Instrumen Pengumpul Data Teknik Analisis Data

salah satu metode pembelajaran yang digunakan oleh guru untuk membuat pelajar menemukan, memahami dan menghayati pemecahan masalah. Mengambil hikmah dari kejadian-kejadian sebagai pelajaran yang menarik dan langsung, tidak hanya secara logika tapi juga emosional. Bermain peran akan membuat pelajar berpikir kritis, kreatif dan bersama-sama mengumpulkan dan mengorganisasikan informasi, yang pada akhirnya membentuk kemampuan, keterampilan, sikap, dan nilai. 2. Variabel Y hasil belajar IPA Definisi Konsep Hasil bealajar merupakan suatu hasil yang dicapai oleh siswa secara optimal selama berlangsungnya proses belajar dalam jangka waktu tertentu. Hasil belajar biasanya dilambangkan dalam bentuk prestasi dan dapat diketahui setelah dilaksanakan tes prestasi belajar. Hasil belajar IPA adalah hasil yang telah dicapai siswa dari proses belajar IPA dimana nilai hasil belajar IPA dapat diketahui pada tes pokok bahasan tersebut. Definisi Operasional Hasil belajar IPA yang telah dicapai siswa dalam mata pelajaran IPA pada sub pokok bahasan penggolongan hewan. Hasil belajar IPA dapat diketahui dari skor tes yang telah dikerjakan siswa.

F. Instrumen Pengumpul Data

Tes tersebut dari soal-soal tentang penggolongan hewan. Adapun perinciannya dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut ini: Tabel 3.2. Kisi-Kisi Instrumen Tes Kompetensi Dasar Konsep Aspek Kognitif ∑ Soal C1 C2 C3 Menggolong kan makhluk hidup secara sederhana 1. Menggolongkan hewan berdasarkan penutup tubuhnya 2,3 1 3 2. Menggolongkan hewan berdasarkan jumlah kakinya 7 4 5, 6 4 3. Menggolongkan hewan berdasarkan jenis makanannya 8,9, 10,11 12,13, 14,15 ,16,21, 23 29, 30 24 17,18, 19,20,2 2,24 25, 26, 27, 28, 31 4. Menggolongkan hewanberdasarkan cara geraknya 32 33,34 3 5. Menggolongkan hewan berdasarkan tempat hidupnya 36, 38 35, 37, 39, 40 6 ∑ Soal 21 14 5 40 Soal 52,5 35 12,5 100 Ket : Soal yang digunakan

G. Kalibrasi Instrumen Tes

Kalibrasi instrumen ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kualitas instrumen penelitian yang akan digunakan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian iniyaitu berupa tes. Uji coba instrumen tes dilakukan pada kelas III, instrumen tes diuji dengan menghitung validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembedanya. Pengolahan analisis butir soal menggunakan program Anates V4 yang dikembangkan Karno To. Adapun penjelasan mengenai kalibrasi instrumen tes diantaranya:

1. Validitas

Validitas tes merupakan ukuran yang menyatakan keshahihan suatu instrumen sehingga mampu mengukur apa yang hendak diukur. 9 Uji validitas tes yang digunakan adalah uji validitas isi content validity dan uji validitas yang dihubungkan dengan kriteria criteria related validity. Untuk mengetahui uji validitas isi tes, dilakukan judgement terhadap butir-butir soal yang dilakukan oleh dosen pembimbing. 9 Suharsini Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara. 2008, h. 65 Pengujian validitas instrument tes ini merupakan pengujian validitas setiap butir soal tes. Pengujian validitas setiap butir soal dapat dihitung dengan menggunakan teknik analisis point biserial yang dinyatakan dalam persamaan berikut ini. 10 r pbl = √ dimana: r PBL = indeks point biserial M p = Mean rata-rata skor yang dijawab betul oleh testee peserta tes pada butir soal yang sedang dicari korelasinya dengan tes secara keseluruhan. M t = Mean rata-rata skor yang dijawab salah oleh testee peserta tes pada butir soal yang sedang dicari koorelasinya dengan tes secara keseluruhan. SD t = Deviasi standar skor total. p = proporsi testee yang menjawab betul terhadap butir soal yang sedang diuji validitasnya. q = proporsi testee yang menjawab salah terhadap butir soal yang sedang diuji validitasnya. Kemudian hasil di atas dibandingkan dengan nilai t-tabel pada signifikansi 5 = 0,05 dan derajat kebebasan dk = n-2. Kaidah keputusannya: Jika t hitung t tabel berarti valid, sebaliknya; Jika t hitung t tabel berarti tidak valid. Jika instrument itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran indeks korelasinya r sebagai berikut: 11 Tabel 3.3. Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r Interfal Koefesien Tingkat Hubungan 0,80 r ≤ 1,00 Sangat tinggi 0,60 r ≤ 0,80 Tinggi 0,40 r ≤ 0,60 Cukup 10 Hartono, Statistik untuk Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004, h. 123 11 Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti PemulaBandung: Alfabeta, 2009, h. 138 0,20 r ≤ 0,40 Rendah 0,00 r ≤ 0,20 Sangat rendah Hasil uji validitas instrumen tes dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 3.4. Hasil Uji Validitas Instrumen Statistik Item Soal Jumlah Soal 40 Jumlah Siswa 26 Nomor Soal Valid 4,8,9,12,13,14,19,25,28,30,36,40, 35,37,38,39 Jumlah Soal Valid 16 Presentase 40 Perhitungan pengujian validitas tes ini, terdapat pada lampiran. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, diperoleh data bahwa dari 40 soal yang diujicobakan terdapat 16 soal yang dinyatakan valid.

