Ikhtisar HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR PENGUASAAN LAHAN TERHADAP

digarap membutuhkan modal. Bagi warga yang memiliki lahan dan modal yang kuat mereka dapat menggarap tanah, mengelola, memanfaatkan dan memperoleh hasil dari lahan yang digarap. Namun, bagi warga yang tidak mempunyai lahan mereka akan melakukan bagi hasil dengan pemilik lahan yang mereka garap ataupun mereka akan menyewa sebidang tanah ataupun gadai tanah orang lain. Bagi penduduk yang belum memiliki akses terhadap lahan modal menjadi penting karena mereka dapat membeli sebidang tanah dan dapat mengelola, memanfaatkan dan memperoleh hasil dari lahan tersebut. Dapat terjadi jika modal yang dimiliki besar dan cukup untuk membeli tanah dan menggarapnya. Namun kenyataannya, hanya sedikit warga Kampung Cijengkol yang memiliki modal yang besar sehingga bisa memperluas lahan. Faktor-faktor yang telah disebutkan di atas memiliki hubungan dengan tingkat penguasaan lahan. Faktor-faktor tersebut mempengaruhi bagaimana penguasaan lahan warga Kampung Cijengkol dari luas lahan yang dimiliki dan status kepemilikannya. Kebanyakan warga Kampung Cijengkol menggunakan sistem bagi waris dengan jumlah anggota rumah tangga yang banyak sehingga luas lahan yang diwariskan pun luasnya menjadi sedikit dibagi samarata. Kuatnya modal yang dimiliki sedikitnya warga kampung pun mempengaruhi tingkat penguasaan lahan. Berdasarkan olah data yang dibuat peneliti menunjukkan bahwa faktor-faktor penguasaan lahan akan mempengaruhi tingkat penguasaan lahan baik dari segi luas lahan maupun status kepemilikan lahan warga Kampung Cijengkol. Maka dari itu, faktor-faktor tersebut mempengaruhi tingkat penguasaan lahan yang terjadi di Kampung Cijengkol.

6.4 Ikhtisar

Lahan pertanian bagi masyarakat desa sangat penting karena mereka tergantung pada lahan tersebut untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Keragaman penguasaan lahan menjadikan adanya perbedaan dalam mengakses lahan sehingga hasil yang didapatkan pun berbeda. Keragaman penguasaan lahan yang terdapat di Kampung Cijegkol yaitu gadai, menyewa, bagi hasil dan milik sendiri. Mayoritas kepemilikan lahan warga kampung adalah milik sendiri warisan. Sekitar 88,24 dari jumlah responden berstatus kepemilikan lahan berasal dari warisan. Keragaman penguasaan lahan akan mempengaruhi bagaimana perolehan pendapatan dari kegiatan yang dilakukan di atas lahan tersebut. Bagi masyarakat desa, kegiatan usahatani merupakan faktor penentu pendapatan dan lahan sebagai faktor produksi utamanya. Ketimpangan pemilikan dan penguasaan lahan yang terjadi di Kampung Cijengkol ini disebabkan adanya sistem bagi waris, modal yang kurang. Kedua faktor tersebut sangat berpengaruh terhadap tingkat penguasaan lahan di kampung ini. Faktor dominan yang mempengaruhi penguasaan lahan yaitu sistem bagi waris yang mengakibatkan lahan yang diwariskan kepada hak waris makin sedikit ditambah jumlah setiap anggota keluarga cukup besar, sehingga akses warga terhadap lahan pun makin dibatasi dengan pembagian yang samarata kepada setiap hak waris. Sistem ini menjadikan warga hak waris dengan luas lahan didapat kecil dan tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Faktor lain yang mempengaruhi penguasaan lahan yaitu modal. Modal merupakan salah satu faktor yang kuat untuk dapat mengakses lahan pertanian. Warga yang memiliki modal yang kuat dapat menggarap lahan yang dimilikinya, sedangkan untuk pendatang dapat membeli, menyewa atau gadai agar dapat mengakses lahan. Juga jumlah penduduk warga asli maupun pendatang yang memadati kampung menjadikan lahan yang ada di kampung mengalami penyusutan.

BAB VII HUBUNGAN PENGARUH TINGKAT PENGUASAAN LAHAN