13 dari 128
Asam asetat CH
3
COOH 99,95
Asam klorida HCl b.j 1,19
Asam fluorida HF 48
Asam nitrat HNO3 b.j 1,42
Asam fosfat H
3
PO
4
85 Asam sulfat H
2
SO
4
b.j 1,84 Amonium hidroksida NH
4
OH b.j 0,90 c. Asam dan amonium hidroksida encer
Dispesifikasi sebagai suatu perbandingan dari volume pereaksi pekat terhadap volume air yang ditambahkan, sebagai contoh HCl 1+99, berarti
1 volume HCl pekat SG 1,19 ditambahkan 99 volume air. d. Larutan
baku Konsentrasi larutan baku dinyatakan dalam normalitas N atau sebagai
kesetaraan dalam gram per milliliter dari komponen yang ditentukan. Sedikitnya tiga kali penentuan harus ditentukan untuk mendapatkan hasil
rata-rata dari pembakuan.
e. Konsentrasi larutan non baku disiapkan dengan melarutkan pereaksi padat dalam satuan berat tertentu yang dilarutkan dalam pelarut air, kecuali jika
pelarut ditentukan lain. 2 Larutan
indikator a. Metil merah: 2 gram metil merahL dalam etanol 95.
b. Phenolphtalein: 1 gram phenolphthaleinL dalam etanol 95.
7.1.2.2 Urutan laporan komponen-komponen analisis kimia semen portland yang disarankan.
1 Komponen mayor
1 SiO
2
Silikon dioksida 2 Al
2
O
3
Aluminium oksida 3 Fe
2
O
3
Besi III oksida 4
CaO Kalsium oksida
5 MgO Magnesium oksida
6 SO
3
Sulfur trioksida
7 Hilang pijar
2 Komponen minor
1 Na
2
O Natrium oksida
2 K
2
O Kalium oksida
3 TiO
2
Titanium dioksida
4 P
2
O
5
Posfor pentaoksida 5 ZnO Seng
oksida 6 Sulfida
sulphur 7 Mn
2
O
3
Mangan oksida 3 Penentuan
terpisah 1 Bagian
tak larut
2 Senyawa organik yang larut dalam kloroform
3 Kalsium oksida bebas
4 Alkali yang larut dalam air
7.1.3 Metode referee
14 dari 128
7.1.3.1 Bagian tak larut 1 Ringkasan
metode uji
Dalam metode ini bagian tak larut dari semen ditentukan dengan men digest
contoh dalam HCl. Setelah penyaringan, selanjutnya di
digest dengan natrium hidroksida.
Residu yang diperoleh dipijarkan dan ditimbang. Apabila metode uji ini digunakan pada semen campuran
blended cement , penguraian
dalam asam dianggap sempurna jika terak semen portland terurai seluruhnya. Larutan ammonium nitrat digunakan pada pencucian akhir untuk mencegah bahan tak
larut yang halus lolos dari kertas saring.
2 Pereaksi Larutan ammonium nitrat NH
4
NO
3
20 gramL. Larutan natrium hidroksida NaOH 10 gramL.
3 Prosedur 1
Timbang 1 gram contoh, masukkan ke dalam gelas kimia 250 mL, tambahkan 25 mL air dan 5 mL HCl.
2 Bila perlu panaskan larutan dan tekan-tekan contoh dengan ujung batang pengaduk kaca sampai terurai sempurna.
3 Encerkan larutan sampai dengan 50 mL dengan air panas dan panaskan di atas
pelat panas sampai mendekati titik didih. 4
Saring melalui kertas saring berpori medium ke dalam gelas kimia 400 mL, cuci gelas kimia, kertas saring dan endapan 10 kali dengan air panas dan filtrat
digunakan untuk penetapan SO
3
. 5
Pindahkan kertas saring dan endapan ke dalam gelas kimia semula, tambahkan 100 mL larutan NaOH panas 10 gramL dan di
digest selama 15 menit pada
suhu hampir mendidih. 6 Selama
di digest
sekali-sekali aduk campuran dan hancurkan kertas saring dengan batang pengaduk. Asamkan larutan dengan HCl dan gunakan metil
merah sebagai indikator, tambahkan HCl berlebih 4-5 tetes. 7 Saring dengan kertas saring berpori medium dan cuci endapan sekurang-
kurangnya 14 kali dengan larutan NH
4
NO
3
panas 20 gramL untuk meyakinkan bahwa kertas saring dan isinya tercuci sempurna. Kertas saring dan isinya
dimasukkan ke dalam krusibel yang telah diketahui beratnya. Bakar dan pijarkan pada suhu 900-1000
o
C sekurang-kurangnya 30 menit. Dinginkan dalam desikator kemudian timbang.
8 Blangko Lakukan penetapan blangko dengan menggunakan pereaksi dan cara yag sama.
Perhitungkan hasilnya sebagai koreksi dalam perhitungan. 4 Perhitungan
Hitung kadar bagian tak larut dengan ketelitian sampai 0,01 Berat endapan
Berat contoh
7.1.3.2 Silikon dioksida SiO
2
Untuk semen portland yang belum diketahui bagian tak larutnya, tentukan dahulu sesuai dengan butir 7.1.3.1.
bagian tak larut
=
X 100