HASIL DAN PEMBAHASAN EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO “SOLUSI PINTAR JELAS DAN MUDAH” (SPLASH) TERHADAP HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS VII DI MTsLB YAKETUNIS YOGYAKARTA.

61 Tabel 7. Skor Post-test No Nama Subjek Skor Post-Test Wujud Zat Ciri-Ciri Mahkluk Hidup Energi Alternatif 1 NA 90 90 90 2 TY 90 70 80 3 AN 70 70 80 4 AI 90 90 80 Dari tabel tersebut menunjukkan hasil skor post-test subjek NA mendapakan skor 90 pada materi wujud zat, ciri-ciri makhluk hidup, dan energi alternatif, subjek TY mendapatkan skor 90 pada materi wujud zat, 70 ciri-ciri makhluk hidup, dan 80 pada materi energi alternatif, subjek AN mendapatkan skor 70 pada materi wujud zat, 70 pada materi ciri-ciri makhluk hidup, dan 80 pada materi energi alternatif, serta subjek AI mendapatkan skor 90 pada materi wujud zat, 90 ciri-ciri makhluk hidup, dan 80 energi alternatif. 3. Perbandingan Skor Pre-Test dan Post-Test Perbandingan pencapaian hasil belajar materi wujud zat, ciri-ciri mahkluk hidup, dan energi alternatif kelas VII MTsLB Yaketunis dapat dilihat dari tabel berikut ini : Tabel 8. Perbandingan skor pre-test dengan post-test No Nama Subjek Skor Pre-test Skor Post-test Peningkatan Rata-rata 1 NA 70 90 20 62 2 TY 60 80 20 3 AN 60 70 10 4 AI 70 90 20 Rata-rata 65 82,5 17,5 Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa hasil belajar materi wujud zat, ciri-ciri mahkluk hidup, dan energi alternatif pada siswa kelas VII hasil skor antara pre-test dan post-test mengalami peningkatan setelah penggunaan MA SPLASH dalam proses pembelajaran. Rata-rata hasil pencapaian pre-test sebesar 65 menjadi 82,5 pada post-test. Subjek NA mengalami peningkatan sebesar 20, subjek TY mengalami peningkatan sebesar 20, subjek AN mengalami peningkatan sebesar 10, dan subjek AI mengalami peningkatan sebesar 20. Nilai terendah yang diperoleh siswa pada pre-test adalah 60, sedangkan nilai terendah yang diperoleh siswa pada post-test adalah 70. Rata-rata skor pada pre-test adalah 65, sedangkan rata-rata skor pada post-test adalah 82,5. Hasil belajar siswa mengalami peningkatan rata-rata pre-test dengan post- test sebesar 17,5. Berikut ini merupakan diagram batang hasil skor pre- test dan post-test : 63 Grafik 1. Skor Pre-test dan Post-test Grafik tersebut menunjukkan peningkatan nilai rata-rata pre-test dan posttest tiap subjek. Subjek NA mengalami peningkatan sebesar 20 yaitu dari nilai pre-test 70 menjadi 90 pada nilai post-test, subjek TY mengalami peningkatan sebesar 20 yaitu dari nilai pre-test 60 menjadi 80 pada nilai post-test , subjek AN mengalami peningkatan sebesar 10 yaitu dari nilai pre-test 60 menjadi 70 pada nilai post-test, sedangkan subjek AI mengalami peningkatan sebesar 20 yaitu dari nilai pre-test 70 menjadi 90 pada nilai post-test. D. Uji Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan jawaban dari pertanyaan atau permsalahan dalam penelitian.hipotesis diuji setelah semua data penelitian terkumpul. Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan uji rerata dengan tujuan untuk mengetahui efektifitas penggunaan MA SPLASH terhadap hasil belajar IPA 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 NA TY AN AI Pre-test Post-test 64 pada siswa tunanetra kelas VII di MTsLB Yaketunis Yogyakarta. Hipotesis statistik yang diuji dalam penelitian ini adalah media audio SPLASH efektif terhadap hasil belajar IPA bagi siswa tunanetra kelas VII di MTsLB Yaketunis Yogyakarta. Pengujian hipotesis menggunakan uji rerata dengan membandingan rata-rata skor pre-test dengan rata-rata skor post-test. Kriteria yang digunakan adalah ditandai dengan hasil tes minimal 70 sesuai indikator materi. Setelah dianalisis membandingan hasil rata-rata hasil pre-test dengan rata-rata hasil post-test diperolah data yang sebagai berikut : rata-rata skor pre-test adalah 65 dengan pencapaian 65, sedangkan rata-rata skor post-test adalah 82,5 dengan pencapaian 82,5. Sehingga dapat dilihat jumlah peningkatan rata-rata pre-test dengan post-test sebesar 17,5 dengan peningkatan pencapaian sebesar 17,5. