Pengertian Komunikasi Matematika Komunikasi Matematika

suatu nilai. Kesimpulan atau pertimbangan menurut Hasan 2010:23 dapat dinyatakan dalam pernyataan kualitatif sebagai berikut ini. 1 Belum Terlihat BT: apabila siswa belum memperlihatkan tanda -tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator. 2 Mulai Terlihat MT: apabila siswa sudah mulai memperlihatkan adanya tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator tetapi belum konsisten. 3 Mulai Berkembang MK: apabila siswa sudah memperlihatkan berbagai tanda perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten. 4 Mulai Membudaya MB: apabila siswa terus menerus memperlihatkan perilaku yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten.

2.4 Komunikasi Matematika

2.4.1 Pengertian Komunikasi Matematika

Komunikasi matematik menurut National Council of Teacher of Mathematics 2000:60 merupakan bagian terpenting dari matematika dan pembelajaran matematika. Secara umum, komunikasi dapat diartikan sebagai cara berbagi ide dan memperjelas pemahaman. Dalam berkomunikasi harus dipikirkan agar ide atau pesan yang kita sampaikan dapat dipahami oleh orang lain. Penyampaian ide dapat dipahami dengan baik melalui pemilihan bahasa yang digunakan, termasuk dalam komunikasi matematika. Komunikasi matematika adalah kemampuan siswa dalam mengungkapkan ide matematika. Pengungkapan ide matematika akan mudah disampaikan dengan bahasa matematis. Oleh sebab itu, diperlukan suatu keterampilan dan kemampuan dalam mengkomunikasikan ide matematika. Komunikasi matematika adalah kemampuan untuk berkomunikasi meliputi kegiatan penggunaan keahlian menulis, menyimak, menelaah, menginter- pretasikan, dan mengevaluasi ide, simbol, istilah, serta informasi matematika yang diamati melalui proses mendengar, mempresentasi, dan diskusi Ramdani, 2012:47. Menurut Vermont Department of Education 2004, komunikasi mate- matika melibatkan 3 aspek, yaitu: 1 menggunakan bahasa matematika secara akurat dan menggunakannya untuk mengkomunikasikan aspek-aspek penyelesaian masalah, 2 menggunakan representasi matematika secara akurat untuk mengkomunikasikan penyelesaian masalah, dan 3 mempresentasikan penyelesaian masalah yang terorganisasi dan terstruktur dengan baik. Sedangkan menurut Baroody dalam Karinah, 2011:26 pembelajaran matematika harus dapat membantu siswa mengkomunikasikan ide matematika melalui lima aspek komunikasi antara lain representasi representing, mendengar listening, membaca reading, diskusi discussing, dan menulis writing. 1 Representasi representing Representasi adalah: a bentuk baru sebagai hasil translasi dari suatu masalah atau ide, b translasi suatu diagram atau model fisik ke dalam simbol atau kata-kata. Representasi dapat membantu anak menjelaskan konsep atau ide, dan memudahkan anak mendapatkan model pemecahan masalah. 2 Mendengar listening Mendengar merupakan aspek penting dalam suatu komunikasi. Seseorang tidak akan memahami suatu informasi dengan baik apabila tidak mendengar yang diinformasikan. Dalam kegiatan pembelajaran mendengar merupakan aspek penting. Karimah 20011:26 mengatakan bahwa mendengar merupakan aspek penting dalam komunikasi. Siswa tidak akan berkomentar dengan baik apabila tidak mampu mengambil inti sari dari suatu topik diskusi. 3 Membaca reading Salah satu bentuk komunikasi matematika adalah kegiatan membaca matematika. Membaca matematika memiliki peran sentral dalam pembelajaran matematika. Sebab, kegiatan membaca mendorong siswa belajar bermakna secara aktif. Istilah membaca diartikan sebagai serangkaian keterampilan untuk menyusun intisari informasi dari suatu teks. Kemampuan mengemukakan ide matematika, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan merupakan bagian penting dari standar komunikasi matematika yang perlu dimiliki siswa. Sebab, seorang pembaca dikatakan memahami teks tersebut secara bermakna apabila ia dapat mengemukakan idea dalam teks secara benar dalam bahasanya sendiri. Karena itu, untuk memeriksa apakah siswa telah memiliki kemampuan membaca teks matematika secara bermakna, maka dapat diestimasi melalui kemampuan siswa menyampaikan secara lisan atau menuliskan kembali ide matematika dengan bahasanya sendiri. 4 Diskusi discussing Salah satu wahana berkomunikasi adalah diskusi. Dalam diskusi akan terjadi transfer informasi antar komunikan, antar anggota kelompok diskusi tersebut. Diskusi merupakan lanjutan dari membaca dan mendengar. Siswa akan mampu menjadi peserta diskusi yang baik, dapat berperan aktif dalam diskusi, dapat mengungkapkan apa yang ada dalam pikirannya apabila mempunyai kemampuan membaca, mendengar dan mempunyai keberanian memadai. Diskusi dapat menguntungkan, melalui diskusi siswa dapat memberikan wawasan baru bagi pesertanya, juga diskusi dapat menanamkan dan meningkatkan cara berfikir kritis. Beberapa kelebihan dari diskusi kelas menurut Baroody Karimah, 2011:27 antara lain: a dapat mempercepat pemahaman materi pembelajaran dan kemahiran menggunakan model, b membantu siswa menkonstruk pemahaman matematik, c menginformasikan bahwa para ahli matematika biasanya tidak memecahkan masalah sendiri-sendiri, tetapi membangun ide bersama pakar lainnya dalam suatu tim, dan d membantu siswa menganalisis dan memcahkan masalah secara bijaksana. 5 Menulis writing Salah satu kemampuan yang berkontribusi terhadap kemampuan komu- nikasi matematika adalah menulis. Dengan menulis siswa dapat mengungkapkan atau merefleksikan pikirannya lewat tulisan dituangkan di atas kertasalat tulis lainnya. Dengan menulis siswa secara aktif membangun hubungan antara yang ia pelajari dengan apa yang sudah ia ketahui. Merujuk uraian-uraian diatas, kemampuan siswa dalam representasi, mendengar, membaca, diskusi dan menulis dapat membantu siswa dalam memperjelas pemikiran mereka dan dapat mempertajam kemampuan komunikasi matematikanya. Komunikasi matematika merupakan salah satu kajian dalam pengem- bangan kurikulum matematika di sekolah. NCTM 2000:60 menyarankan pembe- lajaran matematika di kelas hendaknya memungkinkan siswa untuk: 1 mengorganisasi dan mengkonsolidasi pemikiran matematika dan mengkomu- nikasikan kepada siswa lain; 2 mengekspresikan ide-ide matematika secara koheren tersusun secara logis dan jelas kepada siswa lain, guru, dan lainnya.; 3 meningkatkan atau memperluas pengetahuan matematika siswa dengan cara memikirkan pemikiran dan strategi siswa lain; 4 menggunakan bahasa matematika secara tepat dalam berbagai ekspresi matematika. Lebih lanjut NCTM dalam Fachrurazi, 2011:81 mengungkapkan bahwa indikator komunikasi matematika siswa dapat dilihat dari beberapa aspek, di antaranya sebagai berikut. 1 Kemampuan memahami, menginterpretasikan dan mengevaluasi ide-ide matematis baik secara lisan, tertulis, maupun visual. 2 Kemampuan mengekspresikan ide-ide matematis melalui lisan, tertulis, maupun visual berupa gambar. 3 Kemampuan dalam menggunakan istilah-istilah, simbol-simbol matematika, dan struktur-strukturnya untuk menyajikan ide-ide, menggambarkan hubungan dengan model-model situasi. Dalam penelitian ini, komunikasi matematika dimasukkan ke dalam dua aspek, yaitu kemampuan komunikasi matematika sebagai aspek kognitif yang diukur menggunakan tes kemampuan komunikasi matematika berupa soal uraian dan keterampilan komunikasi matematika sebagai aspek psikomotor yang diukur melalui beberapa aspek pengamatan yang sesuai dengan indikator yang telah ditentukan selama pembelajaran berlangsung. Berdasarkan urian di atas, indikator keterampilan komunikasi matematika yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1 Keterampilan memahami permasalahan dan mengevaluasi ide matematika secara lisan, tertulis, maupun visual. 2 Keterampilan mengekspresikan ide-ide matematika secara lisan, tertulis, maupun visual. 3 Keterampilan dalam menggunakan istilah-istilah, simbol-simbol matematika, dan struktur-strukturnya untuk memodelkan situasi atau permasalahan matematika.

