24
merupakan proses pertumbuhan bimbingan. Juga berdasarkan pandangan bahwa orang-orang yang diangkat sebagai guru
pada umumnya telah mendapat pendidikan pre-service di sekolah guru. Oleh karena itu, supervisi yang dilakukan
selanjutnya ialah untuk melihat to train dan memberi bimbingan to guide kepada guru-guru tersebut dalam tugas
pekerjaannya sebagai guru. 5 Kepengawasan yang demokratis
Dalam kepemimpinan yang demokratis, kepengawasan atau supervisi bersifat demokratsi pula. Supervisi merupakan
kepemimpinan pendidikan secara kooperatif. Dalam tingkat ini, supervisi bukan lagi suatu pekerjaan yang dipegang oleh
seorang petugas, melainkan pekerjaan bersama yang
dikoordinasikan. Tanggung jawab tidak dipegang sendiri oleh supervisor, melainkan dibagi-bagikan kepada anggota sesuai
dengan tingkat, keahlian dan kecakapannya masing-masing.
d. Prinsip-prinsip Supervisi Pendidikan
Menurut Rifai dalam Purwanto, 1987:129, untuk menjalankan
tindakan-tindakan supervisi,
kepala sekolah
hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip berikut: 1 Supervisi hendaknya bersifat konstruktif dan kreatif, yaitu pada
yang dibimbing dan diawasi harus dapat menimbulkan dorongan untuk bekerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
2 Supervisi harus didasarkan atas keadaan dan kenyataan yang sebenar-benarnya realistis, mudah dilaksanakan.
3 Supervisi harus sederhana dan informal dalam pelaksanaannya. 4 Supervisi harus dapat memberikan perasaan aman pada guru-
guru dan pegawai-pegawai sekolah yang disupervisi. 5 Supervisi harus didasarkan atas hubungan profesional, bukan
atas hubungan pribadi. 6 Supervisi harus selalu memperhitungkan kesanggupan, sikap
dan mungkin prasangka guru-guru dan pegawai sekolah. 7 Supervisi tidak bersifat mendesak otoriter karena dapat
menimbulkan perasaan gelisah atau bahkan antipati dari guru- guru.
8 Supervisi tidak boleh didasarkan atas kekuasaan pangkat, kedudukan atau kekuasaan pribadi.
9 Supervisi tidak boleh bersifat mencari-cari kesalahan dan kekurangan.
10 Supervisi tidak terlau dapat cepat mengharapkan hasil dan tidak boleh lekas merasa kecewa.
11 Supervisi hendaknya juga bersifat preventif, korektif dan kooperatif. Preventif berarti berusaha mencegah jangan sampai
timbul hal-hal negatif; mengusahakanmemenuhi syarat-syarat sebelum terjadinya sesuatu yang tidak kita harapkan. Korektif
berarti memperbaiki kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Kooperatif berarti bahwa mencari kesalahan-kesalahan atau kekurangan-kekurangan dan usaha memperbaikinya dilakukan
bersama-sama oleh supervisior dan orang-orang yang diawasi.
e. Teknik-teknik Supervisi
Untuk menolong guru berkembang terus menerus dalam jabatannya, banyak cara yang bisa dilakukan oleh kepala sekolah.
Cara-cara menolong tersebut dikenal dengan teknik-teknik supervisi. Supervisi dapat dilakukan dengan berbagai cara, dengan
tujuan agar apa yang diharapkan bersama dapat menjadi kenyataan. Secara garis besar cara atau teknik-teknik supervisi menurut
Purwanto 1987:133, dapat digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu:
1 Teknik perseorangan Teknik perseorangan ialah supervisi yang dilakukan secara
perseorangan. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dalam teknik supervisi perseorangan ini, adalah:
a Mengadakan kunjungan kelas classroom visitation Yang dimaksud dengan kunjungan kelas adalah kunjungan
sewaktu-waktu yang dilakukan oleh seorang supervisor kepala sekolah, penilik atau pengawas untuk melihat atau
mengamati seorang guru yang sedang mengajar. Tujuannya untuk mengobservasi begaimana guru mengajar, apakah
sudah memenuhi syarat-syarat didaktis atau metode yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
sesuai. Dengan kata lain, untuk melihat apa kekurangan atau kelemahan yang sekiranya masih perlu diperbaiki.
