Karakteristik Siswa Kelas V Sekolah Dasar
20 1 Tahapan Sensorimotor sejak lahir sampai 2 tahun
Sejak bayi lahir, bayi memiliki sejumlah refleks bawaan selain juga dorongan
untuk mengeksplorasi
dunianya. Tahapan
ini menandai
perkembangan kemampuan dan pemahaman spasial. 2 Tahapan Pra Operasional 2 tahun sampai 6 tahun
Berpikir pra operasional merupakan prosedur melakukan tindakan secara mental terhadap obyek-obyek yang dihadapinya. Ciri dari tahapan ini adalah
operasi mental yang jarang bisa dilakukan. Pada tahapan ini anak belajar menggunakan obyek dengan gambaran dan kata-kata. Pemikirannya masih
bersifat egosentris yaitu anak masih kesulitan melihat dari sudut pandang orang lain. Anak dapat mengklasifikasikan obyek menggunakan satu ciri
seperti mengumpulkan semua benda biru walaupun bentuknya berbeda-beda. Anak mulai mengembangkan keterampilan berbahasanya.
3 Tahapan Operasional Formal 11 tahun saat pubertas dan seterusnya Pada tahapan ini sudah diperoleh kemampuan untuk berpikir secara
abstrak, menalar secara logis dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia. Seseorang dapat memahami hal-hal seperti cinta, bukti logika dan
nilai, tidak melihat segala sesuatu hanya dalam bentuk hitam dan putih, tetapi diantaranya ada abu-abu. Dilihat dari faktor biologis, tahapan ini muncul saat
pubertas saat terjadi berbagai perubahan besar lainnya, menandai masuknya anak ke dunia dewasa secara fisiologis, kognitif, penalaran moral,
perkembangan psikoseksual dan perkembangan sosial.
21 Usia rata-rata anak Indonesia saat masuk sekolah dasar adalah 6 tahun
dan selesai pada usia 12 tahun. Mengacu pada pembagian tahapan perkembangan anak, berarti anak usia Sekolah Dasar berada dalam dua masa perkembangan,
yaitu masa kanak-kanak tengah 6-9 tahun dan masa kanak-kanak akhir 10-12 tahun.
Anak-anak usia Sekolah Dasar ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan akan-anak yang usianya lebih muda. Siswa senang bermain, senang
bergerak, senang bekerja dalam kelompok dan senang merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung. Oleh sebab itu guru hendaknya
mengembangkan pembelajaran
yang mengandung
unsur permainan,
mengusahakan siswa berpindah atau bergerak, bekerja atau belajar dalam kelompok serta memberikan kesempatan untuk terlibat langsung dalam
pembelajaran. Havighurst Desmita, 2012: 35 mengemukakan bahwa tugas
perkembangan anak usia sekolah dasar meliputi: 1 Menguasai keterampilan fisik yang diperlukan dalam permainan dan
aktivitas fisik. 2 Membina hidup sehat.
3 Belajar bergaul dan bekerja dalam kelompok. 4 Belajar menjalankan peranan sosial sesuai dengan jenis kelamin.
5 Belajar membaca, menulis dan berhitung agar mampu berpartisipasi
dalam masyarakat. 6 Memperoleh sejumlah konsep yang diperlukan untuk berpikir efektif.
7 Mengembangkan kata hati, moral dan nilai-nilai. 8 Mencapai kemandirian pribadi.
22 Desmita 2012: 36 menyatakan bahwa dalam upaya mencapai setiap
tugas perkembangan tersebut, guru dituntut untuk memberikan bantuan berupa: 1 Menciptakan lingkungan teman sebaya yang mengajarkan keterampilan
fisik. 2 Melaksanakan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada
siswa untuk belajar bergaul dan bekerja dengan teman sebaya sehingga kepribadian sosialnya berkembang.
3 Mengembangkan kegiatan pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman yang konkret atau langsung dalam membangun konsep.
4 Melaksanakan pembelajaran yang dapat mengambangkan nilai-nilai, sehingga siswa mampu menentukan pilihan yang stabil dan menjadi
pegangan bagi dirinya.
Berdasarkan beberapa pendapat yang disajikan di atas, siswa kelas V Sekolah Dasar termasuk dalam tahapan operasional konkret. Tahapan-tahapan
tersebut bisa dicapai dalam usia yang bervariasi, tetapi urutannya selalu sama dan tidak ada tahapan yang diloncati atau mundur. Anak-anak usia Sekolah Dasar ini
memiliki karakteristik yang berbeda dengan akan-anak yang usianya lebih muda. Siswa pada tahap Sekolah Dasar senang bermain, senang bergerak, senang
bekerja dalam kelompok dan senang merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung. Guru pada proses pembelajaran hendaknya mengembangkan
pembelajaran yang mengandung unsur permainan, mengusahakan siswa berpindah atau bergerak, bekerja atau belajar dalam kelompok serta memberikan
kesempatan untuk terlibat langsung dalam pembelajaran agar pemahaman materi siswa dapat lebih mudah dipahami oleh siswa.
23