112
b Guru memberikan
evaluasi, “AU dalam menyelesaikan soal cerita tersebut merupakan operasi hitung penjumlahan dan
perkalian, perhatikan lagi jenis soalnya ya” c
Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengulangi pelajaran pada pertemuan 1-4 untuk menjawab tes yang akan
diberikan pada pertemuan selanjutnya. d
Guru dan siswa menutup pelajaran dengan bacaan hamdallah.
e. Pertemuan kelima
Pada pertemuan kelima kegiatan yang dilaksanakan adalah melakukan Post Test siklus I.
3. Deskripsi Data Hasil Pengamatan Tindakan Siklus I
Kegiatan pengamatan dilaksanakan oleh peneliti dan Am inisial secara bergantian selama proses pembelajaran operasi hitung perkalian
melalui metode jarimatika. Data yang diperoleh yaitu kinerja guru dalam menyampaikan materi dan partisipasi siswa selama mengikuti
proses pembelajaran. a.
Pengamatan kinerja guru Komponen pengamatan kinerja guru pada saat proses
pembelajaran dibagi menjadi tiga bagian, yaitu kinerja pada kegiatan awal, kinerja pada kegiatan inti, dan kinerja pada kegiatan
akhir. Ketiga komponen tersebut dijabarkan ke dalam 7 butir observasi. masing-masing butir observasi diberi skor maksimal 4
113
dan skor minimal 1, sehingga skor minimal dari semua butir
observasi 7 dan skor maksimal 28. Data kinerja guru pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 11. Rekapitulasi Data Kinerja Guru Pada Pembelajaran Operasi Hitung Perkalian Melalui Metode Jarimatika Siklus I
Pertemuan Skor
Maksimal Skor Yang
Diperoleh Pencapaian
Nilai Kriteria
1 28
20 71
Baik 2
28 21
75 Baik
3 28
22 78
Baik 4
28 24
85 Sangat Baik
Berdasarkan hasil pengamatan, guru telah mampu menggunakan metode jarimatika, guru menjelaskan setiap materi serta
membimbing siswa dalam latihan soal. Pada akhir pertemuan guru telah memberikan evaluasi kepada siswa.
b. Pengamatan partisipasi siswa
Komponen pengamatan partisipasi siswa selama proses pembelajaran terbagi menjadi tiga bagian, yaitu partisipasi siswa
pada kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Komponen- komponen tersebut dijabarkan ke dalam 7 butir observasi. Masing-
masing butir observasi diberi skor 1 sampai 4, Sehingga skor minimal dari semua butir observasi adalah
7 dan skor maksimal 28. Data partisipasi siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel 12
berikut: Tabel 12. Rekapitulasi Data Partisipasi Siswa Pada Pembelajaran
Operasi Hitung Perkalian Siklus I
Pertemuan Skor
Maksimal Skor Yang
Diperoleh Pencapaian
Nilai Kriteria
1 28
18 64
Baik 2
28 20
71 Baik
3 28
21 75
Baik 4
28 20
71 Baik
Berdasarkan tabel 12
di atas, dapat diketahui bahwa pada pertemuan pertama subjek AU memperoleh nilai partisipasi
64
114
dengan kategori baik, pertemuan kedua AU mendapatkan nilai 71 dengan kategori baik, pertemuan ketiga AU mendapat nilai 75
dengan kategori baik dan pertemuan ke empat AU mendapat nilai 71
dengan kategori baik .
Hasil observasi terhadap partisipasi siswa menunjukkan bahwa siswa telah berpartisipasi dengan
baik. Hal ini dibuktikan dengan nilai partisipasi siswa pada siklus I telah berada
pada kriteria baik. Partisipasi siswa dalam proses pembelajaran terlihat antusias
saat mengikuti proses pembelajaran. Au ketika proses pembelajaran dari mulai duduk dengan benar dan tenang saat diinstruksikan untuk
memimpin do’a sebelum pembelajaran dimulai. Au juga mampu menceritakan pengalamannya menggunakan metode jarimatika
dalam operasi hitung perkalian, namun dari pengalaman tersebut AU menggunakan metode jarimatika operasi hitung perkalian 1-10
saat di Jakarta di rumah dan sudah lupa konsepnya, serta kemampuan AU mengulang kembali pelajaran pada pertemuan
sebelumnya. Pada saat inti pembelajaran, AU terlihat aktif mendengarkan dan
merespon guru ketika menjelaskan materi mengenai metode jarimatika. Pada kegiatan pendalaman materi AU mampu mengikuti
penjelasan guru tentang langkah-langkah operasi hitung perkalian 11-30 dan pendalaman materi mengenai penyelesaian luas bangun
datar serta penyelesaian soal cerita.
115
Ketika diberikan soal latihan operasi hitung perkalian dalam proses pembelajaran AU mampu menyelesaikan meskipun dengan
sedikit bantuan dari guru baik verbal dengan instruksi lisan maupun non verbal dengan membantu mengarahkan formasi-formasi jari-jari
dalam menyelesaikan
operasi hitung
perkalian dengan
menggunakan metode jarimatika. Ketika meyelesaikan operasi hitung
perkalian terkait pengalaman konkrit dalam hal materi luas bangun datar yang di
dalamnya terdapat operasi hitung perkalian, AU merasa lebih terbantu dan lebih cepat menyelesaikannya, karena dengan metode
jarimatika tidak perlu menyusun operasi perkaliannya, didukung dengan kemampuan AU menguasai luas bangun datar, namun
masih mendapatkan sedikit bantuan karena AU masih sering keliru dan kurang teliti. Ketika menyelesaikan soal cerita kemampuan
membahasakan operasi hitung perkalian AU merasa kesulitan, karena belum begitu memahami jenis soal, dan kesulitan dalam
menentukan sifat-sifat operasi hitung perkalian dalam soal tersebut, yang dapat berpengaruh pada pengguanaan metode jarimatika.
Ketika guru mengakhiri pembelajaran dengan membimbing AU untuk membuat kesimpulan, AU terlihat sedikit pasif, sehingga guru
merangsang AU untuk ikut membuat kesimpulan dalam menggunakan metode jarimatika dalam operasi hitung perkalian 11-
30, memecahkan dan menyelesaikan luas bangun datar serta dalam memecahkan dan menyelesaikan soal cerita.
4. Deskripsi Data Evaluasi Tindakan Siklus I