2. Reliabilitas Instrumen

Perhitungan reliabilitas tes pada penelitian ini dilakukan untuk menunjukan bahwa instrumen penelitian ini dapat dipercaya, yaitu konsisten atau tetap meski telah diujikan berkali-kali. Suharsimi Arikunto menyatakan bahwa suatu tes dapat mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Untuk mengetahui reliabilitas instrumen seluruh tes digunakan rumus Spearman brown sebagai berikut: 12 r n = dimana: r n = koefisien korelasi seluruh tes N = perbandingan antara panjang tes secara keseluruhan dengan panjang tes yang dikorelasikan r 12 = koefisien korelasi antara sebagian tes dengan bagian tes lainnya 12 Ibid., h. 102 Jika instrumen itu reliable, maka dilihat kriteria penafsiran indeks reliabilitasnya sebagai berikut: Tabel 3.5. Interprestasi Kriteria Reliabilitas Instrumen Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas 0,00 – 0,20 Kecil 0,21 – 0,40 Rendah 0,41 – 0,60 Sedang 0,61 – 0,80 Tinggi 0,81 – 1,00 Sangat Tinggi Hasil uji reliabilitas instrumen tes dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 3.6. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Statisitik Item Soal r n 0,66 Kesimpulan Reliabilitas tinggi Berdasarkan perhitungan diperoleh bahwa nilai reliabilitas instrumen tes ini adalah 0,66. Nilai ini termasuk kategori tinggi. Oleh karena itu, dapat disimpulkan instrumen ini layak untuk digunakan dalam penelitian ini.

3. Tingkat kesukaran

Tingkat kesukaran suatu butir soal adalah propinsi dari keseluruhan siswa yang menjawab benar pada butir soal tersebut. Tingkat kesukaran dihitung dengan menggunakan persamaan: P = Keterangan : P = Indeks Kesukaran B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar JS = Jumlah siswa peserta tes Adapun tolak ukur menginterprestaikan tingkat kesukaran butir soal yang diperoleh digunakan tabel 3.7 berikut: Tabel 3.7. Interpretasi Tingkat Kesukaran Indeks Tingkat Kesukaran Kriteria Tingkat Kesukaran 0,00 p ≤ 0,30 Sukar 0,31 p ≤ 0,70 Sedang 0,70 p ≤ 1,00 Mudah Hasil perhitungan tingkat kesukaran instrumen tes dapat dilihat pada tabel 3.8 di bawah ini : Tabel 3.8. Hasil Uji Tingkat Kesukaran Instrumen Kriteria Soal Item Soal Jumlah Soal Prosentase Sangat mudah 6 15 Mudah 12 5 Sedang 17 42,5 Sukar 8 20 Sangat sukar 7 17,5 Jumlah 40 100

