Deskripsi Awal Bahan Baku

43

2. Deskripsi Awal Bahan Baku

Tahap kedua formulasi sari wornas adalah deskripsi bahan baku yang digunakan. Buah nanas dan wortel yang dikarakterisasi masing- masing sebanyak 10 buah. Berat masing-masing buah nanas tanpa mahkota adalah 1-1.5 kg. Karakterisasi nanas dan wortel dapat dilihat pada Tabel 7 dan Tabel 8. Tabel 7. Karakterisasi nanas dari tiga tingkat kematangan buah Parameter Tingkat Kematangan Buah I II III Warna kulit buah 100 hijau 50 kuning 100 kuning Keadaan tangkai buah berkerut berkerut Berkerut Warna daging buah visual Kuning muda Kuning Kuning tua Nilai kuantitatif chromameter L = 66.61±3.84 a = -2.87±0.73 b = 25.30±0.60 L = 63.47±4.71 a = -1.28±1.91 b = 25.04±1.36 L = 53.67±4.70 a = -1.25±1.30 b = 24.55±2.60 Rasa Manis Manis, asam sedikit Manis, asam Aroma Sangat lemah Agak kuat Sangat kuat Kekerasan buah organoleptik Keras Agak lunak Agak lunak Kekerasan buah penetrometer 11.1±3.85 mm100g 18.42±2.02 mm100g 23.68± 3.97 mm100g Data hasil karakterisasi nanas, dapat dilihat bahwa dengan meningkatnya kematangan nanas maka warna kulit dan daging buahnya semakin kuning. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan secara organoleptik dan didukung pengukuran dengan chromamater, yaitu semakin matang buah maka intensitas warna hijau a-, intensitas warna kuning b+ serta intensitas kecerahannya L semakin berkurang, yang berarti warna kuning buah nanas semakin tua. Menguningnya daging buah menurut Singleton dan Gortner 1965 adalah karena terjadi peningkatan konsentrasi karotenoid dalam daging buah sehingga konsentrasi karotenoid menjadi empat kali lipat lebih banyak pada buah matang. Sedangkan menguningnya kulit buah nanas adalah akibat adanya degradasi klorofil pada kulit buah. Perbedaan intensitas warna kuning yang terbentuk pada kulit buah dapat digunakan sebagai indikator tingkat kematangan buah 44 Akamine, 1963. Pengamatan warna kuning yang terbentuk pada kulit buah akan memudahkan pemanenan buah nanas dengan tingkat kematangan tertentu. Selain itu dengan meningkatnya kematangan rasa daging buahnya juga berubah menjadi ada campuran rasa manis dan asam. Hal ini dikarenakan adanya peningkatan produksi sukrosa dan asam sitrat pada buah nanas yang mengalami penuaan. Pengamatan terhadap aroma buah diperoleh hasil bahwa semakin matang buah maka arma yang dihasilkan semakin kuat. Hal ini disebabkan oleh berakumulasinya ester-ester volatil pada daging buah. Kekerasan buah menurun dengan semakin meningkatnya kematangan buah. Hal ini dapat dilihat dari pengamatan secara organoletik dan didukung oleh data hasil pengukuran penetrometer yang menunjukkan semakin matang nanas maka semakin dalam jarum penetrometer menembus buah, yang berarti daging buah semakin lunak. Hal ini diakibatkan perubahan protopektin menjadi pektin yang larut dalam air secara enzimatis. Di dalam buah yang masih muda, sel-sel dipersatukan dengan kuat oleh protopektin. Jika buah menjadi dewasa sebagian protopektin berubah menjadi pektin. Hal ini menyebabkan sel-sel yang satu dengan yang lain mulai terlepas sehingga buah menjadi lunak. Tabel 8. Karakterisasi wortel dari dua tingkat kematangan sayur Parameter Tingkat Kematangan Sayur I II Umur panen 2 bulan 3 bulan Ukuran Dk = 1.47 ± 0.16 cm Db = 2.43 ± 0.15 cm Panjang = 14.52 ± 2.28 cm Dk = 1.74 ± 0.24 cm Db = 3.32 ± 0.52 cm Panjang = 25.73 ± 4.48 cm Warna daging buah visual Jingga muda agak kuning Jingga tua Nilai kuantitatif chromameter L = 52.66±4.22 a = 20.29±3.09 b = 25.68±1.28 L = 54.61±2.55 a = 25.78±2.72 b = 28.61±1.52 Rasa Agak manis Manis Aroma Agak lemah Agak kuat Kekerasan buah organoleptik Agak lunak Keras Kekerasan buah penetrometer 3.12±0.57mm100g 2.12±0.46mm100g Penampakan Tidak ada cacatbusuk Tidak ada cacatbusuk 45 Data hasil karakterisasi wortel yang digunakan, dapat dilihat dengan semakin matangnya wortel yang ditandai dengan umur panen yang lebih lama maka ukuran wortel yang dihasilkan sangat berbeda. Semakin matang wortel maka semakin besar diameternya dan semakin panjang wortel tersebut. Selain itu warna yang dihasilkan juga semakin jingga. Hal ini dapat dibuktikan dari pengamatan secara organoleptik dan diperkuat dari data chromameter, yaitu semakin matang wortel maka intensitas warna merah a+, intensitas warna kuning b+, dan intensitas kecerahannya semakin meningkat yang berarti wortel tersebut semakin berwarna jingga. Warna ini dihasilkan dari pigmen utama yang terdapat pada wortel, yaitu alfa karoten dan beta karoten. Sama halnya dengan aroma wortel, semakin matang wortel maka aroma yang terbentuk juga semakin kuat. Menurut Soeseno 1971, tanaman wortel baik dipanen setelah berumur 3 bulan karena pada saat tersebut telah dicapai keadaan yang optimum baik dari warana maupun aromanya. Rasa wortel dengan tingkat kematangan yang lebih tinggi juga lebih manis. Hal ini disebabkan karena wortel mengandung gula yang terdiri dari gula pereduksi yaitu glukosa dan fruktosa, serta gula non- pereduksi. Gula dalam wortel bertambah dengan cepat 3 bulan pertama setelah penanaman biji dan kadar gula akan konstan setelah itu Sunaryo, 1980. Lain halnya dengan nanas, semakin matang wortel maka teksturnya semakin kuat. Hal ini dapat dilihat dari pengujian dengan penetrometer, semakin matang wortel maka semakin keras teksturnya yang ditandai dengan semakin sulit ditembus oleh jarum penetrometer. Hal ini dikarenakan wortel yang dipanen 2 bulan penampakannya masih kecil sehingga jaringan penyusunya masih lunak.

3. Penentuan Tingkat Kematangan Buah