BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berdasarkan wawancara dengan guru kelas IV SD N Denggung selama tiga kali pertemuan yaitu pada tanggal 17 Januari 2013, 20
Februari 2013 dan 4 Maret diungkapkan bahwa pembelajaran dikatakan berhasil jika siswa dapat meningkatkan pengetahuan mereka secara
menyeluruh baik dalam aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Sekolah merupakan lembaga yang tepat untuk meningkatkan pengetahuan
siswa. Tingkat pengetahuan siswa biasanya ditunjukan pada proses pembelajaran dan memiliki pengetahuan luas sehingga mudah dalam
menyelesaikan masalah-masalah yang diberikan oleh guru. Pada kurikulum 2006 dikemukakan Ilmu Pengetahuan Sosial IPS
merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai SDMI sampai SMAMA. Pada jenjang Sekolah Dasar SD mata pelajaran IPS memuat
materi sejarah, ekonomi, geografi dan sosiologi. Melalui mata pelajaran IPS peserta didik diharapkan menjadi masyarakat yang peduli pada
lingkungan dan menjadi warganegara yang baik. IPS merupakan mata pelajaran yang mengkaji sebuah peristiwa, fakta, konsep, generalisasi yang
berkaitan dengan isu sosial serta berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap dan keterampilan siswa tentang masyarakat,
1
bangsa dan negara Indonesia. Di SD pembelajaran IPS khususnya pada mata pelajaran ekonomi mempunyai sifat abstrak. Berdasarkan
pengamatan pada tanggal 17 Januari 2013, 20 Februari 2013 dan 4 Maret 2013 pada saat proses pembelajaran berlangsung guru yang mengajar
relatif menyuruh siswa untuk menghafal saja tanpa dibantu media yang dapat mempermudah pemahaman siswa. Guru adalah orang yang
bertanggung jawab secara langsung dalam menciptakan pembelajaran yang efektif dan diharapkan meningkatkan prestasi belajar siswa melalui
berbagai kegiatan. Hal ini juga dapat dilakukan apabila guru kreatif dalam mengembangkan kegiatan belajar mengajar di kelas. Munandar 1985:48
berpendapat bahwa meningkatnya kreativitas siswa tergantung dari cara guru menyampaikan pembelajaran yang tidak hanya melalui kegiatan
konvensional saja tetapi guru harus mempunyai ide-ide yang menarik agar siswa memiliki pemikiran yang kritis dan inovatif.
Wycoff 2003:51 berpendapat bahwa kreativitas sangat penting untuk siswa, ketika seseorang menemukan kreativitasnya dalam diri siswa,
mereka cenderung menjadi mandiri, percaya diri, berani mengambil resiko, antusias dan ingin tahu. Salah satu pemikiran yang memegang
peranan penting dalam kehidupan dan perkembangan manusia adalah kemampuan berpikir kreatif, kemampuan ini banyak dilandasi oleh
kemampuan kognitif yaitu intelektual, sehingga kreativitas dan prestasi belajar sangat penting dalam proses pembelajaran karena mempengaruhi
prestasi belajar anak. Siswa yang kreatif dalam proses belajar mengajar
dimungkinkan memiliki prestasi belajar yang tinggi karena lebih mudah mengikuti pembelajaran, sedangkan siswa yang tidak berpikir kreatif
cenderung lebih sulit mengikuti pembelajaran. Pada kenyataan yang ada, guru kurang memperhatikan kreativitas
siswa dan bahkan menuntut siswa harus berjalan sesuai langkah yang guru gunakan. Berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan di SDN
Denggung kelas IV. Dari 39 siswa yang membuat catatan materi hanya 4 siswa atau dengan persentase 10,25. Dari 39 siswa yang mencari
sumber-sumber belajar lain sebagai pemecahan masalah hanya 2 siswa atau dengan persentase 5,12 , siswa mengajukan diri untuk menjawab
pertanyaan dari guru hanya 13 siswa atau dengan persentase 33,33 akibatnya siswa terbiasa menunggu perintah guru dan berjalan
