Pengertian Minat Minat Mahasiswa masuk Prodi P.Ak
perilaku tersebut ditentukan oleh minat. Minat adalah kelanjutan dari dorongan kegiatan spontan dimana anak tampak keinginannya untuk
mengetahui sesuatu. Minat disini adalah kesadaran seseorang bahwa suatu obyek,
suatu soal dan situasi bersangkut paut dengan dirinya. Jadi dalam hal ini seorang siswa telah menyadari bahwa situasi lingkungan di
sekitarnya mempengaruhi minat belajarnya. Menurut Suhirin, minat adalah kecenderungan dalam diri individu untuk tertarik pada suatu
obyek atau mengenai suatu obyek. Dengan demikian, tidaklah terlalu mengherankan apabila siswa lebih dekat dengan mata pelajaran yang
diminati karena rasa tertarik tersebut, kemauan atau keinginan untuk dekat dan menekuni timbul dari dalam dirinya sendiri.
Perubahan pilihan minat pada diri seseorang dapat digunakan untuk melihat tingkat kematangan pilihan minatnya maupun jiwa dan
pribadinya. Semakin sering perubahan pilihan minat terjadi semakin tidak matang pula. Semula itu terlihat jelas pada diri anak-anak yang
sering berubah minatnya. Menurut L. Crow dan A. Crow dalam W.S. Winkel 1991, kemampuan atau keinginan untuk melanjutkan tugas
yang diberikan dalam jangka waktu tertentu akan berbeda-beda karena umur dan di kalangan individu. Bagi anak kecil lamanya minat dalam
kegiatan khusus berlangsung singkat. Minatnya akan selalu berubah, meskipun dia ingin aktif.
Salah satu tanda kematangan ialah dianggap mempunyai kemampuan untuk tetap bertahan sampai kegiatan dapat diselesaikan
kecuali faktor waktu atau kesulitan menganggunya. Dengan kata lain, lamanya minat akan bertambah selama bertahun-tahun hingga
tercapailah kematangannya. Karena minat adalah kecenderungan dalam diri individu untuk tertarik pada suatu obyek dan dalam hal ini
obyek tersebut adalah belajar. Maka dengan terdapatnya minat, siswa tertarik untuk belajar. Potensi yang ada pada siswa dalam hal
perhatian, konsentrasi, tidak mudah bosan dan lain-lain dapat dicurahkan untuk belajar.
Menurut Eggersdorger dalam W.S. Winkel 1991, minat dapat dibedakan dalam tiga tahap, yaitu:
1 Minat biasa dalam hal hanya ada hubungan dangkal dengan obyek
pengetahuan pengetahuan perkara 2
Ikut serta adalah minat yang tidak terbatas pada pengetahuan intelektual, tetapi ingin ikut menangkap maksud, ikut merasakan
arti sesuatu. Tingkatan minat itu terdapat pada bahan pelajaran kultural bahasa, sejarah, kebudayaan
3 Menyerahkan diri adalah tingkatan minat yang tertinggi di mana
subyek diterkam seluruhnya oleh obyek yang dikenal dan dihargainya, terhadap agama dan moral. Sekalipun minat harus
menjadi pangkal dan akhir pengajaran.
Menurut Giartama 1999:6 dalam Supraptiningsih 2006:8, minat digolongkan menjadi dua yaitu:
a. Secara intrinsik Minat secara intrinsik merupakan minat yang timbul dari dalam
individu sendiri tanpa pengaruh dari luar. Minat intrinsik dapat timbul karena pengaruh sikap, persepsi, prestasi belajar, bakat,
jenis kelamin dan intelegensi. b. Secara ekstrinsik
Minat secara ekstrinsik merupakan minat yang timbul akibat pengaruh dari luar individu. Minat ekstrinsik timbul antara lain
karena latar belakang ekonomi, minat orang tua dan teman sebaya. Menurut Winarno Surachmad 1978:4, minat dipengaruhi oleh
jenis kelamin, intelegensi, kesempatan, lingkungan dan apa saja yang menjadi minat teman sebayanya. Menurut Andi Mappiane 1980:64,
minat dipengaruhi oleh latar belakang lingkungan, tingkat ekonomi, status sosial dan pengalaman. Berdasarkan pengertian di atas dapat
dikatakan bahwa hampir seluruh unsur lingkungan yang ada di sekitar anak akan menjadi faktor yang mempengaruhi minat anak untuk
melanjutkan studi ke perguruan tinggi Supraptiningsih, 2006:9. Kesimpulannya adalah semua unsur lingkungan di sekitar anak,
baik itu lingkungan keluarga ataupun lingkungan pergaulan sebaya mempengaruhi munculnya minat dalam diri seseorang tersebut.
Indikator minat sendiri meliputi adanya perasaan tertarik, senang,
berusaha mencari informasi dalam melakukan tindakan melalui identifikasi dengan orang yang dikagumi.
W.S. Winkel 1983:108 menyatakan bahwa minat mempunyai 2 aspek yaitu aspek kognitif dan aspek afektif.
1. Aspek kognitif, didasarkan atas konsep yang dikembangkan anak mengenai bidang yang berkaitan dengan minat.
2. Aspek afektif, didasarkan atas konsep yang membangun aspek afektif minat yang dinyatakan dalam sikap terhadap kegiatan yang
ditimbulkan oleh minat.