7
tunanetra kelas VI Akselerasi di SLB A Yaketunis Yogyakarta penting untuk dilaksanakan.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang
dapat diidentifikasikan adalah sebagai berikut :
1. Anak tunanetra dalam operasi hitung perkalian dua angka digit masih
rendah, sehingga
anak cenderung
menebak-nebak dalam
penyelesaiannya. 2.
Anak tunanetra sering mengalami kesulitan dalam menyelesaikan operasi hitung perkalian, sehingga berpengaruh pada hasil pembelajaran
Matematika selanjutnya. 3.
Anak tunanetra seringkali mudah bosan dalam penyelesaian operasi hitung perkalian dengan perkalian bersusun yang memakan waktu lebih
lama. 4.
Penggunaan media yang digunakan dalam operasi hitung perkalian pada anak tunanetra banyak memiliki keterbatasan, sehingga diperlukan
media yang efektif sangat dibutuhkan. 5.
Metode yang diterapkan dalam penyelesaian operasi hitung perkalian pada anak tunanetra masih menggunakan perkalian bersusun.
6. Metode jarimatika belum diterapkan dalam operasi hitung perkalian
pada anak tunanetra di SLB A Yaketunis Yogyakarta.
8
C. Batasan Masalah
Permasalahan peningkatan operasi hitung perkalian sangat kompleks, oleh karena itu berdasarkan identifikasi masalah, maka peneliti
memfokuskan pada permasalahan peningkatan kemampuan operasi hitung perkalian, melalui metode jarimatika pada anak tunanetra kelas VI
Akselerasi di SLB A Yaketunis Yogyakarta. Materi operasi hitung perkalian dibatasi pada perkalian 11-30.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang telah disampaikan tersebut, maka dapat diperoleh rumusan masalah yaitu “Bagaimana proses dan hasil
peningkatan kemampuan operasi hitung perkalian melalui metode jarimatika pada anak tunanetra kelas VI Akselerasi di SLB A Yaketunis
Yogyakarta?”.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan operasi hitung perkalian melalui metode jarimatika pada anak
tunanetra kelas VI Akselerasi di SLB A Yaketunis Yogyakarta.
9
F. Manfaat Penelitian