I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kota Bogor merupakan pintu gerbang Propinsi Jawa Barat, berjarak 60 Km dari Jakarta sebagai Ibu kota Negara Republik Indonesia, dan 120 Km dari
Bandung sebagai Ibu Kota Propinsi Jawa Barat. Kota Bogor tempat singgah para wisatawan baik lokal maupun asing. Selain itu banyaknya objek wisata alam yang
dimiliki Kota Bogor menjadi alasan para wisatawan untuk melakukan wisata ke Kota Bogor, adapun objek wisata yang dimiliki oleh Kota Bogor dan dijadikan
sebagai tujuan utama para wisatawan adalah Kebun Raya Bogor, Taman Safari Indonesia, Taman Buah Mekarsari, Taman Bunga, Istana Bogor dan lain
sebagainya. Disamping kota jasa yang nyaman dengan masyarakat madani dan
bersahabat, Kota Bogor dalam mengembangkan perekonomian masyarakat menitikberatkan pada jasa yang mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang
ada. Terbukti dengan beragam objek wisata dan potensi lainya yang dimiliki Kota Bogor, diantaranya objek wisata ilmiah yang bertaraf internasional, wisata alam,
olah raga, budaya, cinderamata dan aneka makanan khas, wisata kuliner, pusat- pusat perbelanjaan serta kegiatan pariwisata dan budaya dapat disaksikan di kota
Bogor. Dapat dilihat pada Tabel 1, bahwa jumlah kunjungan wisatawan baik lokal
maupun asing untuk jenis usaha objek wisata dan akomodasi mengalami peningkatan dan penurunan dari tahun ke tahun. Tetapi baik peningkatan maupun
penurunan tidak terjadi terlalu besar. Apabila dilihat dari jenis usaha akomodasi, jumlah kunjungan wisatawan dari tahun ketahun semakin meningkat. Jenis usaha
akomodasi adalah jenis usaha yang menjual aneka ragam souvenir-souvenir, makanan dan oleh-oleh khas Kota Bogor. Jenis usaha ini yang paling banyak
digemari oleh para wisatawan baik nusantara maupun mancanegara, pada Tahun 2004 jumlah kunjungan untuk wisatawan lokal nusantara sebesar 149.095 dan
9.472 untuk wisatawan mancanegara, tetapi pada Tahun 2008 terjadi peningkatan yang sangat besar, dimana jumlah kunjungan untuk wisatawan lokal maupun
nusantara mencapai 1.086.374 dan untuk wisatawan asing atau mancanegara mencapai 102.737. Sedangkan untuk jenis usaha objek wisata cenderung
2 mengalami penurunan. Pada tahun 2004 total jumlah kunjungan wisatawan baik
nusantara maupun mancanegara sebesar 1.412.898. Hingga tahun 2008 terus mengalami penurunan hingga sebesar 1.204.487. Adapun rata-rata peningkatan
jumlah wisatawan dari tahun 2004 hingga 2008 untuk jenis usaha objek wisata dan akomodasi adalah sebesar 179.978 untuk wisatawan nusantara dan 25.555
untuk wisatawan mancanegara.
Tabel 1. Data Perkembangan Kunjungan Wisatawan ke Kota Bogor
NO Jnis Usaha
Jenis Wisatawan Perkembangan Per Tahun
2004 2005
2006 2007
2008
1 OBYEK
WISATA NUSANTARA
1.380.477 1.360.374
1.267.839 1.370.119
1.163.110 MANCA
NEGARA 32.421
11.211 13.732
18.714 41.377
JUMLAH 1.412.898
1.371.585 1.281.571
1.388.833 1.204.487
2 AKOMODASI
NUSANTARA 149.095
173.139 539.276
716.807 1.086.374
MANCA NEGARA
9.472 13.330
36.144 31.443
102.737 JUMLAH
158.567 186.469
575.420 748.250
1.189.111 Jumlah
NUSANTARA 1.529.572
1.533.513 1.807.115
2.086.926 2.249.484
MANCA NEGARA
41.893 24.541
49.876 50.157
144.114 Rata-rata
peningkatan jumlah wisatawan
2004-2008 NUSANTARA
MANCANEGARA 179.978
25.555
Sumber : Buku Pariwisata Kota Bogor. Dinas Pariwisata Kebudayaan Kota Bogor. 2008
Perkembangan industri pariwisata di Kota Bogor menciptakan lingkungan yang kondusif bagi usaha pendukungnya. Dalam kegiatannya, industri pariwisata
dibagi menjadi lima bidang pokok, yaitu hotel dan restoran, tour and travel, transportasi, pusat wisata dan souvenir serta bidang pendidikan kepariwisataan.
