Modul Pelatihan Matematika SMA
101
Berdasarkan persamaan terakhir, diketahui bahwa lim
∞
� ditentukan oleh ada atau tidaknya
lim
∞
. Selanjutnya, ada dua kemungkinan nilai
lim
∞
, yaitu 1.
Jika | r | 1 atau -1 r 1 maka lim
∞
= 0. Akibatnya, diperoleh lim
∞
� =
−
-
−
lim
∞
� =
−
Deret geometri tak hingga semacam ini dikatakan mempunyai limit jumlah atau konvergen. Limit jumlah ini dilambangkan dengan S, sehingga diperoleh
S =
−
. Sedangkan, untuk | r | 1 atau -1 r atau r
1 dapat ditunjukkan bahwa lim
∞
= ±∞ sehingga diperoleh lim
∞
� =
−
-
−
. ±∞ �
� ∞
�
�
= ±∞
Deret geometri tak hingga semacam ini dikatakan tidak mempunyai limit jumlah atau divergen.
Contoh : Hitunglah limit jumlah pada deret geometri tak hingga berikut
4 – 2 + 1 – + …
Definisi
Deret geometri tak hingga a + ar + ar
2
+ … + ar
n-1
+ … dikatakan
1. Mempunyai limit jumlah atau konvergen jika dan hanya jika |r| 1 dan limit jumlah ditentukan oleh
S =
−
2. Tidak mempunyai limit jumlah atau divergen jika dan hanya jika |r| 1.
102
Jawab Menurut soal, didapat deret geometri tak hingga dengan a = 4, r = - ½ |r|1 sehingga
deret konvergen dan memiliki limit jumlah. Dengan menggunakan rumus jumlah deret tak hingga diperoleh
S =
−
=
+
= 4 . = 2 Contoh :
Diberikan deret geometri tak hingga 2 + 3 + + + Selidikilah apakah memiliki
limit jumlah dan beri alasannya. Jawab
Berdasarkan, didapat deret geometri tak hingga dengan a = 2, r = = 1½ sehingga |r| 1. Karena |r| 1 maka
lim
∞
� = ∞ sehingga tidak memiliki limit jumlah. Contoh :
Jumlah suatu deret geometri tak hingga adalah 4 + 2 √ sedangkan rasionya adalah
½ √ . Tentukan suku pertama deret tersebut
Jawab Diketahui bahwa limit jumlah S = 4 + 2
2 dan r = ½ √ , |r| 1 sehingga menurut rumus limit jumlah diperoleh
S = =
−
4 + 2√ =
− √
a = 4 + 2 √ 1- ½ √ = 4 - 2√ + 2√ – 2
a = 2. Jadi, suku pertama dari deret geometri tak hingga adalah 2.
Modul Pelatihan Matematika SMA
103
Contoh : Sebuah bola dijatuhkan ke lantai dari suatu tempat yang tingginya 5 m. setiap kali
bola itu memantul akan mencapai yang dicapai sebelumnya. Hitunglah panjang
lintasan yang dilalui bola itu sampai berhenti Jawab
Panjang lintasan yang dilalui bola sampai berhenti adalah 5+ . 5 + . 5 +
2
5+
2
5+ ... 51 + 2 +
2
+
3
+ ... 51 + 2
Bentuk pada adalah deret geometri tak hingga dengan a= , r= sehingga S =
−
=
−
= = . Panjang lintasan bola sampai berhenti = 51 + 2 . 2 =25.
3. Barisan Selain Barisan Aritmetika dan Geometri
Banyak diantara siswa bahkan sebagian guru matematika yang menganggap bahwa barisan itu hanya barisan aritmetika dan geometri. Kalau siswa mungkin wajar
karena materi barisan yang dibahas hanya barisan aritmatika dan geometri. Tetapi kalau guru, sebenarnya kurang layak. Untuk menambah wawasan tentang barisan,
berikut akan dibahas beberapa barisan yang bukan barisan aritmetika dan bukan barisan geometri.
Pada barisan aritmetika selisih setiap dua suku yang berturutan adalah tetap, sedangkan pada barisan geometri perbandingan sua suku yang berturutan juga tetap.
Artinya, pada pengurangan pertama, untuk barisan aritmetika dan pembagian pertama pada barisan geometri, sudah nampak jelas hasilnya. Tetapi berbeda pada
barisan ini, setelah proses pengurangan yang pertama, belum menghasilkan konstanta yang tetap, tetapi setelah pengurangan kedua, atau ketiga, dan seterusnya
baru muncul konstanta yang tetap. Sebagai contoh, barisan , , 2, , 2 , , … Bisa dilihat selisih dua suku yang
berurutan masing- masing adalah , 5, , , , … dan bukan konstanta tetap tetapi
sudah membentuk pola bilangan. Kalau dilanjutkan , didapat selisih setiap dua unsur
104
berurutan adalah tetap, yaitu 2. Permasalahan yang muncul, sampai berapa tingkat, proses yang menghasilkan selisih yang tetap.
a. Barisan Bertingkat dengan Landasan Barisan Aritmetika
Salah ciri khusus barisan aritmetika terletak pada selisih dua suku yang berurutan. Pada barisan aritmetika, hasil pengurangan dua suku yang berurutan pada tahap
pertama sudah diperoleh konstanta tetap. Pada barisan berikut, pengurangan dua suku yang berurutan belum tetap. Sifat ini
digunakan untuk membentuk barisan baru. Caranya adalah menentukan selisih dari setiap dua suku yang berturutan, kemudian hasilnya dibentuk barisan. Apabila pada
pengurangan pertama belum terbentuk keteraturan pola maka dilakukan proses yang sama pada barisan yang didapat. Langkah ini dilanjutkan sampai diperoleh
selisih dua suku yang berturutan adalah tetap. Barisan baru ini bergantung pada berapa tingkat tahap, derajat proses
pengurangannya yang menghasil selisih tetap sehingga namanya dikaitkan dengan tahap derajatnya.
Bentuk umum dari barisan-barisan ini merupakan fungsi dalam variabel n, dengan bilangan asli dan a, b, c, d bilangan riil, yaitu
fn = a n + b,
barisan berderajat pertama, aritmetika
fn = a n
2
+ b n + c, barisan berderajat kedua
fn = a n
3
+ b n
2
+ c n + d, barisan berderajat ketiga,
dan seterusnya.
Definisi
Suatu barisan u
1
, u
2,
u
3
, …, u
n
dinamakan Barisan berderajat satu jika selisih tetap yang diperoleh dalam satu tingkat
pengurangan barisan aritmetika. Suatu barisan u
1
, u
2,
u
3
, …, u
n
dinamakan Barisan berderajat dua jika selisih tetap yang diperoleh dalam dua tingkat
pengurangan. Suatu barisan u
1
, u
2,
u
3
, …, u
n
dinamakan Barisan berderajat tiga jika selisih tetap yang diperoleh dalam tiga tingkat
pengurangan.