menyesuaikan yang diperintahkan guru , siswa memiliki pendapat yang berbeda dari teman hanya 3 siswa atau dengan persentase 7,69 akibatnya
siswa kurang kreatif, siswa tidak mencontek jawaban teman 12 siswa atau dengan persentase 30,76 akibatnya siswa menjadi kurang mandiri. Siswa
memilih mengerjakan tugas yang susah dari pada mudah hanya 7 siswa atau dengan persentase 17,95. Siswa membantu teman yang mengalami
kesulitan dengan caranya sendiri 8 siswa atau dengan persentase 20,15. Data-data tersebut peneliti peroleh dari hasil pengamatan kegiatan
belajar siswa pada tanggal 17 Januari 2013, 20 Februari 2013 dan 4 Maret 2013 dengan menggunakan instrumen pengamatan kreativitas. Peneliti
meneliti kreativitas siswa kelas IV karena dari hasil wawancara dengan guru kelas IV, kreativitas siswa kelas IV SD N Denggung kurang. Dampak
dari kreativitas yang kurang ini juga berakibat pada hasil-hasil ulangan siswa yang berada di bawah KKM. Berdasarkan pengamatan hasil belajar
siswa kelas IV Tahun Pelajaran 20102012 pada mata pelajaran IPS materi perkembangan teknologi yang peneliti lakukan di SDN Denggung, dari
jumlah keseluruhan yaitu 46 siswa diperoleh hasil 39,13 atau sebanyak 18 siswa yang dapat mencapai KKM, pada Tahun Pelajaran 20112012
pada mata pelajaran yang sama, materi yang sama dan SD yang sama juga dari jumlah keseluruhan yaitu 39 siswa diperoleh hasil 43,60 atau
sebanyak 17 siswa memiliki nilai di atas KKM yang sudah ditetapkan yaitu 71.
Berdasarkan hasil observasi yang sudah dipaparkan di atas, peneliti mencoba menduga sebab dari permasalahan yang terjadi di kelas IV SDN
Denggung sebagai berikut, kreativitas dan prestasi siswa rendah. Berdasarkan hasil pengamatan hal ini disebabkan karena guru tidak
mengajarkan materi menggunakan media yang tepat sehingga siswa kurang memahami konsep yang diajarkan. Pembelajaran relatif
menggunakan metode ceramah. Pada praktek pembelajaran guru tidak menggunakan metode dan alat peraga yang menarik dalam pembelajaran.
Berdasarkan pengamatan itulah saya sebagai peneliti bertujuan memperbaiki pembelajaran tersebut. Salah satu kegiatan belajar yang bisa
memupuk kreativitas siswa salah satunya dengan menggunakan media
puzzle. Menggunakan media puzzle menambah semangat pembelajaran siswa supaya siswa tertarik dan bisa meningkatkan prestasi belajarnya.
Peneliti memilih media puzzle dalam penelitian ini, karena media puzzle merupakan media yang dapat meningkatkan aspek kognitif, afektif dan
psikomotoriknya dalam merangkainya, seperti kemampuan dalam memadukan warna dan bentuk gambar, media puzzle juga dapat melatih
kesabaran siswa dan meningkatkan otot-otot halus siswa sehingga ketiga aspek tersebut dapat berkerja secara seimbang. Media puzzle merupakan
jenis permainan teka-teki yang menyusun potongan-potongan gambar. Caranya sederhana sekali, siswa diberi potongan-potongan contoh
perkembangan teknologi untuk disusun menjadi gambar yang utuh. Jenis permainan ini umumnya sangat disukai oleh siswa. Selain dapat
menyenangkan siswa, jenis permainan ini mengajak mereka untuk berpikir kreatif.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti ingin meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPS materi
perkembangan teknologi. Salah satu alternatif agar proses pembelajaran dapat menyenangkan, bermakna dan mencapai hasil belajar yang
diinginkan, penulis menggunakan media puzzle. Sehingga judul penelitian ini adalah : “Peningkatan Kreativitas dan Prestasi Belajar Mata Pelajaran
IPS Menggunakan Media Puzzle Pada Siswa Kelas IV SDN Denggung Tahun Ajaran 20122013”.
B. Pembatasan Masalah