berupa atribut produk rasa, warna, aroma, penerimaan dan keluhan responden terhadap produk minyak sawit mentah dan cara mengkonsumsi produk.
Wawancara yang dilakukan menggunakan kuesioner yang diisi secara bertahap dari awal kegiatan sampai akhir kegiatan sebagaimana terdapat pada lampiran 3,
4, 5, 6, dan 7.
3.3.5. Pengambilan Darah Responden
Pengambilan darah pada responden dilakukan sebanyak 2 kali, yaitu pada saat sebelum dan sesudah intervensi dengan MSMn. Pengambilan darah dilakukan di
puskesmas desa Dramaga dan Babakan oleh seorang perawat. Setelah mendapat persetujuan responden melalui penandatanganan informed concent atau lembar
kesediaan Lampiran 2, sebanyak 24 ml darah diambil dari 22 responden wanita dewasa secara aseptis dengan venojek sekali pakai atau siring. Sampel darah
ditempatkan dalam tabung steril yang berisi antikoagulan EDTA. Darah manusia yang sudah ditambah dengan antikoagulan disentrifus dengan kecepatan 1500 rpm
selama 10 menit. Setelah disentrifus akan diperoleh tiga lapisan, bagian atas adalah plasma darah, bagian tengah adalah buffy coat yang mengandung sel darah
putih, dan bagian bawah adalah sel darah manusia eritrosit. Plasma darah kemudian di alikuot lalu disimpan dalam freezer dengan suhu -20
C hingga siap untuk digunakan sebagai sampel pada analisa kadar beta-karoten, malonaldehida
serta aktivitas enzim xantin oksidase.
3.3.6. Analisis Kadar β-Karoten Plasma darah Neeld dan Pearson 1979
3.3.6.1. Pembuatan Kurva Standar β-karoten
K urva standar β-karoten diukur pada panjang gelombang 450nm. Kurva standar
dibuat dengan melarutkan β-karoten standar dengan petroleum eter, lalu dibuat seri larutan standar
dengan konsentrasi 0,5 μgml, 1μgml, 1,5μgml dan 2μgml, kemudian diukur absobansinya pada panjang gelombang 450 nm menggunakan
spektrofotometer UV-VIS double beam. Hasil absorbansi diukur berdasarkan persamaan regresi linear Y = a + bx yang di dapat dari hasil plot antara
konsentrasi β-karoten dan absorbansinya.
3.3.6.2. Pengukuran K adar β-karoten Plasma Darah
Plasma darah sebanyak 2 ml ditambahkan 2 ml etanol 95, selanjutnya ditambahkan 3 ml petroleum eter. Campuran tersebut divortex selama ± 2 menit,
lalu disentrifus 1500 rpm selama 5 menit. Supernatan hasil sentrifugasi diambil lalu dibaca absorbansinya pada panjang gelombang 450 nm dengan
spektrofotometer UV-VIS double beam. Blanko sampel pada pembacaan ini adalah petroleum eter.
Konsentrasi β-karoten plasma darah dihitung dengan rumus perhitungan sebagai berikut:
β-karoten plasma mgL = x Konsentrasi standar x 3
Kadar beta karoten plasma dalam satuan mgL kemudian diubah menjadi μmoll dengan cara mengalikan dengan unit konversi biokimia untuk beta karoten,
yaitu 0,0186 Anonim 2001.
3.3.7. Analisis Malonaldehida Plasma Darah Conti et al. 1991
Plasma darah sebanyak 200 µl ditambahkan 4 ml larutan yang mengandung TCA 15, TBA 0.37, HCl 0.25N dan BHT 0.5, kemudian di
vortex lalu dipanaskan dalam waterbath pada suhu 80°C selama 1 jam. Setelah itu dinginkan sampai mencapai suhu ruang, lalu di sentrifus pada 2000 rpm selama
10 menit. Supernatan diukur pada panjang gelombang 532 nm. Sebagai standar malonaldehida digunakan 1,1,3,3 tetraetoksipropana
TEP. Pembuatan standar TEP yaitu dengan membuat larutan induk 2 mmoll, kemudian dibuat larutan kerja 0.1 µmoll. Pada suasana asam, TEP terhidrolisis
dan menghasilkan hemiasetal dan etanol. Hemiasetal yang terbentuk kemudian terdekomposisi menjadi etanol dan malondialdehid. Penentuan kurva standar
dilakukan sama dengan penentuan sampel. Perhitungan kadar malonaldehida sampel berdasarkan hasil plotting nilai absorbansi pada kurva standar.
3.3.8. Analisis Aktivitas Xanthine Oxidase Raguvanshi et al. 2005
Total campuran assay adalah 3 ml, terdiri dari 0.3 ml Tris HCl buffer 50 mM pH 7.4, 0.30 ml CuSO
4
10 mM; 0.05 ml xanthine 2.58 mMml dalam 0.05 M Glisin Buffer pH 7.4; 0.1 ml sampel plasma yang telah diencerkan, serta
aquades untuk menaikkan volume hingga 3 ml. Lakukan pencatatan terhadap
perubahan absorbansi pada 290 nm dalam interval 15 detik selama 1 menit. Sebanyak 1 unit aktivitas enzim didefinisikan sebagai perubahan absorbansi pada
panjang gelombang 290 nm selama 1 menit setelah persiapan sampel. Koefisien absorbs milimolar linear sebesar 10.03 l mmol
-1
cm
-1
pada panjang gelombang 290 nm digunakan untuk menghitung konversi xanthine ke asam urat. Perhitungan
aktivitas enzim dihitung dengan rumus berikut Bergmeyer 1988:
Dimana : ΔA
= Perubahan Absorbansi V
= volume assay l ε
= koefisien absorbs milimolar linear l mmol
-1
mm
-1
d = light path kuvet mm
Δt = waktu s
v = volume sampel yang digunakan pada assay l
ρ = kadar protein ppm
3.3.9. Analisis Kadar Protein Plasma Bradford 1976 3.3.9.1. Pembuatan Reagen Bradford
Reagen Bradford dibuat dengan cara melarutkan 0.1 g coomasie brilian blue
CBB G ‐250 ke dalam 50 ml etanol 95 vv, lalu ditambahkan 100 ml
asam fosfor 85 vv. Campuran lalu diencerkan sampai volume 1 L dengan aquadest. Larutan disaring dengan kertas saring dan disimpan dalam botol gelap
dan suhu rendah.
3.3.9.2. Pembuatan Larutan Standar Protein
Larutan standar protein dibuat dengan melarutkan 0,01 g BSA bovine serum albumin dengan 10 ml H
2
O steril sehingga diperoleh larutan stok BSA dengan konsentrasi 1000 ppm. Larutan stok dengan konsentrasi 1000 ppm
diencerkan dengan melarutkan 0,5 ml larutan stok ditambahkan 4,5 ml H
2
O steril sehingga diperoleh larutan stok BSA 100 ppm. Dari larutan stok tersebut
dilakukan pengukuran terhadap standar protein terlarut dengan konsentrasi 0, 10, 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, 90 dan 100 ppm. Kemudian dilakukan pengukuran