belah dua atau Split-half Method
dengan cara membelah atas pembelahan ganjil dan genap. Langkah pertama menggunakan rumus product moment dengan angka kasar:
r
xy
=
. ∑ − ∑ ∑
√[ .∑
2
− ∑ ²] [ .∑ ²− ∑ ²]
Keterangan: r
xy
= koefisien korelasi antara variable X dan variabel Y, dua variabel yang dikorelasikan
Langkah kedua menggunakan formula Spearman-Brown sebagai berikut:
2r
⁄ ⁄ 1 +
2r
⁄ ⁄ Keterangan:
2r
⁄ ⁄ = Korelasi antara skor-skor setiap belahan tes
r
11
= Korelasi reliabiltas yang sudah disesuaikan Berdasarkan Masidjo 1995: 209 interpretasi reliabilitas dibagi
menjadi 5 yaitu: Tabel. 3.7 Kriteria Reliabilitas
Koefisien Korelasi Kualifikasi
0,91 – 1,00
Sangat Tinggi 0,71
– 0,90 Tinggi
0,41 – 0,70
Cukup 0,21- 0,40
Rendah negatif
– 0,20 Sangat Rendah
Reliabilitas yang digunakan pada penelitian ini untuk menyatakan bahwa soal reliabel adalah ≥ 0,41 yang sudah
termasuk kategori reliabilitas cukup. 3
Daya Pembeda Angka yang menunjukkan besarnya daya pembedadisebut
indeks diskriminasi, disingkat D d besar. Seperti halnya indeks kesukaran, indeks diskriminasi ini berkisar antara 0,00 sampai
1,00. Pada indeks diskriminasi mengenal tanda negatif -. Tanda negatif pada indeks diskriminasi digunakan jika suatu soal
r
11 =
“terbalik” menunjukkan kualitas testee. Yaitu anak pandai disebut kurang pandai dan anak kurang pandai disebut pandai Arikunto,
2012: 226. Rumus mencari D adalah:
� =
�
-
�
= P
A -
P
B
Di mana : J
= jumlah peserta tes J
A
= banyaknya peserta kelompok atas J
B
= banyaknya peserta kelompok bawah B
A
= banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar
B
b
= banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar
P
A
= proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar ingat, P sebagai indeks kesukaran
P
B
= proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Klasifikasi daya pembeda adalah sebagai berikut: Tabel 3.8 Klasifikasi Daya Pembeda
No. Rentang Nilai
Kategori
1 0,00
– 0,20 Jelek
2 0,21
– 0,40 Cukup
3 0,41
– 0,70 Baik
4 0,71
– 1,00 Baik Sekali
Berdasarkan kriteria daya pembeda di atas, peneliti menetapkan kriteria baik 0,41- 0,70 dan kriteria baik sekali 0,71-
1,00 untuk menyatakan soal tersebut dikatakan dapat membedakan kelompok atas dengan kelompok bawah.
4 Tingkat Kesukaran
Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu soal disebut indeks kesukaran difficulty index. Besarnya indeks
kesukaran antara 0,01 sampai dengan 1,0. Indeks kesukaran ini menunjukkan taraf kesuakaran soal. Soal dengan indeks kesukaran
0,0 menunjukkan bahwa soal itu terlalu sukar, sebaliknya indeks 1,0 menunjukkan bahwa soalnya terlalu mudah. Di dalam istilah
evaluasi, indeks kesukaran ini diberi simbol P p besar, singkatan dari kata “proporsi” Arikunto, 2012: 223.
Rumus menacari P adalah :
� =
� ��
Di mana: P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Menurut ketentuan yang sering diikuti, indeks kesukaran sering diklasifikasikan sebagai berikut:
Tabel 3.9 Klasifikasi Tingkat Kesukaran
No. Rentang Nilai
Kategori
1 0,00 - 0,30
Sukar 2
0,31 - 0,70 Sedang
3 0,71 - 1,00
Mudah
5 Analisis Pengecoh
Arikunto 2012: 234 mengemukakan bahwa distrakator atau pengecoh dikatakan dapat berfungsi dengan baik apabila pengecoh
paling sedikit dipilih 5 dari peserta tes. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab IV ini berisi tentang uraian hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengembanga tes hasil belajar matematika Kompetensi Dasar menuliskan tanda
waktu dengan menggunakan notasi 24 jam untuk siswa kelas V SD. Hasil penelitian dan pembahasan akan diuraikan sebagai berikut:
A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini membahas tentang proses pengembangan dan kualitas tes hasil belajar.
1. Langkah-Langkah Penelitian Pengembangan
Pengembangan tes hasil belajar Kompetensi Dasar menuliskan tanda waktu dengan menggunakan notasi 24 jam untuk siswa kelas V SD
dikembangkan berdasarkan modifikasi langkah-langkah penelitian dan pengembangan Borg and Gall. Langkah-langkah penelitian dan
pengembangan dimodifikasi menjadi tujuh langkah dan dijabarkan sebagai berikut:
b. Potensi dan Masalah
Penelitian ini diawali dengan analisis kebutuhan untuk mencari potensi masalah penelitian. Analisis kebutuhan menjadi bahan dasar
pengembangan tes hasil belajar ini. Analisis kebutuhan dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai kebutuhan dari pengembangan tes hasil
belajar pada mata pelajaran matematika. Analisis kebutuhan dilakukan dengan cara wawancara. Peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas
VA SD Negeri Denggung pada hari Rabu tanggal 5 Agustus 2015.