42
2.3 Kerangka Berpikir
IPA adalah ilmu yang mempelajari obyek-obyek konkret dan yang terdapat di sekitar siswa. IPA diharapkan membuat siswa SD memiliki sifat
ilmiah, kreatif dan sosial. Agar proses pembelajaran IPA berlangsung dengan baik maka pembelajaran harus disesuaikan dengan karakteristik perkembangan dari
siswa, sehingga siswa dapat menerima dan memahami materi dengan baik yang nantinya dapat berdampak pada hasil belajar siswa yang baik pula.
Dengan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik perkembangan siswa, harapannya dapat pula meningkatkan minat belajar siswa terhadap materi
pelajaran. Minat merupakan salah satu faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Seseorang yang mempunyai minat yang tinggi terhadap suatu hal
akan terus berusaha melakukan sehingga apa yang diinginkannya dapat tercapai. Begitu juga minat belajar, dengan seseorang yang memiliki minat tinggi terhadap
suatu mata pelajaran maka dapat menjadikan seseorang untuk terus berusaha agar apa yang minati tersebut mendapatkan hasil yang baik.
Selain itu pelaksanaan pembelajaran IPA harus berorientasi pada siswa, yaitu yang menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Pembelajaran berorientasi
pada siswa ini menuntut guru untuk kreatif dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Salah satu cara yang digunakan agar siswa terlibat aktif dalam
pembelajaran yaitu dengan penggunaan model pembelajaran tertentu. Namun dalam kenyataannya guru belum banyak menerapkan model pembelajaran inovatif
dalam proses pembelajaran di sekolah. Guru masih lebih suka mengajar dengan model pembelajaran yang berpusat pada guru teacher centered instruction.
43
Pembelajaran model tersebut biasa disebut dengan pembelajaran konvensional. Penyelenggaraan pembelajaran konvensional lebih menekankan kepada tujuan
pembelajaran berupa penambahan pengetahuan, sehingga belajar dilihat sebagai proses “meniru” dan siswa dituntut untuk dapat mengungkapkan kembali
pengetahuan yang sudah dipelajari. Salah satu alternatif dari model pembelajaran inovatif yang bisa diterapkan
oleh guru dalam pembelaaran IPA yaitu model pembelajaran kooperatif teknik quick on the draw
. Teknik pembelajaran quick on the draw sangat sesuai dengan karekteristik siswa SD karena dalam pelaksanaan pembelajarannya siswa seperti
belajar sambil bermain dan melatih siswa untuk bekerjasama dengan teman sekelompoknya dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru. Teknik
pembelajaran ini sesuai sekali dengan karakteristik dari siswa sekolah dasar yang masih suka bermain, bergerak, berkelompok, dan berkompetisi.
Pada penelitian ini teknik pembelajaran quick on the draw akan dibandingkan dengan kelas yang menerapkan pembelajaran konvesional yang
kurang inovasi dalam proses pembelajarannya. Apakah Minat dan hasil belajar siswa pada materi sumber daya alam yang diajar menggunakan teknik
pembelajaran quick on the draw lebih baik dari pada yang diajar dengan pembelajaran konvensional.
Berikut ini adalah kerangka berpikir keefektifan teknik pembelajaran quick on the draw
terhadap minat dan hasil belajar materi Sumber Daya Alam pada siswa kelas 4 SD Negeri Mintaragen 1, 3, dan 7 Kota Tegal yang disajikan dalam
bentuk bagan.
44
Bagan 2.1 Pola Kerangka Berpikir
2.4 Hipotesis