65
Dari pencapaian tersebut tampak bahwa ketiga subjek tersebut benar mengalami kesulitan belajar matematika pada pokok materi kubus dan
balok. Dapat dilihat bahwa ketiga siswa mengalami kesulitan dalam pokok materi kubus dan balok, yaitu pada pokok materi bagian-bagian kubus dan
balok, volume dan luas permukaan kubus dan balok, serta hubungan antara kubus, balok, dan prisma. Untuk mengetahui lebih dalam tentang kesulitan
subjek dan penyebab-penyebab kesulitan subjek lebih lanjut digunakan tes diagnostik dengan instrumen bentuk uraian serta wawancara.
4. Hasil wawancara dengan guru
Hasil wawancara dengan guru turut menentukan upaya remediasi untuk mengatasi kesulitan belajar subjek. Guru yang diwawancarai adalah
Bapak Tatak Handaya S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika. Hasil wawancara dengan guru menunjukkan bahwa subjek A merupakan murid
yang digolongkan sedang dibandingkan dengan siswa dalam satu kelasnya. Subjek A adalah siswa yang pendiam, sehingga tidak tampak
bermasalah ketika di sekolah. Sedangkan Subjek B menjadi siswa yang dikategorikan rawan, rawan dalam artian ada kecenderungan untuk
menjadi siswa yang bermasalah di sekolah sejak kelas VII. Namun sejauh ini subjek B masih bisa dikendalikan oleh guru, tidak bermasalah di
sekolah dan masih mempunyai rasa takut. Lain halnya dengan subjek C, subjek C dikenal sebagai anak yang terlalu aktif di kelas sehingga kadang-
kadang sikapnya sulit dikontrol ketika di kelas dan harus dikendalikan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Subjek C ini diam ketika bertemu dengan guru matematika, yaitu Bapak Tatak.
Menurut beliau, sejauh ini sikap ketiga subjek saat pembelajaran matematika berlangsung baik-baik saja, bila diminta belajar mereka juga
belajar. Namun tidak tahu mereka memahami materi pembelajaran atau tidak. Subjek A dan subjek B selalu remidi setiap kali tes, sedangkan
subjek C tidak selalu remidi. Beliau mengatakan bahwa mereka memang butuh perhatian khusus untuk melihat sisi lain yang terbaikan dalam artian
mengalami kesulitanhambatan dalam belajar. Sejauh ini beliau hanya melihat dari hasil tes yang kadang-kadang tidak sesuai dengan kenyataan.
Yang menarik adalah mereka bertiga dengan beliau bersikap tegang, didalam pelajaran ataupun diluar jam pelajaran jikalau bertemu dengan
beliau, terutama subjek C ini. Namun sejauh ini mereka bertiga tidak pernah bermasalah di sekolah.
Menurut pendapat beliau, yang menjadi penyebab kesulitan belajar matematika adalah dasar pengetahuan yang tidak kuat, sikap-sikap anak
usia SMP yang masih mencari jati diri, sering mengutamakan kesenangan sehingga nilai pelajarannya turun, dan pengaruh bimbingan orang tua di
rumah. Kebiasaan di waktu SD dengan belajar didampingi orang tua kini di SMP harus belajar mandiri, orang tua kebanyakan sudah tidak mengajari
mereka belajar di rumah. transkrip wawancara dengan guru dapat dilihat pada lampiran
67
5. Hasil tes diagnostik