Sendenhan Mulai Beroperasi

4. Sendenhan Mulai Beroperasi

Setelah berangkat dari Jepang pada 3 Januari 1942, para anggota Sendenhan Pasukan ke-16 menempati Takao di Taiwan untuk sementara, dan pada awal bulan Febuari 1942 mereka berangkat ke Indonesia. Pada 1 Maret 1942 armada pasukan ke-16 mengadakan operasi pasifikasi di tiga tempat, yaitu Merak (teluk Banten) di Jawa Barat, Eretan di Jawa Tengah,dan rembang di Jawa Timur. Di merak tempat induk pasukan mendarat, terjadi peperangan dengan tiga kapal perang sekutu, yang bagian dari ABDACOM ( American Britist Dutch Australian

87 Djawa Baroe, No. 8-9, Januari 1943, hlm. 10.

Command) : Huston (Amerika), Perth (Australia), dan sebuah kapal perang kecil. Satu setengah jam kemudian, ketiga kapal ini diluluhl lantahkan termasuk tujuh buah kapal sekutu. Pihak Jepang juga kehilangan beberapa kapal, termasuk sakuramaru. Selain komandan Tertinggi Imamura, sebagian dari anggota Sendenhan juga harus menyelamatkan diri ke laut.

Pada 2 Maret 1942 mereka tiba di serang. Disana semua anggota Sendenhan yang terjadi di kapal-kapal Mizohomar, Akitsumaru, dan sakuramaru bertemu. Kemudian, mereka diutus terpisah lagi ke Batavia, bogor, dan

Bandung. 89 Pada 5 maret 1942 mereka berhasil menduduki Batavia, yang sudah dinyatakan “kota terbuka “ oleh Belanda. Namun, militer Jepang tidak masuk ke

dalam kota Batavia kecuali anggota Sendenhan. Pada 8 Maret1942, K.Machida, U.Tomisawa, Y.Nakatani, anggota Seksi film Sendenhan, koresponden, dan wartawan menuju Kalijati mengejar koferensi penyerahan. Pada 9 Maret 1942 komandan militer Belanda menyerah kepada Komandan Hitoshi Imamura di Kalijati. Tomisawa dan Nakatani langsung berangkat ke Bandung. Nakatani adalah penerjemah Sendenhan dan sebelumnya bekerja di Toko Bromo di Malang sejak sebelum perang. Pada malam harinya, mereka mengambil alih stasion Radio NIROM dan menyiarkan “oendang-oendang Nomor 1 dari Pembesar Balatentara Dai Nippon” dalam tiga bahasa, yaitu bahasa Jepang, bahasa Indonesia, dan

bahasa Belanda. 90

89 Ibid.,hlm. 182-183.

90 Tomisawa, Jawa, hlm. 74, 87-88., Tomisawa, “Jawa ni Okeru Sendenhan no Katsudo: Joriku yori Ajia Raya-sha Soritsu made (Kegiatan Sendenhan di Jawa: Dari Pendartan sampai

Pendirian Perusahaan Asia Raya)” dalam majalah Toa Bunka Ken (Lingkungan Budaya Asia Timur) (Januari 1943), (Seterusnya dirujuk sebagai Tomisawa, “Jawa”), hlm. 88-95.Mengenao perjalanan mereka ke Kalijati dan usaha propaganda mereka di Bandung,baca juga Yoshio Nakatani, Nakatani Yoshio Danwa: Gunsei no Omoide (Wawancara dengan Yoshio Nakatani:

Sementara itu, anggota Sendenhan yang tinggal di Batavia juga mulai beroperasi disana. Oya memimpin pengambil alihan Konsulat Jendral Inggris, agen berita, perusahaan surat kabar, stasiun radio, perusahaan percetakan, studio film, toko alat-alat foto, took alat-alat radio, dan lain-lain. Mereka berkeliaran untuk

menempelkan tanda Marusen (symbol Sendenhan) pada tempat-tempat tersebut. 91 Sepertiga dari bahan propaganda yang disiapkan mereka sudah tenggelam ke laut,

sedangkan dua pertiganya terlambat datang. Oleh karena itu nasib Sendenhan

sangat tergantung pada hasil pengambil alihan tersebut. 92

Sebelum Belanda menyerah, tugas utama Sendenhan adalah mengadakan Propaganda terhadap musuh dan pemberitaan ke Jepang. 93 Setelah Belanda

dilucuti, mereka mengutamakan propaganda terhadap penduduk Indonesia. Mengenai kegiatan awal Sendenhan itu, nomor perdana Sekido Ho [Berita Khatulistiwa] yang terbit pada 9 Maret 1942 memuatkan sebuah artikel yang berjudul “Aozora Ni Egaku Ajia Banzai: Sendenhan No Katsuyuka [melukiskan ‘hidup Asia’di langit Biru : Aktivitas Sendenhan]” :

[..] Setelah mengambil alih konsulat jendral inggris sebagai pusat , Sendenhan langsung memulai berbagai kegiatan propaganda. Hari ini kami dapat memasang balon iklan di lapangan yang ada di muka Markas Besar Sendenhan berkat aktivitas seksi balon. Orang Indonesia yang melihat [tulisan di balon] itu, tua maupun muda [...] berteriak-triak “hidup Asia”.

Kenangan tentang Pemerintahan Militer), Diambil dari rekaman kaset, 20 November 1956,hlm. 37-83, (The Nishijima Collection, (JV 34-2) ).

91 Kecuali Kitahara, Yokoyama,Iida, dan Takeda yang terlambat datang ke Batavia.

92 Machida, Tatakau, hlm. 191-192.

93 Tomisawa, Jawa, hlm. 72-73.

Mayarakat setempat menyebut Sendenhan sebagai BP, singkatan dari “Barisan Propaganda.” Kehadiran mereka cukup mengesankan maka anak kecil saja

mengenal sebutan BP tersebut. 94

B. Propaganda Jepang di Jawa 1942-1945