Total Waktu Proses :
2.482,49 menit Total Waktu Value Added Activity
: 2.257,00 menit
Total Waktu Non Value Added Activity :
225,49 menit
5.2.2. Perhitungan Manufacturing Cycle Efficiency MCE
Setelah diketahui waktu proses throughtput time aktivitas non value added dan aktivitas value added, maka dapat dihitung manufacturing cycle
efficiency untuk melihat besarnya ukuran kontribusi suatu produk terhadap biayanya.
Manufacturing Cycle Efficiency dihitung dengan rumus perhitungan sebagai berikut:
Manufacturing Cycle Efficiency MCE =
time inspection
time storing
time moving
time process
time process
+ +
+ x100
A. MCE Produk Lorry Wheel
Manufacturing Cycle Efficiency MCE untuk produk Lorry Wheel adalah sebagai berikut:
MCE = time
inspection time
storing time
moving time
process time
process +
+ +
x100
=
2,663.70 2,323.68
x100 = 87,23
Universitas Sumatera Utara
B. MCE Produk Worm Screw
Manufacturing Cycle Efficiency MCE untuk produk Worm Screw adalah sebagai berikut:
MCE = time
inspection time
storing time
moving time
process time
process +
+ +
x100
=
2.484,97 2.270,80
x100 = 91,38
C. MCE Produk Ship Propeller
Manufacturing Cycle Efficiency MCE untuk produk Ship Propeller adalah sebagai berikut:
MCE = time
inspection time
storing time
moving time
process time
process +
+ +
x100
=
3,075.23 2,754.65
x100 = 89,58
D. MCE Produk Cone Hydrocyclone
Manufacturing Cycle Efficiency MCE untuk produk Cone Hydrocyclone adalah sebagai berikut:
MCE = time
inspection time
storing time
moving time
process time
process +
+ +
x100
=
2.482,49 2,247.00
x100
Universitas Sumatera Utara
= 90,92
Adapun tabulasi dari perhitungan MCE di atas disajikan pada Tabel 5.29. berikut ini :
Tabel 5.29. Manufacturing Cycle Efficiency untuk Setiap Produk Produk
Throughput Time menit
Process Time menit
MCE Lorry Wheel
2.663,70 2.323,68
87,23
Worm Screw
2.484,97 2.270,80
91,38
Ship Propeller
3.075,23 2.754,65
89,58
Cone Hydrocyclone
2.482,49 2.257,00
90,92
5.2.3 Perhitungan Biaya Produksi
Perhitungan biaya produksi dilakukan dengan metode product costing dengan metode pendekatan Activity Based Costing, yaitu menghitung biaya
produksi berdasarkan prime cost dan conversion cost untuk tiap produk. Adapaun perhitungan biaya produksi tersebut adalah sebagai berikut :
5.2.3.1. Perhitungan Prime Cost 5.2.3.1.1. Biaya Bahan Baku
Adapun yang termasuk ke dalam biaya bahan pada proses pembuatan produk pada penelitian ini mencakup 2 dua hal. yaitu :
1. Bahan Baku Utama
2. Bahan Tak Langsung
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan perhitungan biaya bahan baku untuk masing-masing pembuatan produk, maka perincian dari masing-masing biaya bahan baku
pembuatan produk tersebut seperti yang disajikan pada Tabel 5.30. berikut.
Tabel 5.30. Data Rekapitulasi Biaya Bahan Baku Setiap Produk Jenis Bahan
Baku Jenis Produk
Lorry Wheel Worm
Screw Ship
Propeller Cone
Hydrocyclone Bahan Baku
Utama 4,484,800.00 5,231,650.00 18,954,900.00
6,399,100.00
Bahan Tak Langsung
3,872,350.00 3,966,300.00 3,636,650.00
4,750,150.00
Total Biaya Rp.
