Penilaian KESIMPULAN DAN SARAN

99 4.3.2 Menyelidiki apakah suatu pernyataan majemuk merupakan suatu tautologi, kontradiksi, bukan tautologi, atau bukan kontradiksi. 4.4.1 Menentukan kesimpulan dari beberapa premis yang diberikan dengan prinsip modus ponens, modus tolens, dan silogisme. 4.4.2 Memeriksa keabsahan penarikan kesimpulan menggunakan prinsip logika matematika.

D. Tujuan Pembelajaran Pertemuan Pertama

1. Melalui kegiatan kelompok siswa dapat menentukan konvers, invers, dan kontraposisi dari pernyataan berbentuk implikasi beserta nilai kebenarannya LKS 1. 2. Melalui kegiatan kelompok siswa dapat menentukan nilai kebenaran dan ingkaran dari suatu pernyataan berkuantor LKS 2. Pertemuan Kedua 3. Melalui kegiatan kelompok siswa dapat memeriksa atau membuktikan kesetaraan antara dua pernyataan majemuk atau pernyataan berkuantor LKS 3. 4. Melalui kegiatan kelompok siswa dapat menyelidiki apakah suatu pernyataan majemuk merupakan suatu tautologi, kontradiksi, bukan tautologi, atau bukan kontradiksi LKS 4. Pertemuan Ketiga 5. Melalui kegiatan kelompok siswa dapat menentukan kesimpulan dari beberapa premis yang diberikan dengan prinsip modus ponens, modus tolens, dan silogisme LKS 5. 6. Melalui kegiatan kelompok siswa dapat memeriksa keabsahan penarikan kesimpulan menggunakan prinsip logika matematika LKS 5.

E. Materi Pembelajaran Pertemuan Pertama

100 a. Konvers, invers, dan kontraposisi Pernyataan majemuk implikasi dapat diubah menjadi bentuk implikasi lain. Dari implikasi p ⇒ q dapat diperoleh implikasi lain yang dapat dilihat pada Gambar 1. p ⇒ q q ⇒ p ~p ⇒ ~q ~q ⇒ ~p Gambar 4. Hubungan Konvers, Invers, dan Kontraposisi b. Pernyataan berkuantor dan negasinya. Suatu kalimat terbuka dapat diubah menjadi pernyataan berkuantor. Ada dua macam kuantor: 1 Kuantor universal ∀ ∀x, px dibaca “untuk semua setiap x berlaku sifat p”. Contoh: Semua bilangan kelipatan 6 habis dibagi 3. 2 Kunator eksistensial ∃ ∃x, px dibaca “terdapatbeberapa x yang memenuhi sifat p”. Contoh: Beberapa pengendara sepeda motor tidak memakai helm. Ingkaran dari pernyataan berkuantor universal: Dibaca: ingkaran dari “untuk semua x yang berlaku p ” ekuivalen dengan “terdapat x yang bukan p” ~[ ∀x , px ] ≡ ∃x, ~px Kontraposisi Konvers Konvers Invers Invers 101 Contoh: Semua bilangan kelipatan 6 habis dibagi 3 ≡ Terdapat bilangan kelipatan 6 yang tidak habis dibagi 3 Ingkaran dari pernyataan berkuantor eksistensial : Dibaca: ingkaran dari “terdapat x berlaku p” ekuivalen dengan “untuk semua x bukan p” Contoh: Beberapa pengendara sepeda motor tidak memakai helm ≡ Semua pengendara sepeda motor memakai helm. Pertemuan Kedua Dua buah pernyataan majemuk dikatakan ekuivalen, jika kedua pernyataan majemuk itu mempunyai nilai kebenaran yang sama untuk semua kemugkinan nilai kebenaran pernyataan – pernyataan komponennya. Tautologi adalah sebuah pernyataan majemuk yang selalu benar untuk semua kemungkinan nilai kebenaran dari pernyataan – pernyataan komponennya. Kontingensi adalah susau pernyataan majemuk yang nilai kebenarannya benilai benar dan salah. Kontradiksi adalah sebuah pernyataan majemuk yang selalu salah untuk semua kemungkinan nilai kebenaran dari pernyataan-pernyataan komponennya. Pertemuan Ketiga Silogisme, modus ponens, dan modus tollens adalah metode atau cara yang digunakan dalam penarika kesimpulan. Proses penarikan kesimpulan terdiri atas beberapa pernyataan yang diketahui nilai kebenarannya disebut premis. Kemudian, dengan menggunakan prinsip-prinsip logika dapat diturunkan pernyataan baru disebut kesimpulankonklusi yang diturunkan dari premis- premis semula. Penarikan kesimpulan seperti itu sering juga disebut argumentasi. ~[ ∃x , px ] ≡ ∀x, ~px

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif teknik think pair share dan teknik think pair squre

0 4 174

Upaya meningkatkan hasil belajar IPS melalui pendekatan pembelajaran kooperatif model think, pair and share siswa kelas IV MI Jam’iyatul Muta’allimin Teluknaga- Tangerang

1 8 113

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL STRUKTURAL TIPE TPS (THINK-PAIR-SHARE) TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI KEAKTIFAN SISWA ( Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Bandar.

0 0 7

Perbandingan Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (TPS) dan Tipe Numbered Heads Together (NHT) Ditinjau dari Prestasi dan Sikap Belajar Matematika Siswa MA kelas XI IPS Materi Turunan.

0 0 2

Eksperimentasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) dan Think Pair Share (TPS) Terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau Dari Motivasi Berprestasi

0 0 8

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS)

0 0 71

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA

0 0 9

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI MOTIVASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PENGASIH KULON PROGO TAHUN PELAJARAN 20132014

0 0 8

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI MINAT BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI 18 BULUKUMBA

0 1 160

MENINGKATKAN MINAT, KEMANDIRIAN, DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS)

0 0 18