Analisis Kualitatif Teknik Analisis Data

Menurut R. Zulaiha 2008:26 kriteria pemilihan soal berdasarkan daya pembeda butir soal adalah sebagai berikut. Tabel 3.2 Kategori Koefisien Daya Pembeda Butir Soal Koefisien Daya Pembeda Kategori D 0,25 Diterima 0 D ≤ 0,25 Direvisi D ≤ 0 Ditolak Dari 8 soal yang telah diujicobakan diperoleh empat soal dengan daya pembeda sangat baik yaitu butir soal nomor 6, 8, dan 9; empat soal dengan daya pembeda baik yaitu butir soal nomor 1, 3, 4, dan 10; dua soal dengan daya pembeda jelek yaitu butir soal nomor 2 dan 7. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 22.

3.6.2 Analisis Kualitatif

Analisis data kualitatif dalam penelitian ini dilakukan dengan mereduksi data yaitu merangkum, memfokuskan data dan fakta pada hal-hal yang penting dan terpola serta menghapus data yang tidak terpola. Kemudian data hasil reduksi dianalisis dengan analisis deskriptif dan disajikan dalam bentuk terstruktur sehingga mudah dipahami. Selanjutnya diambil simpulan berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh. Adapun analisis data dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan karakter tanggung jawab dan keterampilan komunikasi matematika siswa. Langkah-langkah analisis yang dilakukan ketika peneiti di lapangan adalah sebagai berikut.

3.6.2.1 Data Reduction Reduksi Data

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Makin lama peneliti akan menemukan data yang makin komplejs, banyak dan rumit. Oleh karena itu peneliti perlu melakukan reduksi data. Reduksi data dialkukan dengan cara merangkum, memilih hal-hal pokok, menfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dalam mereduksi data peneliti dipandu oleh tujuan yang akan dicapai. Tujuan dari penelitian kualitatif adalah pada temuan. Oleh karena itu sesuatu yang dipandang asing, tidak dikenal, belum memiliki pola, justru harus dijadikan perhatian peneliti dalam melakukan reduksi data.

3.6.2.2 Data Display Penyajian Data

Setekah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplay data. Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles dan Huberman sebagaimana dikutip oleh Sugiman, 2010: 341 menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalampenelitian kualitatif adalah dengan teks dan bersifat naratif. Oleh karena itu data kualitatif berupa hasil wawancara dan observasi karakter dan keterampilan komunikasi matematika siswa nantinyaakan disajikan secara naratif.

3.6.2.3 Conclusion Drawing Verification

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan yang ditemukan pada tahap awal penelitian didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan tersebut dapat dipandang sebagai kesimpulan yang kredibel. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif diharapkan adalah temuan baru. Temuan berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang- remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas dan dalam penelitian ini berupa hipotesis yang telah diajukan sebelumnya. 3.6.3 Analisis Peningkatan Data kualitatif diperoleh dari penilaian karakter tanggung jawab dan keterampilan komunikasi matematika. Untuk menguji keterampilan komunikasi matematika maka digunakan indeks gain. Indeks gain adalah gain ternormalisasi yang dapat dihitung dengan rumus berikut: ebelum s skor SMI sebelum skor sesudah skor g sasi ternormali Gain    Hake dalam Rahmawati, 2011: 32 Kriteria indeks gain menurut Hake tersaji pada tabel berikut. Tabel 3.3 Kriteria Indeks Gain Indeks Gain Kriteria g ≥ 0,7 Tinggi 0,3 ≤ g 0,7 Sedang g 0,3 Rendah Indeks gain yang digunakan dalam penelitian ini digunakan untuk menentukan gain karakter tanggung jawab dan keterampilan komunikasi matematika kelima subjek penelitian mengingat gain absolut selisih antara skor akhir dan awal tidak dapat menjelaskan secara tepat mana yang sebenarnya dikatakan gain tinggi dan mana yang dikatakan gain rendah. Misalnya, siswa yang memiliki gain 3 dari 2 ke 5 dan siswa yang memiliki gain 3 dari 6 ke 9 dari suatu soal dengan skor maksimal 10. Gain absolut menyatakan bahwa kedua siswa memiliki gain yang sama. Padahal secara logis seharusnya siswa yang kedua memiliki gain lebih tinggi dari siswa yang pertama. Hal ini karena usaha untuk meningkatkan skor dari 6 ke 9 akan lebih berat daripada meningkatkan dari 2 ke 5. Dalam hal ini indeks gain menggantikan kedudukan rata-rata dalam pengujian.

3.7 Prosedur Penelitian

Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN KARAKTER DAN PEMECAHAN MASALAH PESERTA DIDIK MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL TAPPS BERBANTUAN KARTU PERMASALAHAN KELAS VII PADA MATERI SEGIEMPAT

3 95 456

PEMBENTUKAN KARAKTER DAN PEMECAHAN MASALAH MELALUI MODEL SCAFFOLDING FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG PROBING PROMPTING BERBANTUAN MATERI BARISAN

23 182 303

IMPLEMENTASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 KUDUS PADA MATERI SEGITIGA

4 75 624

PEMBENTUKAN KARAKTER DAN PEMECAHAN MASALAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SUPERITEM BERBANTUAN SCAFFOLDING MATERI TRIGONOMETRI KELAS X SMK

27 358 374

PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PROBLEM BASED Pembelajaran Matematika Melalui Problem Based Learning dan Problem Posing Ditinjau dari Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas VIII.

0 2 16

PENGEMBANGAN MATERI SEGITIGA KELAS VII SEMESTER II SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MELALUI MEDIA PENGEMBANGAN MATERI SEGITIGA KELAS VII SEMESTER II SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI.

0 0 12

UPAYA PENINGKATAN KOMUNIKASI SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM Upaya Peningkatan Komunikasi Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving Berbasis Lkspada Pokok Bahasan Segitiga (Ptk Pembelajaran Matematika Di Kelas Vii Mts

0 0 17

UPAYA PENINGKATAN KOMUNIKASI SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM Upaya Peningkatan Komunikasi Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving Berbasis Lkspada Pokok Bahasan Segitiga (Ptk Pembelajaran Matematika Di Kelas Vii Mts

0 3 19

Pengembangan Bahan Ajar Materi Garis Istimewa pada Segitiga dengan Pendekatan Problem Posing berbantuan Geogebra

0 0 12

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN TGT BERBANTUAN POWERPOINT MATERI SEGITIGA DAN SEGIEMPAT KELAS VII MTS MA’ARIF NU KARANGANYAR

0 0 6