2.4.2 Peran Komunikasi dalam Matematika

Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN KARAKTER DAN PEMECAHAN MASALAH PESERTA DIDIK MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL TAPPS BERBANTUAN KARTU PERMASALAHAN KELAS VII PADA MATERI SEGIEMPAT

3 95 456

PEMBENTUKAN KARAKTER DAN PEMECAHAN MASALAH MELALUI MODEL SCAFFOLDING FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG PROBING PROMPTING BERBANTUAN MATERI BARISAN

23 182 303

IMPLEMENTASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 KUDUS PADA MATERI SEGITIGA

4 75 624

PEMBENTUKAN KARAKTER DAN PEMECAHAN MASALAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SUPERITEM BERBANTUAN SCAFFOLDING MATERI TRIGONOMETRI KELAS X SMK

27 358 374

PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PROBLEM BASED Pembelajaran Matematika Melalui Problem Based Learning dan Problem Posing Ditinjau dari Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas VIII.

0 2 16

PENGEMBANGAN MATERI SEGITIGA KELAS VII SEMESTER II SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MELALUI MEDIA PENGEMBANGAN MATERI SEGITIGA KELAS VII SEMESTER II SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI.

0 0 12

UPAYA PENINGKATAN KOMUNIKASI SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM Upaya Peningkatan Komunikasi Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving Berbasis Lkspada Pokok Bahasan Segitiga (Ptk Pembelajaran Matematika Di Kelas Vii Mts

0 0 17

UPAYA PENINGKATAN KOMUNIKASI SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM Upaya Peningkatan Komunikasi Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving Berbasis Lkspada Pokok Bahasan Segitiga (Ptk Pembelajaran Matematika Di Kelas Vii Mts

0 3 19

Pengembangan Bahan Ajar Materi Garis Istimewa pada Segitiga dengan Pendekatan Problem Posing berbantuan Geogebra

0 0 12

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN TGT BERBANTUAN POWERPOINT MATERI SEGITIGA DAN SEGIEMPAT KELAS VII MTS MA’ARIF NU KARANGANYAR

0 0 6