Sarana angkutan umum untuk mencapai TWM sangat mudah diperoleh. Akses jalan menuju TWM merupakan jalur yang ramai
dilewati kendaraan karena merupakan jalan alternatif menuju Cianjur dan Bandung. Kendaraan umum yang dapat digunakan antara lain:
1. Jakarta UKI: Minibus K56 jurusan UKI – Cileungsi, kemudian
naik angkot jurusan Cileungsi - Jonggol. 2.
Jakarta Kampung Rambutan: bis jurusan Kampung Rambutan - Jonggol.
3. Bogor Baranang Siang: bis jurusan Bogor - Jonggol.
4. Bogor Laladon: angkot T05 jurusan Laladon – Cileungsi,
kemudian naik angkot jurusan Jonggol. 5.
Bogor Ciawi: angkutan jurusan Ciawi - Cileungsi, kemudian naik angkot jurusan Cileungsi - Jonggol.
6. Bekasi: bis jurusan Bekasi – Jonggol.
4.2. Karakteristik Responden
Karyawan PT MUS yang menjadi responden adalah seratus dua orang, yaitu: empat orang Kepala Seksi, tujuh orang Staff, tujuh orang Koordinator
Lapangan, empat orang Penanggung Jawab Kebun, dan delapan puluh orang Tenaga Lapang. Peneliti mendeskripsikan seratus dua orang responden
tersebut ke dalam lima karakteristik, yaitu: usia, jenis kelamin, posisi jabatan, masa kerja, dan pendidikan terakhir.
1. Usia
Usia responden dapat memengaruhi kuantitas kerja, waktu penyelesaian kerja, dan tingkat inisiatif karyawan. Sebagian besar karyawan yang
bekerja di Divisi Produksi PT MUS merupakan orang-orang yang tidak cacat dan sehat mental. Oleh karena itu, karyawan dengan usia produktif
dengan kondisi sehat memiliki tenaga lebih besar dibandingkan karyawan usia non produktif dengan kondisi yang sama. Karyawan usia
produktif dapat menyelesaikan target kuantitas kerja lebih banyak dibandingkan karyawan usia tua. PT MUS memiliki karyawan usia
produktif dalam jumlah besar. Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.
Penduduk usia produktif di Indonesia adalah penduduk berumur 15 – 64
tahun Rusli, 1996.
2. Jenis Kelamin
Karyawan Divisi Produksi PT MUS terdiri dari laki-laki dan perempuan. Karyawan laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan.
Hal ini dapat dilihat pada Gambar 5. Jumlah karyawan laki-laki yang lebih banyak tersebut terjadi karena sebagian besar pekerjaan di Divisi
Gambar 4. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Gambar 5. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Produksi tergolong pekerjaan berat terutama pekerjaan lapang. Pekerjaan berat akan cepat selesai apabila dikerjakan oleh laki-laki karena laki-laki
memiliki tenaga yang lebih besar. Koordinator Lapangan, Penanggung Jawab Kebun, dan Tenaga
Lapang harus terjun ke lahan pertanian ketika bekerja. Pekerjaan di lapangan membutuhkan tenaga besar. Oleh karena itu, karyawan level
Koordinator Lapangan dan Penanggung Jawab Kebun semuanya adalah laki-laki sedangkan Tenaga Lapang terdiri dari seratus lima orang laki-
laki dan satu orang perempuan.
3. Posisi Jabatan
Karyawan Divisi Produksi PT MUS terdiri dari Kepala Divisi, Kepala Bagian, Kepala Seksi, Staff, Koordinator Lapangan, Penanggung
Jawab Kebun, dan Tenaga Lapang. Kepala Divisi dan Kepala Bagian tidak dapat dijadikan responden karena peraturan perusahaan. Oleh
karena itu, karyawan Divisi Produksi PT MUS yang menjadi responden adalah Kepala Seksi, Staff, Koordinator Lapangan, Penanggung Jawab
Kebun, dan Tenaga Lapang. Divisi Produksi PT MUS terdiri dari lima seksi, yaitu: Seksi Kebun
dan Komersil, Kebun dan Koleksi, Penelitian dan Laboratorium, Diklat, serta Bibit dan Tanaman, Hidroponik, dan Family Garden. Setiap seksi
dipimpin oleh satu orang Kepala Seksi sehingga jumlah total Kepala Seksi Divisi Produksi adalah lima orang. Jumlah Kepala Seksi yang
Gambar 6. Karakteristik Responden Berdasarkan Posisi Jabatan
menjadi responden adalah empat orang. Tugas Kepala Seksi adalah melakukan pengawasan terhadap kerja bawahan, membuat rencana kerja
untuk seksi masing-masing, memberikan pengarahan kepada bawahan, membantu Kepala Bagian dalam pembuatan program kerja, mengemban
tanggung jawab produktivitas masing-masing seksi, dan mendukung pelayanan.
