111
7. 5. Lingkungan Konsumen makin sadar bahwa
produksi makanan harus seimbang dengan lingkungan.
untuk itu peternak dalam memproduksi susu dan daging
memilih cara yang mengurangi kerusakan lingkungan . Masalah
utama adalah polusi dari kotoran sapi, cairan, cairan silase dll.
Saran untuk GMP adalah
memiliki sistem pengelolaan limbah yang baik, dan menjamin
pengelolaan ternak tidak memberikan dampak terhadap
lingkungan lokal. Masing-masing dijelaskan sebagai berikut:
7.5.1. Memiliki Sistem
Pengelolaan Limbah yang Baik
Limbah peternakan harus ditampung pada tempat khusus
untuk meminimumkan pencemaran. Tempat
penampungan harus diperiksa apakan sudah penuh, atau ada
kebocoran. Limbah lain seperti plastik harus dibuang pada
tempat yang sesuai untuk mencegah polusi. Kotoran sapi
dapat disemprotkan ke padang rumput.
7.5.2. Menjamin
Pengelolaan Ternak tidak
Memberikan Dampak Terhadap Lingkungan
Lokal
Menjaga agar usaha peternakan tidak memberi dampak terhadap
lingkungan lokal. Fasilitas penyimpanan untuk limbah oli,
cairan silase, lumpur, dan bahan polutan lainnya harus diletakkan
pada tempat yang aman untuk menjaga agar tidak mencemari
lingkungan lokal. Hindari membuang limbah pertanian
atau bahan kimia pada tempat yang dapat terkena drainase, air
permukaan atau aiur tanah dapat menghanyutkan dan
mencemari suplai air lokal. Gunakan bahan kimia pupuk,
obat, pestyisida dll dengan benar untuk menghindari
pencemaran lingkungan. Menjamin penampilan usaha
peternakan agar bersih dan terawat untuk menciptakan
kesan tempat memproduksi susu dan daging yang berkualitas
baik. 8. Aplikasi
konsep
Coba amati suatu usaha peternakan dilingkungan sekolah
siswa, apakah sudah melaksanakan GMP dengan
baik. Hal-hal yang di amati meliputi:
• Mencegah Penyakit Masuk
Ke Farm Usaha Ternak
• Memiliki Program Pengelolaan Kesehatan yang
Efektif Pemerahan tidak Melukai
Sapi dan Mengotori Susu • Menjamin Pakan dan Air
Kualitasnya Baik • Ternak Harus Nyaman
• Memiliki Sistem Pengelolaan Limbah yang Baik
• Ternak tidak Haus, Lapar dan Salah Makan
112
9. Pemecahan masalah
9.1. Sapi perah yang dipelihara didataran rendah produksinya
kebih rendah dari sapi perah yang dipelihara didataran tinggi.
Diskusikan dengan teman-teman siswa
9.2. Selandia Baru menyilangkan sapi FH dengan dapi sahiwal.
Hasil silangan tersebut Sahiwal cross di kespor ke Indonesia.
Diskusikan apa tujuan penyilangan tersebut?
9.3. Australia menyilangkan sapi Short horn dengan sapi
Brahman. Hasil silangan BX kemudian diekspor ke Indonesia.
Diskusikan dengan teman- teman, apa tujuan penyilangan
tersebut. 9.4. Kandang didataran rendah
sebaiknya tidak menggunakan atap dari bahan seng atau
asbes, tetapi disarankan menggunakan genteng.
Diskusikan dengan teman-teman apa tujuan tersebut?
9.5.
Disuatu peternakan sapi potong banyak didapati sapi
yang pincang, sehingga pertumbuhan terganggu.
Diskusikan dengan teman-teman apa kemungkinan
penyebabnya? 10. Pengayaan
Jawablah pertanyaan di bawah ini, dengan memilih satu
jawaban yang paling benar 1. Jenis sapi asli Indonesia
adalah a. Brahman
b. Sahiwal c. Bali
d. Angus
2. Jenis ternak perah yang ada di Indonesia adalah
a. Sahiwal Cross
b. FH c. Kerbau
Murrah d. Semua
benar 3. Cara mengetahu umur sapi
yang paling tepat adalah a. Dari
catatan b. Dari cincin tanduk
c. Wawancara d. Dari pertumbuhan gigi
4. Pengetahuan tingkah laku ternak diperlukan untuk
a. Mempermudah penanganan sapi
b. Menyakiti sapi c. Menendang sapi
d. Mengikat sapi
5. Pada pakan sapi, bungkil kedelai termasuk bahan
sumber a. Energi
b. Protein c. Lemak
d. Mineral
6. Dedak padi merupakan bahan pakan sumber
a. Energi b. Protein
c. Mineral d. Vitamin