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterima yang artinya “ penggunaan MA SPLASH efektif terhadap hasil belajar siswa tunanetra kelas VII di MTsLb Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterima yang artinya “ penggunaan MA SPLASH efektif terhadap hasil belajar siswa tunanetra kelas VII di MTsLb Yaketunis Yogyakarta. E. Pembahasan Penelitian ini diawali dengan pre-test lalu dilanjutkan dengan post-test pada tiap akhir perlakuan. Pre-test bertujaun untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum diberikan perlakuan. Setelah dilakukan pre-test selanjutnya perlakuan diberikan pada subjek. Subjek penelitian menggunakan MA SPLASH. Setelah dilakukan perlakuan lalu subjek diberi soal post-test. 65 Perlakuan diberikan sebanyak 3 kali sehingga ada 3 skor post-test yang kemudian dihitung reratanya. Rerata dari post-test tersebut yang kemudian dijadikan skor akhir post-test yang akan dibandingkan dengn hasil rerata pretest. Berdasarkan hasil perhitungan terlihat bahwa skor rerata pre-test adalah 65, dan rata-rata skor post-test adalah 82,5. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa hasil belajar mengalami peningkatan sebesar 17,5. Hasil rerata skor post-test dan pre-test menunjukkan adanya peningkatan. Hal tersebut karena subjek mendapat perlakuan setelah pre-test. Peningkatan hasil belajar IPA tersebut merupakan salah satu akibat dari penngunaan MA SPLASH. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa penggunaan MA SPLASH pada pembelajaran IPA khususnya pada materi wujud zat, ciri-cri mahkluk hidup, dan energi alternatif memberikan kontribusi terhadap hasil belajar. Dari pemaparan hasil penelitian, dapat dinayatakan bahwa penggunaan MA SPLASH efektif terhadap hasil belajar IPA pada siswa tunanetra kelas VII di MTsLB Yaketunis Yogyakarta. Siswa setelah mendapat perlakuan menggunakan media audio SPLASH hasil belajarnya meningkat. Keberhasilan yang telah dicapai subjek penelitian bukan suatu yang kebetulan, namun karena adanya usaha peneliti yang menggunakan media audio SPLASH dalam pemeblajaran IPA. Semua subjek membunyai keterbatasan yang sama yaitu buta total sehingga peneliti sangat berhati-hati dan teliti dalam menggunakan media audio SPLASH. Keempat subjek sangat antusias dan mempunyai rasa ingin tahu yang cukup tinggi. 66 Ketidakfungsian indera penglihatan pada siswa membuat guru harus memiliki media pembelajran yang dapat digunakan untuk membantu siswa dalam belajar. Media audio adalah salah satu media yang tepat digunakan untuk siswa tunanetra belajar. Media audio adalah media yang berkaitan dengan pendengaran, pesan yang disampiakan ke dalam lambang-lambang auditif, baik secara verbal, maupun non verbal Arief S, Sadiman, 2006:49. Siswa dapat mengaktifkan indera pendengaran selama pembelajaran dan tidak membosankan karena media audio yang digunakan siswa tunatera sudah dilngkapi dengan musik latar dan musik efek yang dapat memberikan pengalaman langsung bagi siswa tunanetra. Kelebihan media audio untuk siswa tunanetra adalah 1 Suasana dan perilaku saat proses belajar siswa dapat dipengaruhi melalui penggunaan musik latar belakang dan efek suara, 2 media audio dapat mengembangkan daya imajinasi pada siswa dikarenakan dalam media audio hanya menggunakan suara saja tanpa ada gambar sehingga merangsang daya imajinasi siswa, 3 dapat merangsang partisipasi aktif pendengar, 4 mudah digunakan dan fleksibel. Hasil dari penelitian ini juga sejalan dengan prinsip-prinsip pembelajaran untuk siswa tunanetra yaitu : 1 prinsip totalitas; 2 prinsip individual, 3 prinsip kekonkritan; 4 aktivitas mandiri; 5 prinsip berkesinanmbungan Sari Rudiyati, 2002. Prinsip totalitas, individual, kekonkritan, aktivitas mandiri, dan berkesinambunganada di dalam MA SPLASH sesuai dnegan 67 karakteristik siswa tunanetra sehingga siswa tunanetra memahami materi yang diputarkan dalam MA SPLASH. Hal itu berdampak juga pada meningkatnya hasil belajar siswa tunanetra setelah menggunakan MA SPLASH. F. Keterbatasan Penelitian 1 Terdapat gangguan suara pada saat pengambilan data dari lingkungan sekitas. 2 Belum diuji tingkat reliabilitas instrumen pada penelitian ini. 68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian eksperiman yang telah dilakukan, maka diperoleh kesimpulan bahwa penggunaan MA SPLASH efektif terhadap hasil belajar IPA ada siswa tunanetra kelas VII di MTsLB Yaketunis Yogyakarta. Hal ini dibuktikan dengan hasil perhitungan uji rerata skor pre-test sebesar 65 dan post-test sebesar 82,5 yang artinya hasil belajar mengalami peningkatan sebesar 17,5 dan mencapai nilai KKM yang ditentukan. Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan uji rerata dengan tujuan untuk mengetahui efektifitas penggunaan MA SPLASH terhadap hasil belajar IPA pada siswa tunanetra kelas VII di MTsLB Yaketunis Yogyakarta. Hipotesis statistik yang diuji dalam penelitian ini adalah media audio SPLASH efektif terhadap hasil belajar IPA bagi siswa tunanetra kelas VII di MTsLB Yaketunis Yogyakarta. Pengujian hipotesis menggunakan uji rerata dengan membandingan rata-rata skor pre-test dengan rata-rata skor post-test Hasil peningkatan nilai post-test dapat dikatakan hipotesis diterima yang artinya MA SPLASH efektif dalam meningkatakan hasil belajar IPA pada siswa tunanetra di MTsLB Yaketunis Yogyakarta. Hasil tersebut juuga menunjukkan bahwa MA SPLASH sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran tunanetra yang 69 berkesinambungan, totalitas, mandiri, individual, dan konkrit sehingga siswa mampu memahami materi dan dapat meningkatkan hasil belajarnya.

B. Saran

1. Bagi Guru a. Media pembelajaran audio SPLASH diharapkan menjadi alternatif media pembelajaran untuk membantu pembelajaran agar berjalan efektif. b. Guru diharapkan bisa menggunakan media audio SPLASH untuk membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajar siswa. 2. Bagi Siswa Siswa diharapkan tetap dan terbiasa menggunakan media audio SPLASH secara mandiri maupun secara kelompok. Sehingga melalui media audio SPLASH dapat membantu siswa dalam belajar sesuai dengan kemampuan belajarnya dan lebih memahami konsep-konsep dasar materi sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 70 DAFTAR PUSTAKA Anastasia Widjajantin dan Imanuel Hitipeuw. 1996. Ortopedagogik Tunanetra. Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Guru. Anderson, R.H. 1987. Pemilihan dan Pengembangan Media untuk Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers. Arief S. Sadiman , dkk. 2002. Media Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Cepi Riyana. 2012. Media Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementrian Agama Republik Indonesia. Cholid, Narbuko dan Achmadi, Abu. 2007. Metodologi Penelitian. Jakarta : Bumi Aksara. Daryanto. 2010. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media. Dimyati dan Mudjiono. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Direktorat PLB. Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Inklusi, Alat Identifikasi Anak Bekebutuhan Khusus, 6 –7 . Diakses dari http:digilib.uinsby.ac.id92555bab202.pdf. Pada tanggal 27 februari 2015. Heinich, R., Molenda, M., Russell, J.D., dan Smaldino, S.E. 2002. Instructional Media and Technologies for Learning. New Jersey: Merrill Prentice Hall. Ishartiwi. 2009. Konsep Pembelajaran Membaca dan Menulis Braille bagi Tunanetra. Makalah Pembekalan Guru SLB. Yogyakarta : FIP UNY Juang Sunanto. 2005. Mengembangkan Potensi Anak Bekelainan Penglihatan. Jakarta : Depdiknas. Moh. Nazir, Ph.D. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia. Moleong, Lexy J. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. 71 --------. 2009. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nana Syaodih Sukmadinata. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nana Sudjana. 2005. Media Pengajaran. Bandung : Sinar Baru Algesindo. --------. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Tim BPMRP. 2014. Rancangan Media audio SPLASH. Yogyakarta. Sari Rudiyati. 2002. Pendidikan Anak Tunanetra Buku Pegangan. Jurusan Pendidikan Luar Biasa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta. Sarwono, Jonathan . 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu Sudarwan Danim. 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung: CV. Pustaka Setia. Sugihartono, dkk. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan RD. Jakarta: Alfabeta. -------. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan RD. Jakarta: Alfabeta. -------. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan RD. Bandung: Alfabeta -------. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan RD. Bandung: Alfabeta Suharsimi Arikunto. 2004. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta. Bumi Aksara. Usman Samatowa. 2006. Bagaimana Membelajarkan IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas. 72 Widi Riyanti. 2013. Karakteristik dan Pendidikan Anak. Diakses dari http:widiriyanti.blogspot.com201303karakteristik-dan- pendidikananak.html. Pada tanggal 27 April 2016 Wina Sanjaya. 2012.Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta. Kencana Prenada Media Group.