Divisi Produksi PT MUS memiliki delapan orang staff, yaitu: empat orang berasal dari Seksi Penelitian dan Laboratorium, satu orang
berasal dari Seksi Kebun dan Komersil, dua orang berasal dari Seksi Kebun dan Koleksi, dan satu orang berasal dari Seksi Bibit dan
Tanaman, Hidroponik, dan Family Garden. Staff yang menjadi responden adalah tujuh orang. Tugas staff adalah melakukan supervise,
membuat rencana kerja untuk bawahan, pembuatan desain materi informasi, melakukan audit kinerja karyawan, dan menangani masalah
administrasi. Selain Kepala Seksi dan Staff, Divisi Produksi PT MUS memiliki
sembilan orang Koordinator Lapangan, yaitu: empat orang berasal dari Seksi Penelitian dan Laboratorium, dua orang berasal dari Seksi Kebun
dan Komersil, satu orang berasal dari Seksi Kebun dan Koleksi, dan dua orang berasal dari Seksi Bibit dan Tanaman, Hidroponik, dan Family
Garden . Koordinator yang menjadi responden adalah tujuh orang. Tugas
Koordinator Lapangan adalah mendata tanaman setiap periode tertentu, membuat laporan, melakukan tugas lapangan menyilangkan tanaman,
memeriksa kesehatan tanaman, dan membuat deskripsi tanaman, mengkoordinir tugas dari pimpinan, melakukan pengawasan terhadap
inventaris karyawan, dan mengawasi kerja bawahan. Divisi Produksi PT MUS memiliki lima orang Penanggung Jawab
Kebun. Tugas mereka adalah mengawasi keamanan kebun, memelihara tanaman, memberikan pelayanan wisata, membantu Koordinator
Lapangan dalam mengatur kerja bawahan, membuat rencana kerja bulanan, mengurusi administrasi, melakukan quality control terhadap
kerja bawahan, dan melakukan budidaya tanaman.
Level karyawan Divisi Produksi PT MUS yang paling bawah adalah Tenaga Lapang. Divisi Produksi PT MUS memiliki 106 orang
Tenaga Lapang. Tenaga Lapang yang menjadi responden adalah delapan puluh orang. Tugas mereka adalah pembuatan media tanam, penanaman
bibit, penyiraman, pemupukan, penyiangan rumput, repotting, perbanyakan tanaman, pembuatan bonsai, sterilisasi peralatan,
penyilangan, pelilitan tanaman melon, pewiwilan tunas tanaman melon, pengendalian hama terpadu PHT, pelayanan pengunjung, pengemasan
produk, pemangkasan pohon, pembungkusan buah, panen, pembuatan bibit, pembuatan pupuk, penggemburan tanah, pembabadan rumput,
penyeleksian buah, pengamatan hama dan penyakit, dan penyemaian. Dapat kita lihat pada Gambar 6, jumlah Tenaga Lapang lebih
banyak daripada karyawan level lainnya karena mereka merupakan pihak utama yang melakukan pekerjaan lapang. PT MUS memerlukan
tanaman, buah-buahan, bibit, dan pupuk sebagai komoditas andalan. Oleh karena itu, keberadaan Tenaga Lapang sangat dibutuhkan.
Sementara level pimpinan bertugas untuk mengelola kerja bawahan serta membuat program dan keputusan sehingga sudah cukup dengan jumlah
sedikit walaupun berjumlah sedikit, mereka harus berkualitas.
4. Masa Kerja
Karyawan Divisi Produksi PT MUS yang memiliki masa kerja di bawah enam tahun adalah 46,45 persen dan 56,55 persen lagi di atas
lima tahun. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 7. Jumlah karyawan dengan masa kerja di bawah enam tahun tergolong banyak. Hal tersebut
terjadi karena PT MUS menerapkan kebijakan sistem kontrak untuk tenaga kerja. Tenaga kontrak diperpanjang kontraknya setiap setahun
sekali. Jika kinerja karyawan tersebut baik maka perusahaan akan memperpanjang kontrak dan sebaliknya. Oleh karena itu, jumlah
karyawan dengan masa kerja kurang dari enam tahun berjumlah banyak. Namun, karyawan dengan masa kerja di atas enam tahunpun
berjumlah banyak yaitu lebih dari 50 persen. Hal tersebut memberikan keuntungan pada perusahaan karena semakin lama masa kerja seseorang
maka semakin tinggi pula pengalaman kerja, pengetahuan, dan loyalitas orang tersebut. Pengalaman dan pengetahuan akan meningkatkan
kualitas dan keterampilan kerja. Karyawan yang memiliki pengetahuan
akan bekerja dengan proses yang baik.
5. Pendidikan Terakhir
Pendidikan dapat memengaruhi kualitas kerja, kedisiplinan, dan tingkat kerja sama seseorang. Karyawan yang memiliki tingkat
pendidikan lebih tinggi akan bekerja dengan berkualitas. Mereka pun akan berusaha untuk disiplin agar tidak merusak nama baik karena
terkena sanksi pelanggaran peraturan.
Karyawan Divisi Produksi PT MUS paling banyak berpendidikan SMA. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 8. Hal tersebut sangat
mendukung perusahaan karena perusahaan selain bergerak di bidang pertanian juga bergerak di bidang pariwisata. Oleh karena itu, karyawan
PT MUS dituntut untuk lancar berkomunikasi agar dapat menjelaskan fasilitas yang ada di TWM kepada pengunjung.
Pendidikan yang tinggi dapat memengaruhi keahlian seseorang dalam berkomunikasi. Karyawan yang berpendidikan SMA dan
sederajat serta SMP dan sederajat diharapkan dapat memenuhi kebutuhan perusahaan yaitu membantu memberikan service excellence
Gambar 7. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja
pada para pengunjung. Salah satu caranya adalah dengan menjawab pertanyaan para pengunjung secara benar dan lancar.
Namun, karyawan yang berpendidikan SD pun banyak yaitu mencapai 31,30 persen. Pada umumnya, mereka adalah karyawan yang
sudah lama bekerja di PT MUS dan sudah menjadi karyawan tetap. Walaupun pendidikan mereka rendah, pengalaman kerja mereka di PT
MUS sudah banyak sehingga mereka mempunyai pengetahuan yang luas mengenai produk perusahaan. Mereka pun dapat memberikan jawaban
yang memuaskan pada para pengunjung karena pengalaman dan
pengetahuan yang mereka miliki.
4.3. Validitas dan Reliabilitas