BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat dan BahanAlat Penelitian
Pengerjaan penelitian “Analisis Optimalisasi Parameter Kinerja Sistem CDMA dengan Menggunakan Kanal Propagasi Gelombang Radio Empiris”
dilaksanakan di Departemen Teknik Elektro FT USU. Adapun bahan yang
digunakan dalam penelitian adalah berupa Jurnal dan Karya Ilmiah, Texbook, Software Matlab sebagai Tool Pemrograman dan Komputer.
3.2 Langkah-Langkah Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini dillakukan dengan; Studi literatur, Perancangan Model Sistem, Pengembangan algoritma soft handoff hysteresis threshold untuk tiga
dan empat BTS, Optimalisasi parameter kinerja, Menentukan Data Parameter Simulasi, Perancangan Pengkodean pemrograman Simulasi, Pengujian Simulasi
dengan memvariasikan variabel pengamatan dan model propagasi gelombang radio dan menganalisa hasil simulasi.
3.3 Studi Literatur
Di bagian ini dikumpulkan dan dipelajari berbagai referensi berupa jurnal dan buku teks yang mendasari ide dan rancangan yang uptodate sekaligus sebagai bahan
materi yang dipakai dalam pengerjaan penelitian. Adapun Jurnal yang dikumpulkan merupakan jurnal-jurnal yang pokok pembahasanannya berkaitan dengan; Sistem
Komunikasi Bergerak CDMA, Propagasi sinyal dan Model-model propagasi gelombang radio, Algoritma Soft Handoff, Optimalisasi Handoff, Inisiasi soft handoff
dan Kinerja Soft Handoff.
Universitas Sumatera Utara
3.4 Perancangan Model Sistem
Model sistem yang dirancang dijelaskan sebagai berikut: 1. BTS yang dimodelkan jumlahnya divariasikan yaitu, dari dua sampai empat
BTS. Tiap-tiap BTS mempunyai daya pancar yang sama dan terpisah pada jarak tertentu serta MS bergerak pada lintasan lurus dengan kecepatan yang
diatur. Selama pergerakan, sinyal penerimaan MS mengalami penurunan. Penurunan ini sebagai akibat dari pertambahan jarak dan rintangan dari alam
sekitar yang tersebar antara pemancar BTS dengan MS. Perhitungan besar penurunan sinyal dalam penelitian ini dimodelkan dengan model propagasi
gelombang radio Okumura, Hata dan Lee. Selanjutnya MS akan mensampling pengukuran kuat sinyal terima pada interval jarak yang tetap kemudian
merata-ratakannya. 2. Untuk merata-ratakan sinyal yang diterima dilakukan dengan metode
windowing. Merata-ratakan sinyal ini dimaksudkan untuk memfilter atau menghindarkan fluaktuasi sinyal yang begitu bervariasi yang disebut dengan
variasi cepat fast variation. 3. Perolehan kuat sinyal yang telah dirata-ratakan merupakan nilai Received
Signal Strenght RSS, yaitu kuat sinyal pilot yang diterima oleh MS untuk setiap pengukuran.
4. Nilai pengukuran RSS dari keseluruhan BTS dijadikan sebagai besaran untuk menghitung besar peluang Penurunan Link Radio dan sebagai pemicu inisiasi
untuk Soft Handoff. 5. Oleh karena kuat sinyal pilot pengukuran yang diterima dari seluruh BTS
merupakan variabel acak random variabel untuk setiap jarak, maka untuk menghitung besar peluang penurunan link komunikasi digunakan model
fungsi Q atau error function erf. 6. Kuat sinyal pilot pengukuran yang diterima dari seluruh BTS dimanfaatkan
sebagai besaran pemicu inisiasi Soft handover. Dalam penelitian ini, model
Universitas Sumatera Utara
algoritma soft handover yang digunakan adalah hysteresis-threshold dan locally optimal.
7. Hasil perolehan laju drop call, peluang penurunan link radio dan hasil perhitungan proses Algoritma soft handover hysteresis-threshold dan locally
optimal, dijadikan sebagai perhitungan kinerja soft handover. 8.
Unjuk kerja soft handover diamati terhadap perubahan parameter propagasi gelombang radio yaitu variabel Tinggi Antena BTS dan Antena MS serta
perubahan parameter soft handover yaitu variabel Hysteresis Add. Adapun blok diagram model sistem yang dirancang ditunjukkan pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1. Rancangan Blok Diagram Model Sistem
MS mengukur nilai RSS dari masing-masing BTS. Nilai RSS dBm yang terukur merupakan besar selisih antara daya yang ditransmisikan oleh BTS dengan
redaman dari model propagasi gelombang radio Singh, N.P., et al. 2010. 3.5 Kuat Sinyal Terima
Misalkan d
i
menunjukkan jarak antara MS dengan BTS
i
. Jika daya yang ditransmisikan oleh BTS adalah P
t
maka kuat sinyal dari BTS
i
dinotasikan dengan X
i
X d dan ditulis dengan Persamaan
3.1
ir
d = P
t
Dimana: X – PL 3.1
ir
d = kuat sinyal dari BTS ke-i yang diterima MS pada jarak d P
dBm.
t
PL = path loss model propagasi gelombang radio dB
= daya yang ditransmisikan BTS dBm
Universitas Sumatera Utara
3.6 Daya Sinyal Transmisi