8,357,150.00 9,197,950.00 22,591,550.00 11,149,250.00
5.2.3.1.2. Biaya Tenaga Kerja Langsung
Adapun yang termasuk ke dalam biaya tenaga kerja langsung pada proses pembuatan produk pada penelitian ini adalah tenaga kerja yang terkait langsung
pada proses produksi. Berdasarkan biaya tenaga kerja langsung sejumlah Rp. 113.33Menit,
maka dilakukan perhitungan biaya tenaga kerja langsung seperti contoh sebagai berikut :
Contoh perhitungan biaya operator 1 pada proses produksi Lorry Wheel, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
− Operator 1 mengerjakan Uraian Proses-1 yaitu persiapan bahan dengan total
waktu yang dibutuhkan adalah 11 menit, maka total biaya yang dibebankan untuk operator 1 dalam pengerjakan aktivitas 1 persiapan bahan adalah
sebesar 11 menit x Rp. 113,33.00 = Rp. 1,246.67 ,- −
Selanjutnya diakumulasikan total waktu yang dibutuhkan seorang operator 1 dalam mengerjakan berbagai uraian proses produksi yang dibebankan kepada
operator 1 sesuai dengan bidang pekerjaan masing-masing dalam suatu proses produksi suatu produk. Total waktu operator 1 yang dibebankan dalam proses
produksi Lorry Wheel adalah 153,2 menit maka upah yang diberikan kepada operator 1 adalah sebesar 153,2 menit x Rp. 113,33.00 = Rp. 17,362.67
− Sesuai dengan perhitungan di atas dilakukan perhitungan biaya tenaga kerja
untuk tiap pekerja untuk masing-masing proses produksi yang disajikan secara lengkap pada Lampiran VIII sd Lampiran XI.
Perincian dari masing-masing biaya tenaga kerja langsung pada pembuatan produk tersebut seperti yang disajikan pada Tabel 5.31. berikut.
Tabel 5.31. Biaya Tenaga Kerja Langsung pada Proses Produksi Setiap Produk
Jenis Produk Lorry Wheel
Worm Screw Ship Propeller
Cone Hydrocyclone
Total Biaya Rp.
Rp. 506.194,83 Rp. 415.525,33 Rp. 683.360,33 Rp. 442,963.33
Universitas Sumatera Utara
5.2.3.1.3. Biaya Mesin
Biaya mesin adalah biaya yang dibebankan terhadap penggunaan mesin kepada produk yang akan diproduksi. Perhitungan biaya mesin terhadap setiap
produk dihitung dengan cara: Contoh biaya mesin gergaji pada produk Lorry Wheel, yaitu:
− Berdasarkan Tabel 5.23. diperoleh biaya mesin gergaji listrik per jam adalah
Rp. 3,61,-menit −
Pada produk Lorry Wheel, gergaji listrik dipakai selama 64 menit, maka biaya yang dibebankan terhadap produk dalam pemakaian gergaji listrik adalah 64
menit x Rp. 3,61,- = Rp. 230,86 −
Sesuai dengan perhitungan di atas dilakukan perhitungan biaya mesin produksu untuk tiap mesin untuk masing-masing proses produksi yang
disajikan secara lengkap pada Lampiran VIII sd Lampiran XI.
Berikut ini adalah rekapitulasi jumlah biaya mesin yang dibebankan kepada masing-masing produk, yaitu sebagai berikut :
Tabel 5.32. Biaya Mesin Produksi Pengolahan Setiap Produk Jenis Produk
Lorry Wheel Worm Screw
Ship Propeller Cone
Hydrocyclone Total Biaya
Rp.
Rp. 449,394.02 Rp. 426,611.34 Rp. 856,307.07 Rp. 525,025.37
Universitas Sumatera Utara
5.2.3.2. Perhitungan Conversion Cost
Overhead adalah biaya yang melekat pada fasilitas fisik atau penunjang dalam memproduksi suatu produk. Perhitungan biaya overhead pada penelitian ini
dilakukan dengan metode pendekatan activity based costing. Adapun perhitungan biaya overhead untuk masing-masing produk dalam kapasitas produksi 1 satu
bulan adalah sebagai berikut :
5.2.3.2.1. Menentukan Cost Driver dari Setiap Biaya Overhead
Pemicu Cost Driver adalah dasar yang digunakan untuk mengalokasikan biaya overhead. Pemicu sumber daya adalah dasar yang digunakan untuk
mengalokasikan biaya dari suatu sumber daya tersebut. Pada penelitian ini yang menjadi cost driver dari setiap jenis biaya overhead pada proses produksi di PT.
Karya Deli Steelindo adalah seperti yang terdapat pada Tabel 5.33.