4. Daya Pembeda

Daya pembeda adalah kemampuan suatu butir soal untuk membedakan siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dengan siswa yang kemampuannya rendah. Rumus yang digunakan untuk menentukan daya pembeda soal uraian sama dengan soal piihan ganda yaitu: DP = Keterangan: DP = Indeks daya pembeda suatu butir soal tertentu B A = Banyaknya kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar B B = Banyaknya kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar J A = Banyaknya siswa kelas atas J B = Banyaknya siswa kelompok bawah Setelah indeks daya pembeda diketahui, maka harga tersebut diinterprestasikan pada kriteria daya pembeda sebagai berikut: 13 Tabel 3.9. Interprestasi Daya Pembeda Indeks Daya Pembeda Kriteria Daya Pembeda Negatif Sangat buruk, harus dibuang 0,00 – 0,20 Jelek poor 0,21 – 0,40 Cukup satisfactory 0,41 – 0,70 Baik good 0,71 – 1,00 Baik sekali excellent Hasil perhitungan daya pembeda instrumen tes dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 3.10. Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen Kriteria Soal Item Soal Jumlah Soal Prosentase Sangat jelek 4 10 Jelek poor 9 22,5 Cukup satisfactory 18 45 Baik good 6 15 Baik sekali excellent 3 7,5 Jumlah 40 100 13 Suharsimi Arikunto, Op. cit., h. 207-214 Hasil lengkapnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Statistik Kriteria Soal Prosentase Valid 40 Reliabilitas 0,66 Tingkat Kesukaran Sangat mudah 15 Mudah 5 Sedang 42,5 Sukar 20 Sangat sukar 17,5 Daya Pembeda Sangat jelek 10 Jelek poor 22,5 Cukup satisfactory 45 Baik good 15 Baik sekali excellent 7,5 Perhitungan pemenuhan kedua kriteria ini juga terdapat pada lampiran. Dari keseluruhan soal yang diujicobakan, jumlah soal yang digunakan dalam penelitian adalah 16 soal. Pemilihan 16 soal ini didasarkan pada keempat kriteria di atas dan keterwakilan semua indikator materi pelajaran. Soal-soal yang dipilih dianggap memiliki kriteria yang baik berdasarkan keempat kriteria yang diisyaratkan, memiliki 6 soal berkategori sangat mudah, 12 soal mudah, 17 soal sedang, 8 soal sukar, dan 7 soal sangat sukar. Disamping itu, 16 soal yang digunakan ini dianggap telah mewakili setiap indikator pembelajaran sehingga ketercapaian tujuan pembelajaran dapat diukur dengan 16 soal ini.

H. Teknik Analisis Data

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis data sebagai berikut:

a. Pengujian Persyaratan Analisis Data Kuantitatif 1 Uji Normalitas

Uji normalitas adalah pengujian normal tidaknya sebaran data yang akan dianalisis. Teknik yang digunakan untuk menguji normalitas dalam penelitian ini adalah uji One Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Adapun langkah-langkah uji normalitas adalah sebagai berikut:14 a. Mencari skor terbesar dan terkecil b. Mencari nilai Rentangan R terkecil skor terbesar skor R   c. Mencari Banyaknya Kelas BK N Log BK 3 , 3 1   Rumus Sturgess d. Mencari nilai panjang kelas i BK R i  e. tabulasi dengan tabel penolong No. Kelas Interval f Nilai Tengah i x 2 i x i x f . 2 . i x f Jumlah Σ f = - - Σ i x f . = Σ 2 . i x f = f. Mencari rata-rata mean n x f x i   14 Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula Bandung: ALFABETA, 2009 h. 121-124. g. Mencari simpangan baku standard deviasi     1 . 2 2      n n x f x f n s i i h. Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara: 1. Menentukan batas kelas, yaitu angka skor kiri batas interval pertama dikurangi 0,5 dan kemudian angka skor-skor kanan kelas interval ditambah 0,5. 2. Mencari nilai Z-score untuk batas kelas interval dengan rumus: s x Kelas Batas Z   3. Mencari luas 0 –Z dari tabel kurva normal dari 0–Z dengan menggunakan angka-angka untuk batas kelas. 4. Mencari luas tiap kelas interval dengan cara mengurangkan angka-angka 0-Z, yaitu angka baris pertama dikurangi baris kedua, angka baris kedua dikurangi baris ketiga dan begitu seterusnya, kecuali untuk angka yang berbeda pada baris paling tengah ditambahkan dengan angka pada baris berikutnya. 5. Mencari frekuensi yang diharapkan fe dengan cara mengalikan luas tiap interval dengan jumlah responden. i. Mencari chi-kuadrat hitung χ2hitung       k i fe fe fo 1 2 2  j. Membandingkan χ 2 hitung dengan χ 2 tabel untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan dk = n-1, dengan kriteria: Jika χ 2 hitung ≥ χ 2 tabel , artinya Distribusi Data Tidak Normal dan Jika χ 2 hitung ≤ χ 2 tabel , artinya Data Berdistribusi Normal. 2 Uji Homogen Setelah kelas diuji kenormalannya maka setelah itu kelas diuji kehomogenitasannya. Pengujian ini mengasumsikan bahwa skor setiap variabel memiliki varians yang homogen. Uji homogen dilakukandengan menggunakan Levene’s test. F hitung = = Membandingkan F hitung dengan nilai F tabel untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan dk = n - 1, dengan kriteria sebagai berikut: Jika F hitung ≥ F tabel , berarti Tidak Homogen, dan Jika F hitung ≤ Ftabel, berarti Homogen. 3 Pengujian Hipotesis Jika t hitung t tabel maka H diterima pada taraf signifikansi 0,05. Jika t hitung t tabel maka H a diterima pada taraf signifikansi 0,05. Dengan demikian terdapat pengaruh metode bermain peran role playing terhadap hasil belajar siswa.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian 1. Hasil

pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan hasil penelitian, perbandingan nilai pretest siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini: Tabel 4.1. Perbandingan nilai pretest siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol No Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Rentang Nilai Frekuensi Rentang Nilai Frekuensi 1 25 – 31 6 25 – 32 5 2 32 – 38 3 33 – 40 2 3 39 – 45 6 41 – 48 8 4 46 – 52 6 49 – 56 7 5 53 – 59 57 – 64 3 6 60 – 66 5 65 – 72 1 Jumlah 26 Jumlah 26 Dari tabel di atas terlihat bahwa pada kelas eksperimen, ada 6 orang yang mendapatkan nilai pada rentang 25-31, pada rentang 32-38 ada 3 orang, pada rentang 39-45 ada 6 orang, pada rentang 46-52 juga ada 6 orang, tidak ada yang mendapatkan nilai pada rentang 53-59, dan pada rentang 60-66 ada 5 orang. Pada kelas kontrol, ada 5 orang yang mendapatkan nilai pada rentang 25-32, pada rentang 33-40 ada 2 orang, pada rentang 41-48 ada 8 orang, dan pada rentang 49- 56 ada 7 orang. Pada rentang 57-64 ada 3 orang, dan pada rentang 65-72 hanya ada 1 orang.

Dokumen yang terkait

Perbedaab hasil belajar IPS dengan menggunakan metode bermain peran (Role Playing) dan Metode demonstrasi pada SMP Muhammadiyah 4 Tangerang

0 103 22

Pengaruh metode role playing (bermain peran) terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas V di SDN Cempaka I Putih Tahun ajaran 2014-2015

0 21 122

Pengaruh Penggunaan Metode Bermain Peran “Role Playing” Pada Kelancaran Berbicara Siswa Kelas VII di MTS Daarul Hikmah Pamulang

0 3 105

Peningkatan Hasil Belajar IPS Siswa Pada Pokok Bahasan Menerima Keragaman Suku Bangsa dan Budaya Melalui Metode Role Playing di SD NU Wanasari Kabupaten Indramayu

0 10 173

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Role Playing Pada Pembelajaran IPS Kelas V MI Al-Falah Jakarta Timur

0 7 119

Pengaruh metode role playing terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep gerak pada tumbuhan : kuasi eksperimen di smp muhammadiyah 4 tangerang

2 22 73

PENINGKATAN KETERAMPILAN SOSIAL DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING)

1 12 110

Tathbiiq Al-Istirotijiyah La'bi Al-Adwar Ala Tarqiyati Maharoh Al-Kalam Lada Tholabah Madrasah Al-Hikmah Al-Tsanawiyah Al-Hikmah Tangerang

1 24 103

BAB II LANDASAN TEORI A. Metode Bermain Peran (Role playing) 1. Pengertian Metode Bermain Peran (Role Playing) - PENGARUH METODE BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELASIV MI PODOREJO SUMBERGEMPOL TULUNGAGUNG -

0 1 27

METODE BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS

0 0 5