Peralatan 1 Pengujian kehalusan dengan alat blaine dan turbidimeter .1 Dengan alat blaine

106 dari 128 3 Mesin pengaduk, mangkuk, pengaduk, penggaruk. 4 Gelas ukur, sesuai dengan spesifikasi.

7.2.7.5 Pereaksi Air pencampur, air suling

7.2.7.6 Suhu dan kelembaban 1 Suhu ruang, bahan-bahan kering, pengaduk, mangkuk, cincin ebonit dan pelat harus sesuai dengan butir 7.2.1.1.1. 2 Kelembaban ruang lembab harus sesuai dengan butir 7.2.1.1.2.

7.2.7.7 Prosedur 1

Penyiapan pasta semen Campuran pasta semen Campuran 500 gram semen dengan air secukupnya untuk menghasilkan pasta dengan penetrasi awal 32 ± 4 mm menggunakan prosedur sebagai berikut: a. Pasang pengaduk dan mangkuk kering dimesin pengaduk. b. Masukkan semua air pencampur dalam mangkuk. c. Tambahkan semen dan biarkan selama 30 detik sehingga air diserap. d. Jalankan mesin pengaduk dan aduk pada kecepatan rendah 140 ± 5 rpm selama 30 detik. e. Hentikan pengadukan selama 15 detik dan dalam waktu ini turunkan adukan yang mungkin menempel pada dinding mangkuk. f. Jalankan pengaduk pada kecepatan sedang 285 ± 10 rpm dan aduk selama 2,5 menit. 2 Pencetakan benda uji Segera bentuk pasta semen menjadi bola-bola dengan tangan yang memakai sarung. Tekan bola yang terletak disalah satu telapak tangan, masukkan ke ujung yang lebih besar dari ring ebonit G, yang dipegang pada tangan yang lain, lanjutkan pengisian pasta kedalam cincin. Buang kelebihan pasta pada ujung yang lebih besar dari cincin dengan sekali gerakan telapak tangan. Tempatkan ujung yang lebih besar dari ring pada pelat gelas, H, dan iris kelebihan pasta pada ujung yang lebih kecil pada bagian atas dari cincin dengan sekali gerakan dari pisau segitiga tajam yang dipegang sedikit miring terhadap permukaan atas cincin ebonit. Bila perlu haluskan bagian atas benda uji, dengan satu atau dua sentuhan dengan ujung pisau pengaduk. Selama pemotongan dan penghalusan jangan sampai pasta ditekan. 3 Penentuan penetrasi awal Letakkan pasta dalam cincin ebonit pada pelat gelas H, dibawah batang B Gambar 8, kira-kira 13 diameter dari tepi dari ujung peluncur, C, harus bersentuhan dengan ruang pasta dan kencangkan sekrup E. Kemudian atur indikator F tepatkan pada bagian tanda nol sebelah atas dari skala, dan luncurkan batang tepat 20 detik setelah selesai pengadukan. Alat harus bebas dari getaran selama pengujian. Apabila batang telah meluncur 32 ± 4 mm dibawah permukaan pasta dalam waktu 30 detik setelah peluncuran, berarti pasta telah mencapai konsistensi yang tepat. Buat percobaan pasta dengan variasi persentasi air hingga didapatkan konsistensi yang tepat. 107 dari 128 Konsistensi ini adalah penetrasi awal. Selama selang waktu 30 detik untuk penetapan penetrasi awal kembalikan kelebihan pasta kedalam mangkuk dan kemudian tutup mangkuk dan pengaduk. 4 Penentuan penetrasi akhir Setelah selesai pembacaan awal, angkat peluncur dari pasta, bersihkan kemudian cincin serta pelat diatur kembali pada posisi yang baru. Pengerjaan ini harus dilaksanakan dengan sedikit mungkin gangguan pada pasta dalam cincin vicat. Kemudian peluncur disentuhkan pada permukaan pasta, kencangkan sekrupnya dan atur indikator F tepat pada bagian atas skala. Lepaskan peluncur untuk keduakalinya lima menit setelah selesai pengadukan dan catat penetrasi akhir 30 detik setelah batang diluncurkan. 5 Penentuan penetrasi pengadukan ulang Apabila penetrasi telah ditentukan dengan prosedur di atas ternyata semen menjadi kaku seketika, informasi tentang sifat cepat kaku dapat diperoleh dengan pengujian sebagai berikut: 1 Setelah selesai pengukuran penetrasi 5 menit, segera kembalikan pasta ke dalam mangkuk. 2 Jalankan mesin pengaduk, naikkan mangkuk ke arah posisi mengaduk dan aduk kembali isi mangkuk pada kecepatan sedang, 285 ± 10 rpm selama 1 menit. 3 Isi cincin dan catat penetrasi dengan mengikuti prosedur yang ditetapkan dalam butir pencetakan benda uji dan penentuan penetrasi awal 7.2.7.7.2 dan 7.2.7.7.3. 7.2.7.8 Perhitungan Hitung persen penetrasi akhir, didasarkan pada perbandingan penetrasi akhir terhadap penetrasi awal, sebagai berikut: P = x 100 dengan: P adalah persen penetrasi akhir; A adalah penetrasi awal, mm; B adalah penetrasi akhir, mm.

7.2.7.9 Laporan Laporkan hasil uji sebagai berikut :

Penetrasi awal………………………mm. Penetrasi akhir………………..….…mm. Persen penetrasi akhir…………....... Penetrasi pengadukan ulang………mm. 7.2.8 Penentuan kalor hidrasi Penentuan kalor hidrasi semen Portland mengacu kepada ASTM C 186-98, Standard test method for heat of hydration of hydraulic cement . Metoda uji ini meliputi penentuan kalor hidrasi semen hidrolis dengan mengukur kalor pelarutan semen kering dan kalor pelarutan dari semen yang telah terhidrasi selama 7 hari dan 28 hari, perbedaan antara harga tersebut adalah kalor hidrasi selama waktu hidrasi masing-masing. B A