Restoran merupakan salah satu usaha pendukung industri pariwisata di Kota Bogor yang mengalami perkembangan yang cukup pesat.
Pada saat ini para wisatawan yang berkunjung ke Kota Bogor tidak hanya mengunjungi objek-objek wisata saja tetapi juga untuk mengunjungi tempat-
tempat yang dapat dijadikan sebagai tempat untuk wisata kuliner para wisatawan. Melihat adanya perubahan pola kunjungan berwisata dari objek wisata menjadi
wisata kuliner memberikan peluang terhadap berdirinya restoran-restoran di Kota Bogor.
3 Hal tersebut menimbulkan berkembangnya industri jasa boga di Kota
Bogor. Restoran merupakan salah satu industri jasa boga yang berkembang cukup pesat di Kota Bogor. Perkembangan jumlah restoran di Kota Bogor dapat dilihat
pada Tabel 2.
Tabel 2. Perkembangan Jumlah Restoran di Kota Bogor Tahun 2004-2008
Tahun Jumlah
Pertumbuhan 2004
192 -
2005 222
15,63 2006
248 11,71
2007 268
8,06 2008
211 -21,27
Sumber: Buku Pariwisata Kota Bogor, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor, 2008
Dari Tabel 2 terlihat bahwa trend pertumbuhan setiap tahunnya cendrung meningkat. Meskipun pada tahun 2008 jumlah restoran di Kota Bogor mengalami
penurunan yang cukup signifikan. Berkembangnya jenis restoran di Kota Bogor merupakan reaksi dari
beragamnya jenis makanan yang terus berinovasi di Kota Bogor. Masyarakat sebagai konsumen yang cerdas semakin menuntut adanya pemenuhan kebutuhan
pangan yang berkualitas, terjangkau, dan praktis dari sisi penyajian maupun citarasa. Hal ini menjadi tantangan dan daya tarik tersendiri bagi para pengusaha
yang bergerak di bidang kuliner dalam hal pemenuhan keinginan pelanggan. Jumlah restoran dan rumah makan di Kota Bogor cenderung selalu menunjukkan
hasil yang meningkat dalam hal jumlah. Jenis restoran di Kota Bogor berdasarkan jenis hidangan yaitu restoran
dengan jenis hidangan Indonesia, hidangan daerah, hidangan internasional, hidangan oriental dan hidangan continental. Perkembangan restoran dan rumah
makan berdasarkan jenis-jenis makanan yang beragam dapat dilihat pada Tabel 3.
4
Tabel 3 . Perkembangan Restoran dan Rumah Makan di Kota Bogor Berdasarkan
Jenis Hidangan yang disajikan Pada Tahun 2005-2008. Jenis
Hidangan Jumlah Unit pada Tahun
2005 2006
2007 2008
Indonesia 45
48 51
54 Daerah
38 39
41 43
Internasional 37
38 40
41 Oriental
35 36
40 47
Kontinental 40
43 45
50 Sumber : Dinas Kepariwisataan dan Kebudayaan Kota Bogor, 2008
Restoran Bebek Pak Ndut merupakan salah satu restoran tradisional yang berada di Kota Bogor. Restoran ini berlokasi di Jalan Pemuda no.9A sebelum
pabrik ban Good Year. Restoran Bebek Pak Ndut baru berdiri sekitar awal tahun 2010. Untuk menjawab semua harapan dan kebutuhan konsumen terhadap
restoran bebek Pak Ndut, maka restoran perlu melakukan berbagai upaya agar konsumennya merasa puas. Oleh karena itu, penting kiranya pihak Restoran
Bebek Pak Ndut melakukan upaya mendengar suara pelanggan atau yang disebut dengan Listening to the voice of customer. Dengan pemahaman terhadap suara
konsumen maka, perumusan tingkat kepuasan pun akan mudah dijabarkan dan restoran dapat memperbaiki kekurangan dan meningkatkan kinerja untuk
kemajuan, kemampuan untuk bersaing sehingga diharapkan dapat meningkatkan penjualan seiring bertambahnya konsumen.
1.2. Perumusan Masalah