Variabel Prestasi Belajar Akuntansi Perusahaan Dagang
                                                                                94 Gambar 6. Histogram Motivasi Belajar Siswa
Data  tersebut  kemudian  digolongkan  ke  dalam  kategori kecenderungan  Motivasi  Belajar  Siswa.  Setelah  mengetahui  nilai
minimum  Xmin  dan  nilai  maksimum  Xmax  selanjutnya  mencari nilai mean ideal Mi dan Standar Deviasi Ideal SDi. Perhitungannya
sebagai berikut: Jumlah butir
= 20 Penskoran
= 1 – 4
X
min i
= 20 x 1 = 20 X
max i
= 20 x 4 = 80 Mi
= ½ Xmax + Xmin = ½ 80 +20 = 50 SDi
= 16 Xmax – Xmin = 16 80 – 20 = 10
Dari perhitungan di atas dapat dikategorikan dalam tiga kelompok sebagai berikut:
Kelompok Tinggi  = X ≥ Mi + 1 SDi
4 13
6 2
3 6
2 4
6 8
10 12
14
Fr e
ku e
n si
Kelas Interval
Motivasi Belajar Siswa
95 = X
≥ 50 + 10 = X
≥ 60 Kelompok Sedang = Mi
– 1 SDi ≤ X  Mi + SDi = 50 - 10
≤ X  50 + 10 = 40
≤ X  60 Kelompok Rendah = X  Mi
– 1 SDi = X  50
– 10 = X  40
Berdasarkan perhitungan di atas, maka dapat diperoleh kriteria kategori variabel Motivasi Belajar Siswa sebagai berikut:
Tabel 16. Kategori Motivasi Belajar Siswa
No Interval
Frekuensi Persen
Kategori 1
X ≥ 60
12 35
Tinggi 2
40 ≤ X  60
22 65
Sedang 3
X  40 Rendah
Total 34
100
Sumber: Data Primer Diolah, 2017 Berdasarkan  tabel  kategori  kecenderungan  Motivasi  Belajar
Siswa  dapat  diketahui  pada  kategori  tinggi  sebesar  35  sebanyak  12 responden, pada kategori sedang sebesar 65 sebanyak 22 responden,
dan  tidak  ada  yang  masuk  pada  kategori  rendah.  Data  tersebut  dapat digambarkan dalam pie chart diagram lingkaran sebagai berikut:
96 Gambar 7. Pie Chart Kecenderungan Motivasi Belajar Siswa
Berdasarkan  gambar  diagram  di  atas  dapat  disimpulkan  bahwa kecenderungan  variabel  Motivasi  Belajar  Siswa  Kelas  XI  Akuntansi
SMK YPKK 3 Sleman Tahun Ajaran 20162017 berada pada kategori tinggi sebesar 35, kategori sedang sebesar 65, dan kategori rendah
0.
                