mengecil ketika ketika jumlah BTS dalam sistem bertambah. Hal ini disebabkan karena tersedianya banyak pilihan untuk mendapatkan daya sinyal terima dengan
level daya tertinggi dari semua BTS-BTS dalam sistem yang nilainya telah berada di atas level Threshold. Gambar 4.35 menunjukkan Laju Penurunan Link Radio dengan
bertambahnya jumlah BTS dalam sistem. Besar rata-rata Laju Penurunan Link Radio untuk masing-masing 2, 3 dan 4 BTS dalam sistem adalah 0,0505; 0,0442 dan
0,0432.
Gambar 4.35 Penurunan Link Radio Terhadap Nilai Hysteresis dan Jumlah BTS Model Okumura
C. Model Propagasi Hata
Hubungan perubahan nilai Hysteresis dengan Laju Drop Call dan Penurunan
Link Radio dengan model propagasi Hata ditunjukkan pada Lampiran B.9. Dari data
Lampiran diperlihatkan bahwa perubahan nilai Hysteresis tidak berpengaruh sama sekali terhadap Drop Call dan Link Radio. Untuk setiap perubahan nilai Hysteresis
dan jumlah BTS diperoleh Laju Drop Call bernilai nol. Hal ini menunjukkan bahwa level daya terima dari semua BTS nilainya berada di atas level Threshold. Sementara
dari sisi Laju Penurunan Link Radio nilainya bertambah kecil ketika ketika jumlah BTS dalam sistem berubah dari 2 BTS menjadi 3 BTS. Namun ketika jumlah BTS
0,0000 0,0100
0,0200 0,0300
0,0400 0,0500
0,0600
2 3
4 5
6 7
8 9
10
P e
nu ru
nan L
in k
Ra d
io
Hysteresis dBm
2-BTS 3-BTS
4-BTS
Universitas Sumatera Utara
dalam sistem berubah dari 3 BTS menjadi 4 BTS maka tidak terjadi perubahan Penurunan Link Radio rata-rata. Hal ini disebabkan karena level daya sinyal yang
disuplai oleh BTS ke 4 tidak terlalu berbeda dengan level daya sinyal pada saat jumlah BTS dalam sistem adalah 3 BTS. Gambar 4.36 menunjukkan Laju Penurunan
Link Radio dengan bertambahnya jumlah BTS dalam sistem. Besar rata-rata Laju Penurunan Link Radio untuk masing-masing 2, 3 dan 4 BTS dalam sistem adalah
0,0025; 0,0014 dan 0,0014.
Gambar 4.36 Penurunan Link Radio Terhadap Nilai Hysteresis dan Jumlah BTS Model Hata
4.2.3.2 Hubungan Perubahan Nilai
Hysteresis Terhadap Ukuran Active Set Metode Algoritma
Hysteresis Threshold dan Locally Optimal A. Model Propagasi Lee
Data Simulasi yang menunjukkan hubungan antara Hysteresis dengan ukuran Active Set untuk metode Algoritma Soft Handover dengan model propagasi Lee
ditunjukkan pada Lampiran B.3. Untuk melihat pola kecenderungan data terhadap
metode Hysteresis Threshold ditunjukkan dengan grafik seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.37.
0,0000 0,0005
0,0010 0,0015
0,0020 0,0025
0,0030
2 3
4 5
6 7
8 9
10
P e
nu ru
nan L
in k
Ra d
io
Hysteresis dBm
2-BTS 3-BTS
4-BTS
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.37 Ukuran Active Set Terhadap Nilai Hysteresis dan Jumlah BTS Hysteresis Threshold Model Lee
Grafik pada gambar 4.37 memperlihatkan ukuran rata-rata Aktive Set untuk 2, 3 dan 4 BTS terhadap pertambahan nilai Hysteresis. Ketika jumlah BTS yang melayani
ada 2 maka ukuran Active Set cenderung tetap terhadap pertambahan nilai Hysteresis. Hal ini disebabkan karena kenaikan rata-rata jumlah Active Set akibat pertambahan
nilai Hysteresis telah diseimbangkan oleh penurunan Active Aset akibat Drop Call yang terjadi. Tatkala Drop Call telah teratasi dengan ketersediaan daya penerimaan
di atas nilai Threshold maka dengan bertambahnya nilai Hysteresis akan menaikkan jumlah rata-rata Active Set dan pertambahan kenaikan ini akan semakin besar dengan
bertambahnya jumlah BTS. Oleh karenanya, nilai pertambahan Ukuran Rata-rata Active Set terbesar ketika jumlah BTS yang melayani ada 4 BTS. Adapun masing-
masing pertambahan Ukuran Rata-rata Active Set untuk 4, 3 dan 2 BTS adalah 2,0739; 1,5547 dan 1,1257.