Tabel 5.33. Cost Driver Tahap Pertama Biaya Overhead Aktivitas Produksi Jenis Biaya Overhead
Cost Driver Tahap Pertama
Biaya tenaga kerja tidak langsung Jumlah pegawai
Biaya pembelian LPG Waktu proses
Biaya penerangan Jumlah pemakaian arus watt
Biaya penerimaan bahan Aktivitas penanganan bahan
Biaya pendistribusian bahan Aktivitas pendistribusian bahan
Biaya penanganan barang jadi Aktivitas penanganan barang jadi
Biaya pemeliharaan gedung Aktivitas pemeliharaan
Biaya penyusutan gedung Aktivitas pemeliharaan
Biaya administrasi gudang Luas lantai gudang
Universitas Sumatera Utara
Biaya inspeksi QC Aktivitas inspeksi QC
Biaya setup Aktivitas setup
5.2.3.2.2. Perhitungan Alokasi Biaya Overhead pada Aktivitas Produksi
Adapun perhitungan alokasi biaya overhead untuk aktivitas produksi pada PT. Karya Deli Steelindo adalah sebagai berikut :
1. Penanganan Bahan, yaitu terdiri dari :
- Biaya Tenaga Kerja Tak Langsung
= 3 Staff + 2 Satpam
= 3 Rp. 1.632.000 + 2 Rp. 1.056.000
= Rp 7.008.000,00
- Biaya Penerangan
= Jumlah watt terpakaitotal pemakaian watt x total biaya
penerangan per bulan =
600 watt6900 watt x Rp. 208.320.000 =
Rp. 18.114.782,61
- Biaya Penerimaan Bahan
= Rp. 15.000.000
- Biaya Pendistribusian Bahan
= Rp. 10.000.000
- Biaya Administrasi Gudang
Universitas Sumatera Utara
= Luas lantai gudang penanganan bahan total luas lantai
gudang penanganan bahan + luas gudang produk jadi x total biaya administrasi gudang per bulan
= 8181+100 x Rp. 4.906.000
= Rp. 2.195.502,76
2. Pengecoran Logam
- Biaya Tenaga Kerja Tak Langsung
= 2 Mandor + 2 Supervisor + 1 Manager Foundry + 1
Manager Workshop =
2 Rp. 1.632.000 + 2 Rp. 2.700.000 + 1 Rp. 5.088.000 + 1 Rp. 5.088.000
= Rp. 36.168.000
- Biaya Penerangan
= Jumlah watt terpakaitotal pemakaian watt x total biaya
penerangan per bulan =
5000 watt6900 watt x Rp. 208.320.000 =
Rp. 150.956.521,74 -
Biaya Pembelian LPG =
Rp. 18.480.000
3. Penanganan Produk Jadi, yaitu terdiri dari :
- Biaya Tenaga Kerja Tak Langsung
Universitas Sumatera Utara
= 3 Staff
= 3 Rp. 1.632.000
= Rp. 4.896.000
- Biaya Penerangan
= Jumlah watt terpakaitotal pemakaian watt x total biaya
penerangan per bulan =
600 watt6900 watt x Rp. 208.320.000 =
Rp. 18.114.782,61 -
Biaya Penanganan Produk Jadi =
Rp. 15.000.000 -
Biaya Administrasi Gudang =
Luas lantai gudang penanganan bahan total luas lantai gudang penanganan bahan + luas gudang produk jadi x
total biaya administrasi gudang per bulan =
10081+100 x Rp. 4.906.000 =
Rp. 2.710.497,24
4. Setup Mesin, yaitu terdiri dari :
- Biaya Tenaga Kerja Tak Langsung
= 2 Staff
= 2 Rp. 1.632.000
= Rp. 3.264.000,00
- Biaya Setup Mesin
Universitas Sumatera Utara
= Rp. 6.500.000
5. Pemeliharaan, yaitu terdiri dari :
- Biaya Tenaga Kerja Tak Langsung
= 1 Staff + 4 Bagian Kebersihan + 1 Satpam
= 1 Rp. 1.632.000 + 4 Rp. 960.000 + 1 Rp. 1.056.000
= Rp. 6.528.000,00
- Biaya Penerangan
= Jumlah watt terpakaitotal pemakaian watt x total biaya
penerangan per bulan =
400 watt6900 watt x Rp. 208.320.000 =
Rp. 12.076.521,74 -
Biaya Pemeliharaan Gedung =
Rp. 2.000.000 -
Biaya Penyusutan Gedung =
Rp. 16.000.000
6. Inspeksi QC, yaitu terdiri dari :
- Biaya Tenaga Kerja Tak Langsung
= 3 Staff
= 3 Rp. 1.632.000
= Rp. 4.896.000
- Aktivitas Inspeksi dan QC
Universitas Sumatera Utara
= Rp. 5.000.000
- Biaya Penerangan
= Jumlah watt terpakaitotal pemakaian watt x total biaya
penerangan per bulan =
300 watt6900 watt x Rp. 208.320.000 =
Rp. 9.057.391,30
Berdasarkan kelompok biaya overhead menurut aktivitas produksi di atas, alokasi biaya tersebut di sajikan pada Tabel 5.34. berikut.
