Gangguan Penyakit Gangguan Penyakit 1. Gangguan Penyakit

93 tedapat jaringan longgar bawah kulit yang biasa disebut jaringan sub kutis atau hipodermis. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan kulit yang mengalami kelainan patologik meliputi perubahan dalam warna kulit dan rambut, status pertumbuhan rambut, sifat-sifat fisik rambut, kualitas dan konsistensi kulit serta adanya perubahan yang berupa lesi primer, sekunder atau perubahan patologik lainnya. Gangguan-gangguan pada kulit diantaranya adalah gangguan pada epidermis dan dermis, gangguan pada sub kutis, dermatomikosis, radang kulit dan gangguan dari ektoparasit pada kulit. Penyakit Epidermis dan Dermis : y pityriasis ketombe y parakeratosis y hiperkeratosis y impetigo Gangguan Patologik Sub Kotis y Oedema angioneurotik y Urtikaria biduren y Limfangitis y Sela karang Dermatomikosis y Kadas y Hifomikosis Radang Kulit y dermatitis y luka bakar Penyakit Ektoparasit Pada Kulit Kudis.

6.5. Mencegah Penyakit

Seperti telah diketahui bahwa pencegahan lebih baik dari pada mengobati. Hal ini berarti bahwa peternak harus sadar betul bahwa kontrol terhadap kondisi ternak adalah suatu keharusan. Peternak harus mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi pada ternak, Karena perubahan yang terjadi merupakan indikasi terjadinya penyimpangan dari normal.

6.5.1. Dasar-dasar

Pencegahan Cara Pemberantasan Penyakit Tujuan akhir dari suatu usaha dibidang peternakan adalah mendapatkan keuntungan yang maksimal dari usaha tersebut. Keuntungan maksimal akan dicapai apabila semua ternaknya dalam keadaan sehat. Suatu ternak dikatakan sehat apabila dalam kondisi istirahat maka semua proses fisiologis tubuh dalam keadaan normal dan sebaliknya apabila proses fisiologisnya tidak normal berarti ternak tersebut sakit. Ada dua faktor gangguan yang menyebabkan ternak sakit, yaitu faktor gangguan dari dalam tubuhnya sendiri dan faktor gangguan dari luar tubuhnya. Untuk dapat melindungi gangguan yang berasal dari luar tubuh, tubuh memiliki kemampuan untuk menolak penyebab gangguan tersebut. Kemampuan individu untuk 94 menolak sebab penyakit, sangat tergantung dari y kehidupan pada masa embrional y kehidupan setalah di lahirkan atau neonatal y adanya zat penolak yang dibekalkan oleh induknya y keadaan lingkungan dimana individu tumbuh y tersedianya makanan secara kualitatif dan kuantitatif y adanya agen noksius disekitar individu yang bersangkutan y adanya faktor stress y sifat faktor bawaan yang diturunkan Mempertahankan agar ternak yang kita pelihara sehat dan dapat menguntungkan, adalah harapan bagi peternak. Apabila ternak yang kita pelihara sakit maka harapan diatas akan sulit didapat. Ini sebabnya maka program pencegahan dan pemberantasan penyakit perlu diperhatikan terutama yang menyangkut bibit, pakan dan pengelolaannya.

6.5.2. Program

Pencegahan Penyakit Beberapa tindakan yang dapat dilakukan dalam usaha pencegahan dan pemberantasan penyakit menular pada ternak diantaranya: y mengetahui tanda-tanda atau gejala-gejala penyakit yang menular y mengerti tentang cara menularnya masing-masing jenis penyakit y mengetahui dan ikut membantu melaksanakan tindakan guna mencegah menjalarnya penyakit menular. y Membakar atau mengubur bangkai hewan yang mati karena penyakit menular Disamping tindakan-tindakan di atas, masih ada beberapa kegiatan dalam rangka pencegahan penyakit ternak yang harus diperhatikan, seperti : 6.5.3. Pencegahan Melalui Bibit Pencegahan penyakit melalui bibit ternak dapat dilakukan dengan pemilihan bibit yang terbebas dari penyakit menular. Langkah-langkah yang dapat dilakukan : y hanya membeli bibit ternak dari agen yang benar-benar dapat dipercaya kesehatannya. y menempatkan bibit ternak yang masih muda terpisah dari ternak yang sudah tua besar karena bibit ternak yang masih muda sangat peka terhadap penyakit yang ditularkan oleh ternak dewasa.

6.5.4. Pencegahan Melalui Makanan yang Memadai

Pencegahan penyakit juga dapat dilakukan dengan pemberian ransum atau pakan yang berkualitas tinggi dan cukup jumlahnya. Pemberian pakan yang bermutu tinggi harus