Pada Gambar 4.38 ditunjukkan hasil simulasi peningkatan perubahan rata-rata ukuran Active Set terhadap pertambahan nilai Hysteresis metode Hysteresis Threshold
dengan jumlah sampel BTS 4 buah.
0,0000 0,5000
1,0000 1,5000
2,0000 2,5000
3,0000
2 3
4 5
6 7
8 9
10
U kur
a n
A ct
ive S et
Hysteresis dBm Metode
Hysteresis Threshold
2-BTS 3-BTS
4-BTS
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.38 Ukuran Active Set terhadap Jarak dan Nilai Hysteresis Hysteresis Threshold Model Lee
Dengan kualitas Link Radio yang sama sebagaimana dengan data Lampiran B.3
maka ukuran rata-rata Active Set keluaran algoritma Hysteresis Threshold masih
dapat dioptimalkan. Data optimal di bagian Lampiran B.3 merupakan ukuran Active
Set hasil optimasi dengan metode Locally Optimal terhadap keluaran algoritma Hysteresis Threshold untuk model propagasi Lee. Pola kecenderungan grafik ukuran
rata-rata Active Set hasil optimasi terhadap nilai Hysteresis ditunjukkan pada Gambar 4.39.
Gambar 4.39 Ukuran Active Set Terhadap Nilai Hysteresis dan Jumlah BTS Locally Optimal Model Lee
0,0000 0,2000
0,4000 0,6000
0,8000 1,0000
1,2000 1,4000
1,6000 1,8000
2 3
4 5
6 7
8 9
10
Uk u
ra n
A ct
ive S et
Hysteresis dBm Metode
Locally Optimal
2-BTS 3-BTS
4-BTS
Universitas Sumatera Utara
Grafik pada Gambar 4.39 memperlihatkan ukuran rata-rata Aktive Set untuk 2, 3 dan 4 BTS terhadap pertambahan nilai Hysteresis. Dapat dilihat bahwa ukuran Active
Set telah dapat dioptimasi dengan ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan metode Hysteresis Threshold.
Untuk pertambahan nilai Hysteresis dari 2 dBm hingga 10 dBm maka perolehan ukuran rata-rata Active Set optimasi untuk masing-masing jumlah BTS empat, tiga
dan dua BTS adalah; 1,3078; 1,0128 dan 0,9999 Active Set. Pada Gambar 4.40 ditunjukkan hasil simulasi optimasi rata-rata ukuran Active Set
terhadap pertambahan nilai Hysteresis dengan jumlah BTS dalam sistem 4BTS. Ukuran rata-rata Active Set metode algoritma Hysteresis Thereshold telah
dioptimalkan dengan algoritma Locally Optimal dimana ukuran rata-rata Active Set hasil optimasi menunjukkan ukuran yang lebih rendah.
Gambar 4.40 Ukuran Active Set terhadap Jarak dan Nilai Hysteresis Locally Optimal Model Lee
Universitas Sumatera Utara
Dari data optimasi di Lampiran B.3 ditunjukkan bahwa untuk pertambahan
nilai Hysteresis dari 2dBm hingga 10dBm maka nilai persentasi rata-rata optimasi ukuran rata-rata Active Set untuk masing-masing jumlah BTS empat, tiga dan dua
BTS adalah; 36,9401; 34,8513 dan 11,1666. Untuk pertambahan nilai Hysteresis, persentasi optimasi nilai rata-rata ukuran Active Set tertinggi ketika BTS
yang melayani adalah 4 BTS. Dengan diperolehnya ukuran Active Set yang Optimal maka jumlah rata-rata Active Set dalam sistem dapat dikurangi dan pengurangan ini
akan melepaskan sebagian kanal radio sehingga memberikan kesempatan bagi user yang lain untuk menggunakan kanal tersebut. Hal ini tentunya akan meningkatkan
efisiensi pemakaian kanal.
B. Model Propagasi Okumura