b Mengadakan kunjungan observasi observation visits Guru-guru di suatu sekolah sengaja ditugaskan untuk
melihatmengamati sorang
guru yang
sedang mendemonstrasikan
cara-cara mengajar
suatu mata
pelajaran tertentu. Misalnya menggunakan alat atau media yang baru, audio-visual aids, cara mengajar dengan metode
tertentu, misalnya sosiodrama, problem solving, diskusi panel, fish bowl, metode penemuan discovery dan
sebagainya. c Membina guru-guru tentang cara-cara mempelajari pribadi
siswa dan atau mengatasi masalah yang dihadai siswa Banyak masalah yang dialami guru dalam mengatasi
kesulitan belajar siswa. Misalnya yang lamban dalam belajar, tidak dapat memusatkan perhatian, siwa yang
nakal, siswa yang mengalami perasaan rendah diri dan kurang dapat bergaul dengan teman-temannya. Meskipun
diberbagai sekolah mungkin telah dibentuk bagian bimbingan dan konseling, masalah-masalah yang sering
timbul di dalam kelas yang disebabkan oleh siswa itu sendiri daripada diserahkan kepada guru bimbingan atau
konselor yang mungkin akan memakan waktu yang lama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
untuk mengatasinya. Di samping itu, kita pun harus menyadari bahwa guru kelas atau wali kelas adalah
pembimbing yang utama. Oleh karena itu, peranan supervisor, terutama kepala sekolah, sangat diperlukan.
d Membimbing guru-guru dalam hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan kurikulum sekolah
Antara lain: 1 Menysusun program semesteran
2 Menysusn atau membuat program satuan pembelajaran 3 Mengorganisasi kegiatan-kegiatan pengelolaan kelas
4 Melaksanakan teknik-teknik evaluasi pembelajaran 5 Menggunakan media dan sumber dalam pembelajaran
6 Mengorganisasi kegiatan-kegiatan siswa dalam bidang ekstrakurikuler, study tour dan sebagainya.
2 Teknik kelompok Teknik supervisi kelompok adalah supervisi yang dilakukan
secara kelompok. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dalam teknik supervisi kelompok ini adalah:
a Mengadakan pertemuan atau rapat meeting Seorang kepala sekolah yang baik umumnya menjalankan
tugas-tugasnya berdasarkan rencana yang telah disusunnya. Termasuk di dalam perencanaan itu antara lain mengadakan
rapat-rapat secara periodik dengan guru-guru. Beberapa hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
dapat dijadikan bahan dalam rapat-rapat yang diadakan dalam rangka kegiatan supervisi seperti, hal-hal yang
berhubungan dengan pelaksanaan dan pengembangan kurikulum, pembinaan administrasi atau tata laksana
sekolah, termasuk BP3 atau POMG dan pengelola keuagan. b Mengadakan diskusi kelompok group discussion
Diskusi kelompok dapat diadakan dengan membentuk kelompok-kelompok guru bidang studi sejenis biasanya
untuk sekolah lanjutan. Untuk SD dapat pula dibentuk kelompok-kelompok guru yang berminat pada mata
pelajaran-mata pelajaran tertentu. Kelompok-kelompok yang telah terbentuk diprogramkan untuk mengadakan
pertemuandiskusi guna membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan usaha pengembangan dan peranan
proses belajar-mengajar. Di dalam setiap diskusi, supervisor atau kepala sekolah dapat memberikan
pengarahan, bimbingan, nasihat-nasihat ataupun saran- saran yang diperlukan.
c Mengadakan penataran-penataran inservice-training Teknik supervise kelompok yang dilakukan melalui
penataran-penataran sudah banyak dilakukan. Misalnya penataran untuk guru-guru bidang studi tertentu, penataran
tentang metodologi pengajaran dan penataran tentang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
tentang administrasi
pendidikan. Mengingat
bahwa penataran-penataran
tersebut pada
umumnya diselenggarakan oleh pusat atau wilayah, maka tugas kepala
sekolah terutama adalah mengelola dan membimbing pelaksanaan tindak lanjut follow-up dari hasil penataran,
agar dapat dipraktikan oleh guru-guru.
3. Status Kepegawaian