Metode Sampling TINJAUAN PUSTAKA

IV-12 beberapa jenis jasa dan berhasil mengidentifikasi lima dimensi kualitas jasa. Kelima dimensi kualitas jasa tersebut meliputi: 1. Bukti Langsung Tangibles, meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi. 2. Keandalan Reliability, yakni kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan. 3. Daya Tanggap Responsiveness, yaitu keinginan para staf untuk membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap. 4. Jaminan Assurance, mencakup pengetahuan, kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf; bebas dari bahaya, resiko dan keragu-raguan. 5. Empati, meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik, perhatian pribadi, dan memahami kebutuhan para pelanggan.

2.3. Metode Sampling

Secara garis besar metode sampling dapat dibedakan menjadi Singarimbun dan Effendi, 1995 : 1. Probability Sampling Probability sampling adalah metode sampling yang setiap anggota populasinya memiliki peluang spesifik dan bukan nol untuk terpilih sebagai sampel. Peluangnya tersebut dapat sama, dapat pula tidak sama besarnya dengan anggota lainnya. Beberapa jenis probability sampling yang banyak dipergunakan diantaranya: a. Sampling Acak Sederhana Simple Random Sampling Suatu sampel dikatakan random jika setiap unsur atau anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Ada dua cara yang dapat digunakan dalam sampling acak sederhana, yaitu: 1. Metode Undian Proses pemilihan sampel berdasarkan metode ini relatif mudah. Setiap anggota populasi diberi nomor dari 1 sampai nomor terakhir. Kemudian IV-13 dilakukan pengundian untuk mendapatkan sampel sejumlah yang diinginkan. 2. Metode Dengan Tabel Bilangan Random Dalam metode ini, untuk mendapatkan sampel acak dipergunakan tabel bilangan random. b. Sampling Acak Stratifikasi Stratified Random Sampling Ada dua cara untuk menentukan jumlah sampelnya, yaitu: i. Uniform Sampling Fraction Proportional Dalam cara ini, dari setiap strata akan diambil sampel dalam proporsi yang sesuai dengan kenyataan. Dengan kata lain, besar kecilnya sampel untuk setiap strata bergantung pada ukuran relatif populasi masing-masing strata. ii. Variable Sampling fraction Disproportional atau Optimal Sampling dengan cara ini hampir sama dengan uniform sampling fraction. Perbedaannya adalah bahwa proporsi sub-kategoristratanya tidak didasarkan pada proporsi yang sebenarnya dalam populasi, tetapi lebih didasarkan pada pertimbangan analitis. Hal ini dilakukan karena sub-kategori tertentu terlampau sedikit. c. Cluster Sampling Perbedaan metode ini dengan sampel acak stratifikasi adalah pada pengambilan sampelnya. Pada sampling acak stratifikasi, sampel dipilih dari seluruh strata, sedangkan pada cluster sampling, sampel hanya diambil dari salah satu klaster saja. Oleh karena masing-masing klaster ini mempunyai sifat homogen, maka tidak perlu seluruh klaster diambil sampelnya. d. Sampling Sistematis SystematicQuasi Random Sampling Dalam sampling sistematis, unsur-unsur populasi dipilih dengan jarak interval yang sama. Perbedaan antara sampling sistematis dengan sampling acak sederhana adalah bahwa pada sampling sistematis, unsur- IV-14 unsur populasi itu tidak mempunyai kesempatan yang sama setelah ditentukan jarak interval dan titik awal untuk memilih sampel. e. Sampling Bertahap Multistage Sampling Biasanya sampel dipilih hanya satu kali, yaitu sebelum proses pengumpulan data dilakukan. 2. Non Probability Sampling Dalam non-probability sampling, setiap unsur dalam populasi tidak memiliki kesempatan atau peluang yang sama untuk dipilih sebagai sampel, bahkan probabilitas anggota populasi tertentu untuk terpilih tidak diketahui. Beberapa jenis non-probability sampling yang sering dijumpai adalah: a. Quota Sampling Quota sampling merupakan metode memilih sampel yang mempunyai ciri- ciri tertentu dalam jumlah atau kuota yang diinginkan. b. Accidental Sampling Haphazard atau Convenience Sampling Metode ini merupakan prosedur sampling yang memilih sampel dari orang atau unit yang paling mudah dijumpai atau diakses c. Purposive Sampling Judgmental Sampling Purposive sampling merupakan teknik non-probability sampling yang memilih orang-orang yang terseleksi oleh peneliti berpengalaman berdasarkan ciri-ciri khusus yang dimiliki sampel tersebut yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. d. Snowball Sampling Snowball sampling merupakan prosedur sampling dimana responden awal dipilih berdasarkan metode-metode probabilitas misalnya simple random sampling, kemudian mereka diminta untuk memberikan informasi mengenai rekan-rekan lainnya sehingga diperoleh lagi responden tambahan. IV-15

2.4. Uji Validitas