Manfaat Definisi Operasional Variabel

12 h. Beberapa kondisi suhu yang panas membantu bibit penyakit yang masuk ke mata trachoma Sedangkan menurut Juang Sunanto 2005: 3 faktor penyebab ketunanetraan dilihat dari waktu terjadinya antara lain: a. Pra-Natal Faktor penyebab ketunanetraan pada masa pra-natal sangat erat hubungannya dengan masalah keturunan dan pertumbuhan anak dalam kandungan. 1 Keturunan Penyebabnya adalah hasil perkawinan bersaudara, sesama tunanetra atau mempunyai orang tua yang tunanetra. Ketunanetraan akibat faktor keturunan antara lain penyakit pada retina yang umumnya merupakan keturunan. Penyakit ini sedikit demi sedikit menyebabkan memburuknya retina. 2 Pertumbuhan anak dalam kandungan. Disebabkan karena proses pertumbuhan dalam kandungan yang mengalami gangguan, seperti. a Gangguan waktu ibu hamil b Penyakit menahun seperti TBC c Infeksi yang dialami ibu hamil akibat terkena rubella dapat menyebabkan kerusakan pada mata. d Kurangnya vitamin tertentu dapat menyebabkan gangguan pada mata sehingga hilangnya fungsi penglihatan. 13 b. Post Natal Ketunanetraan pada masa post natal dapat terjadi sejak atau setelah bayi lahir antara lain: 1 Kerusakan pada mata atau syaraf mata pada waktu persalinan akibat benturan benda keras. 2 Pada waktu persalinan. 3 Mengalami penyakit mata yang menyebabkan ketunanetraan, misalnya: trachoma, katarak, glaucoma. 4 Kerusakan mata yang disebabkan terjadinya kecelakaan. Berdasarkan pendapat tentang penyebab ketunanetraan di atas dapat disimpulkan bahwa ada tiga penyebab ketunanetraan yaitu faktor pre natal seperti faktor genetik atau keturunan, faktor natal pada saat bayi dilahirkan mengalami trauma, lahir prematur, dan pada saat post natal yaitu keruskan pada mata atau syaraf mata, mengalami penyakit mata yang disebabkan karena kecalakan, kena cairan bahan kimia dan sebaginya. 3. Klasifikasi Anak Tunanetra Berdasarkan kemampuan melihatnya “Visual Impairment”, klasifikasi anak dengan gangguan penglihatan menurut Purwaka Hadi 2005: 46, yaitu: a. Buta “Blind”, kondisi ketunanetraan jenis ini terdiri dari. 1 Buta Total adalah mereka yang tidak dapat melihat sama sekali baik gelap atau terang. 14 2 Memiliki sisa penglihatan “Residual Vision” adalah mereka yang masih bisa membedakan antara gelap dan terang. b. Kurang Penglihatan “Low Vision”, jenis-jenis tunanetra kurang lihat adalah: 1 “Light Perception”, dimana seseorang dapat membedakan gelap dan terang. 2 “Light Protection”, yaitu individu yang dapat mengetahui perubahan cahaya dan dapat menentukan arah. 3 “Tunnel Vision”, yaitu seseorang yang hanya memiliki penglihatan terpusat saja. 4 “Periferal Vision”, yaitu seseorang yang memiliki penglihatan samping saja. 5 Penglihatan Bercak, ialah seseorang yang memiliki pengamatan terhadap objek dimana bagian-bagian dari objek tertentu tidak terlihat. Menurut Kirk dalam Suparno 2007: 27 mengklasifikasikan penyandang tunanetra berdasarkan kemampuan penyesuaiannya dalam pemberian layanan pendidikan khusus yang diperlukan. Klasifikasi dimaksud adalah sebagai berikut. a. Kemampuan melihat sedang moderate visual disability. Pada taraf ini mereka masih dapat melihat seperti orang awas dengan menggunakan alat bantu khusus serta dengan bantuan cahaya yang cukup.

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI PERMAINAN BAHASA PADA SISWA KELAS I SD NEGERI KRAGILAN Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Permainan Bahasa Pada Siswa Kelas I SD Negeri Kragilan 2 Gemolong Tahun 2013/2014.

0 1 14

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA HURUF TIMBUL TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN HURUF AWAS PADA ANAK LOW VISION KELAS I SDLB DI SLB NEGERI A KOTA BANDUNG.

0 1 41

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI MEDIA KARTU HURUF PADA SISWA Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Media Kartu Huruf Pada Siswa Kelas I di SD Negeri 02 Kedung Jeruk Mojogedang Karanganyar Tahun Pelajaran 2010/2011.

0 1 14

PENINGKATAN PENGENALAN HURUF BRAILLE MELALUI TEKNIK MANGOLD PADA SISWA TUNANETRA TOTALLY BLIND KELAS 9 SMPLB di SLBN A KOTA BANDUNG.

7 24 26

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA MELALUI PEMANFAATAN TULISAN SINGKAT BRAILLE BAGI SISWA TUNANETRA.

0 0 10

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI MEDIA LECTORA INSPIRE® PADA SISWA AUTIS KELAS V DI SLB TEGAR HARAPAN SLEMAN.

3 26 142

i EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE MULTISENSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN TULISAN AWAS PADA ANAK TUNANETRA LOW VISION KELAS I SDLB DI SLB A YAKETUNIS YOGYAKARTA.

0 16 267

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE GLOBAL PADA SISWA TUNARUNGU KELAS DASAR II DI SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) BHAKTI WIYATA KULON PROGO.

0 0 236

Pembelajaran Membaca dan menulis Braille Permulaan Pada anak tunanetra

0 2 11

Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Peserta Didik Tuna Grahita Kelas IV Melalui Peraga Kartu Huruf di SLB Tunas Harapan II Peterongan Jombang

0 1 16