Tabel 5.34. Alokasi Biaya Overhead pada Setiap aktivitas produksi. Aktivitas
Biaya Rp.
1. Penanganan Bahan
2. Pengecoran Logam
3. Penanganan Produk Jadi
4. Setup Mesin
5. Pemeliharaan
6. Inspeksi QC
52,318,285.37 205,604,521.74
40,721,279.85 9,764,000.00
36,604,521.74 18,953,391.30
Jumlah 363,966,000.00
5.2.3.2.3. Pengelompokkan Biaya menurut Level Aktivitas
Universitas Sumatera Utara
Activity driver untuk masing-masing aktivitas yang merupakan faktor penyebab pengendali dari aktivitas-aktivitas tersebut pada proses produksi pada
PT. Karya Deli Steelindo adalah seperti yang terdapat pada Tabel 5.35. berikut.
Tabel 5.35. Kelompok Biaya Menurut Level Aktivitas Kelompok Biaya Cost Pool
Cost Driver
I. Unit Level Activities
II. Batch Level Activities
III. Product Level Activities
IV. Facility Level Activities
Berat Bahan Baku Langsung Jumlah Setup
- Kapasitas Normal
Tabel 5.36. Alokasi Biaya Overhead pabrik ke Produk Cost Driver II
Lorry Wheel Worm
Screw
Ship Propeller Cone
Hydrocyclone
Berat Bahan Baku Langsung Kg
1,020.00 1,052.00
1,048.00 1,072.00
Jumlah Setup kali 528
576 600
624 Kapasitas Normal kg
23,400 23,040
23,328 24,000
5.2.3.2.4. Pengelompokkan Aktivitas ke pusat Biaya yang Homogen menurut Level Aktivitas
Pengindentifikasian aktivitas-aktivitas menghendaki adanya daftar jenis- jenis pekerjaan yang terdapat dalam perusahaan yang berkaitan dengan proses
produksi. Adapun pengelompokan aktivitas pada proses produksi yang homogen menurut level aktivitas pada PT. Karya Deli Steelindo disajikan pada Tabel 5.37.
berikut.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.37. Kelompok Aktivitas ke pusat Biaya yang Homogen Kelompok Biaya
Aktivitas Biaya Rp.
I. Unit Level
Activities -
Pengecoran Logam -
Penanganan Produk Jadi -
Inspeksi QC
205,604,521.74 40,721,279.85
18,953,391.30 265,279,192.89
II. Batch Level
Activities -
Penanganan Bahan -
Setup Mesin 52,318,285.37
9,764,000.00 62,082,285.37
III. Facility Level
Activities -
Pemeliharaan 36,604,521.74
5.2.3.2.5. Perhitungan Tarif Biaya Overhead
Dalam menentukan tarif ini, total biaya dari setiap aktivitas dibagi dengan total activity driver yang digunakan untuk aktivitas tersebut.
Tabel 5.38.Perhitungan Tarif Biaya Overhead Kelompok Biaya
Biaya Overhead Pabrik Rp.
Cost Driver Tarif Rp.
Universitas Sumatera Utara
I. Unit Level
Activities
II. Batch Level
Activities
III. Facility Level
Activities
265,279,192.89
62,082,285.37
36,604,521.74 4,192.00
2,328.00
93,768.00
63,282.25
26,667.65
390.37
5.2.3.2.6. Alokasi Biaya overhead pabrik ke Produk
Langkah selanjutnya adalah mengkalikan tarif yang diperoleh untuk setiap aktivitas tersebut dengan aktivitas driver yang dikonsumsi oleh tiap-tiap jenis
produk yang diproduksi kemudian membaginya dengan jumlah unit yang diproduksi untuk tiap produk. Adapun alokasi biaya overhead pabrik ke produk
pada PT.Karya Deli Steelindo disajikan pada Tabel 5.39. berikut.
