14 usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana dan dilakukan secara sadar
oleh suatu bangsa, negara, dan pemerintah, menuju moderenitas dalam rangka pembinaan bangsa.
2.1.3 Definisi dan Karakteristik Bisnis
Griffin dan Ebert 2003:6 menyebut bisnis sebagai suatu organisasi yang menyediakan barang atau jasa dengan maksud mendapatkan laba. Prospek
mendapatkan laba
merupakan pendorong
orang-orang memulai
dan mengembangkan bisnis. Demikian pula dengan bisnis dibidang pertanian menurut
Hernanto dalam herna 2007: 14, usaha pertanian diartikan sebagai kesatuan organisasi antara kerja, modal dan pengelolaan yang ditujukan untuk memperoleh
produksi di lapangan pertanian. Bisnis atau usaha menurut modal digolongkan menjadi usaha kecil, menengah dan besar.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 9 tahun 1995 tentang usaha kecil pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa usaha kecil adalh kegiatan ekonomi rakyat
yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta sebagaimana telah diatur dalam undang-undang. Kriteria usaha kecil
dalam Undang-undang Nomor 9 tahun 1995 tercantum pada pasal 5 ayat 1, yaitu sebagai berikut:
1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,- dua ratus juta
rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. 2.
Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,- satu miliyar rupiah .
3. Milik warga negara indonesia
15 4.
Berdiri sendiri bukan merupakan ank perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau berafiliasi baik langsung maupun tidak
langsung dengan usaha menengah dan besar. 5.
Badan usaha milik perseorangan, badan usaha berbadan hukum, atau tidak berbadan hukum, badan usaha yang berbadan hukum termasuk koperasi.
Menurut Anoraga 2002 secara umum sektor usaha kecil memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Sistem pembukuan yang relatif sederhana dan cenderung tidak mengikuti
kaidah administrasi pembukuan standar. Kadangkala pembukuan tidak di up to date,
sehingga sulit untuk menial kinerja usahanya. 2.
Margin usaha yang cendrung tipis mengingat persaingan yang sangat tinggi.
3. Modal terbatas.
4. Pengalaman manajerial dalam mengelola perusahaan sangat terbatas
5. Skala ekonomi yang terlalu kecil, sehingga sulit untuk mengharapkan
untuk mampu menekan biaya mencapai titik efisiensi jangka panjang. 6.
Kemampuan pemasaran dan negosiasi serta diversivikasi pasar yang terbatas.
7. Kemampuan untuk memperoleh sumber dana dari pasar modal rendah,
mengingat keterbatasan
dalam sistem
administrasinya. Untuk
mendapatkan dana di pasar modal, sebuah perusahaan harus mengikuti sistem administrasi standar dan harus transparan.