Penelitian yang Relevan Kerangka Berpikir

25 5 Lidah merupakan indera perasa, lidah dapat merespon berbagai rasa seperti asam, manis, pahit, dan sebagainya.

2.2 Penelitian yang Relevan

Wulandari 2016 mengembangkan media pembelajaran membaca dan menulis permulaan berbasis Metode Montessori. Dalam Skrispisnya Peneliti mengembangkan kotak huruf sebagai media pembelajaran membaca dan menulis. Media pembelajaran yang dikembangkan memiliki kualitas sangat baik dilihat dari perolehan skor validasi ahli. Perolehan skor rerata yang didapatkan yaitu sebesar 3,82. Yaitu masuk dalam kategori sangat baik. Terjadi kenaikan hasil pretest dan posttest yaitu sebesar 26. Widyaningrum 2015 mengembangkan media pembelajaran pembelajaran IPA materi panca indera manusia berbasis metode Montessori. Media pembelajaran papan penjumlahan dan pengurangan berbasis metode Montessori yang dikembangkan memiliki kualitas sangat baik dilihat dari perolehan skor validasi ahli. Perolehan skor rerata yang didapatkan yaitu sebesar 3,73. Yaitu masuk dalam kategori sangat baik. Agustin 2015 mengembangkan media pembelajaran Sands Paper Letters materi menulis tegak bersambung berbasis Montessori. Dalam skripsinya penulis mengembangkan media pembelajaran sands paper letters untuk materi menulis tegak bersambung bagi siswa kelas I. Diperoleh hasil validasi ahli sebesar 3,64 yang tergolong sangat baik, terjadi kenaikan dari skor posttest ke pretest setelah implementasi media pembelajaran tersebut. Dari ketiga penelitian yang relevan tersebut. Peneliti tidak menemukan adanya pengembangan media pembelajaran Montessori dengan mata 26 pelajaran IPA. Untuk itu peneliti tertarik untuk mengembangkan Media Pembelajaran IPA berbasis Montessori. Penelitian yang relevan dapat dilihat dari literature map berikut ini. Bagan 2.1 Penelitian yang Relevan

2.3 Kerangka Berpikir

Ilmu pengetahuan Alam merupakan Ilmu wajib dan sangat penting sehingga perlu diajarkan di sekolah dasar. Pengamatan merupakan suatu elemen penting dalam pembelajaran IPA, dalam artian lain, pembelajaran IPA tidak bisa lepas dari proses pengamatan, serta analisis, oleh karena itu Ilmu pengetahuan alam harus diajarkan dengan cara yang tepat dan menarik serta memberikan kesempatan berpikir kritis bagi siswa SD. misalnya pembelajaran IPA diajarkan dengan mengikuti metode menemukan sendiri dan pengamatan, salah satunya adalah pengamatan terhadap suatu Wulandari 2016 Pengembangan Media pembelajaran Membaca dan Menulis permulaan Berbasis Metode Montessori. Widyaningrum 2015 Pengembangan Media pembelajara n Pembelajaran IPA Materi Penjumlah an dan Pengurangan Berbasis Metode Montessori. Agustin 2015 Pengembangan Media pembelajaran Sand Paper Letters Materi Menulis Tegak Bersambung Berbasis Montessori. Penelitian Media pembelajaran Berbasis Montessori Adillita 2017 pengembangan media pembelajaran IPA materi Panca Indera Manusia berbasis Montessori. 27 objek kemudian melakukan eksperimen dengan media pembelajaran yang diberikan oleh guru. Bila IPA diajarkan melalui percobaan-percobaan yang dilakukan sendiri oleh anak. maka sains tidak akan menjadi mata pelajaran yang bersifat hafalan saja. Siswa kelas I SD berusia sekitar 5-7 tahun, sehingga dalam tahap perkembangan anak menurut Jean Piaget, siswa kelas I SD masuk dalam tahap pra-operasional, karena tahapan ini terjadi pada umur dua sampai tujuh tahun. Dalam tahap ini anak mengembangkan tindakan yang efisien dan terorganisasi dalam menghadapi lingkungan. Anak juga menggunakan simbol maupun tanda untuk menyatakan atau menjelaskan suatu objek Crain, 2007. Berdasarkan cara berpikir tersebut, anak mampu mengungkap dan membicarakan hal yang sudah terjadi. Oleh karena itu, perkembangan kognitif anak semakin berkembang yang terorganisir dengan penggunaan simbol dan bahasa dalam mengungkapkan objek maupun hal yang terjadi. Hal ini berarti siswa SD memerlukan bantuan berupa benda konkret atau media pembelajaran dalam memahami, menyatakan atau menjelaskan sebuah objek atau materi berdasarkan hal yang telah terjadi. Dengan praktik penggunaan media pembelajaran, anak dapat mengalami langsung proses pembelajaran, sehingga akan lebih mudah bagi anak untuk menyatakan atau menjelaskannya kembali. Oleh karena itu, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian dan pengembangan media pembelajaran IPA untuk kelas I SD. Media Pembelajaran menjadi salah satu hal yang penting dalam penerapan metode Montessori. Berdasarkan observasi dan eksperimen yang 28 dilakukan oleh Maria Montessori menunjukkan bahwa penggunaan berbagai material atau media pembelajaran yang diberikan pada anak mampu mengembangkan kemampuan berpikir yang lebih tinggi dan kreatif. Montessori percaya bahwa kemampuan dasar dalam ilmu pengetahuan dapat dipahami anak-anak Sekolah Dasar dengan mudah jika mereka diperlihatkan media pembelajaran yang nyata untuk membantu mereka melakukan imajinasi. Berdasarkan paparan diatas peneliti menyadari betul bahwa media pembelajaran merupakan komponen penting dalam proses belajar siswa. Untuk itu, peneliti melakukan penelitian dan pengembangan media pembelajaran Montessori dengan materi panca Indera untuk pelajaran IPA siswa kelas I SD. Jika media pembelajaran Panca Indera berbasis Montessori di implementasikan dalam proses pembelajaran IPA di SD, siswa akan lebih mudah dalam memahami materi tentang Panca Indera.

2.4 Pertanyaan Penelitian