Tabel 5.39. Alokasi Biaya Overhead pabrik ke Produk Data
Lorry Wheel Worm Screw
Ship Propeller Cone
Hydrocyclone I. Unit Level
Activities
1.020 x Rp. 63,282.25 Rp.64,547,895.22
Universitas Sumatera Utara
1.052 x Rp. 63,282.25 1.048 x Rp. 63,282.25
1.072 x Rp. 63,282.25 Rp.66,572,927.22
Rp.66,319,798.22 Rp.67,838,572.23
II. Batch Level Activities
528 x Rp. 21,805.87 576 x Rp. 21,805.87
600 x Rp. 21,805.87
624 x Rp. 21,805.87 Rp.14,080,518.33
Rp.15,360,565.45 Rp.16,000,589.01
Rp.9,368,958.73
III. Facility Level Activities
23400 x Rp. 329.33 23040 x Rp. 329.33
23328 x Rp. 329.33 24000 x Rp. 329.33
Rp. 9,134,734.76 Rp. 8,994,200.38
Rp. 9,106,627.88 Rp.9,368,958.73
Total Biaya Overhead Pabrik
Rp.87,763,148.31 Rp.90,927,693.05 Rp.91,427,015.12
Rp.93,848,143.53 Unit Produksi
23,400.00 Kg 23,040.00 Kg
23,328.00 Kg 24,000.00 Kg
Biaya Overhead Per Kg
Rp.3,750.56 Rp.3,946.51
Rp.3,919.20 Rp.3,910.34
Biaya Overhead 1x proses produksi
Rp.3,656,797.85 Rp.3,788,653.88
Rp.3,809,458.96 Rp.3,910,339.31
5.2.4. Perhitungan Harga Pokok Produksi per Kilogram menurut Sistem ABC
Universitas Sumatera Utara
Setelah diperoleh biaya prime cost tenaga kerja langsung, biaya bahan utama dan penolong, biaya mesin dan juga biaya overhead, maka dapat dihitung
harga pokok produksi setiap produk dimana harga pokok produksi dapat dihitung dengan cara menjumlahkan biaya prime cost dan biaya overhead seperti yang ada
pada Tabel 5.40. di bawah.
Tabel 5.40. Perhitungan Harga Pokok Produksi Per Produk
Produk Prime Cost
Biaya Overhead
Harga Pokok Produksi
Biaya Bahan Baku
Biaya Tenaga
Kerja Langsung
Biaya Mesin
Lorry Wheel 8,357,150.00
508,461.50 449,394.02
3,656,797.85 12,969,536.70
Worm Screw 9,197,950.00
416,885.33 426,611.34
3,788,653.88 13,828,740.55
Ship Propeller
22,591,550.00 685,627.00
856,307.07 3,809,458.96
27,940,676.36
Cone Hydrocyclone 11,149,250.00 442,963.33
525,025.37 3,910,339.31
16,027,578.02
Selanjutnya berdasarkan data pada Tabel 5.39. di atas, dilakukan perhitungan Harga Pokok Produksi per satuan berat kg produk dihitung sebagai
yang disajikan pada Tabel 5.40. berikut.
Tabel 5.41. Perhitungan Harga Pokok Produksi Produk per Kg
Produk Biaya Produksi per KG Rp.
Harga Pokok Produksi per
Kg Rp. Prime Cost
Biaya Overhead
Biaya Bahan Baku
Biaya Tenaga Kerja
Langsung Biaya
Mesin Lorry Wheel
8,571.44 519.17
460.92 3,750.56
13,302.09
Worm Screw 9,581.20
432.84 444.39
3,946.51 14,404.94
Ship Propeller 23,242.34
703.05 880.97
3,919.20 28,745.55
Universitas Sumatera Utara
Cone Hydrocyclone 11,149.25
442.96 525.03
3,910.34 16,027.58
BAB VI ANALISA PEMECAHAN MASALAH
6.1. Analisa Tahapan Proses Produksi
Pada tahapan proses produksi, setiap produk mempunyai tahapan yang berbeda-beda. Ini mempengaruhi waktu siklus yang dibutuhkan setiap produk
dalam memproduksi suatu barang. Seperti yang ada pada Tabel 6.1. di bawah ini, produk ship propeller memiliki waktu yang sangat besar dalam berproduksi, yaitu
selama 3.075,23 menit. Hal ini dikarenakan banyaknya jumlah produk yang dihasilkan yaitu 27 buah serta tingkat kesulitan yang tinggi dalam mencetak, dan
Universitas Sumatera Utara