Evaluasi terhadap Peserta Didik Mutasi Peserta Didik

28

3. Evaluasi terhadap Peserta Didik

Berdasarkan Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 57 ayat 1 dijelaskan bahwa evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan kepada pihak pihak yang berkepentingan, diantaranya terhadap peserta didik, lembaga dan program pendidikan. Terkait dengan peserta didik, Tatang M. Amirin dkk 2011: 55 berpendapat bahwa evaluasi hasil belajar peserta didik berarti kegiatan menilai proses dan hasil belajar siswa baik yang berupa kegiatan kurikuler, kokurikuler, maupun ekstrakurikuler. Jadi, pada dasarnya kegiatan evaluasi peserta didik bertujuan untuk melihat kemajuan belajar peserta didik. Kegiatan evaluasi belajar peserta didik sebagai kegiatan penilaian peserta didik mempunyai empat fungsi pokok sebagaimana dikemukakan Suharsimi Arikunto 2012: 18 yaitu: a. Fungsi selektif, yaitu evaluasi digunakan sebagai alat memilih peserta didik yang diterima, kenaikan tingkat, beasiswa, dan kelulusan. b. Fungsi diagnostik, yaitu evaluasi digunakan sebagai metode untuk mengetahui setiap kelemahan dan kelebihan peserta didik sehingga dapat ditentukan suatu solusi. c. Fungsi penempatan, evaluasi digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik sehingga dapat ditentukan kelompok yang sesuai kemampuan yang dimiliki masing-masing peserta didik. d. Fungsi pengukur keberhasilan, yaitu evalusi digunakan sebagai alat pengukur ketercapaian program yang telah dilaksanakan. 29 Berkaitan dengan beberapa kegiatan evaluasi belajar peserta didik tersebut maka setiap hasil evalusi belajar peserta didik harus dicatat, didokumentasikan, dan dibuat statistik perkembangan belajar siswa. Dengan demikian, hasil evaluasi tersebut dapat menggambarkan tingkat perkembangan belajar dan tingkat kemampuan masing-masing peserta didik.

4. Mutasi Peserta Didik

Mutasi dilakukan agar peserta didik mendapat pelayanan pendidikan sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Mutasi peserta didik merupakan perpindahan peserta didik pada satu sekolah maupun ke luar sekolah. Hal tersebut juga dikemukakan Tatang M. Amirin, dkk. 2011: 64 bahwa mutasi peserta didik terdiri dari dua macam yaitu mutasi intern dan mutasi ekstern. a. Mutasi Intern Mutasi intern merupakan perpindahan peserta didik dalam suatu sekolah dikarenakan kenaikan kelas maupun pindah kelas. Kenaikan kelas adalah peserta didik yang telah menyelesaikan program pendidikan selama satu tahun, apabila telah memenuhi syarat dapat dinaikkan ke kelas berikutnya. Pindah kelas merupakan perpindahan peserta didik pada kelas yang lain dalam satu sekolah namun pada tingkat dan jenjang pendidikan yang sama. b. Mutasi ekstern Mutasi ekstern adalah perpindahan peserta didik dari satu sekolah ke sekolah lain. Penyebab dari mutasi ekstern ini bermacam-macam antara lain kepentingan peserta didik untuk mendapatkan pendidikan sesuai kebutuhan maupun sebagai 30 perlindungan kepada sekolah untuk melaksanakan proses pendidikan secara wajar. Pada mutasi ektern perlu memperhatikan mengenai ketentuan mutasi, alasan mutasi, syarat mutasi, penomoran buku induk, penempatan peserta didik, dan surat izin belajar bagi WNA. Pelaksanaan mutasi peserta didik, baik yang bersifat intern maupun ekstern pasti akan disertai dengan adanya ketentuan dan persyaratan tertentu. Pada pelayanan mutasi peserta didik tersebut, petugas tata usaha sekolah memiliki tugas dalam menyediakan informasi mengenai proses mutasi, syarat mutasi, melayani proses mutasi, menyimpan pemberkasan mutasi, serta melakukan pencatatan mutasi setiap peserta didik. Berdasarkan rangkaian pelaksanaan manajemen peserta didik tersebut bukan hanya terdapat aspek operasional yang membantu pertumbuhan dan perkembangan peserta didik melalui proses pendidikan di sekolah, melainkan terdapat aspek administratif. Aspek administrastif tersebut bertujuan untuk menunjang aspek operasional.

D. Pelayanan Ketatausahaan Peserta Didik