20
2. Pendekatan
Role Playing
Ada beberapa pendekatan
role playing
yang biasa digunakan di dalam kelas. Menururt Zaini 2008:101-104
pendekatan-pendekatan tersebut antara lain: a.
Pendekatan berbasis keterampilan s
kills-based aprroach
Dalam pendekatan ini peserta didik diharapkan untuk: 1
Memperoleh suatu keterampilan, kemampuan atau sikap yang sering melalui perilaku model dengan seperangkat
kriteria. 2
Melatih sifat-sifat sampai benar-benar terinternalisasi dengan mengikuti kriteria yang ada.
3 Mendemonstrasikan sifat tersebut kepada yang lain untuk
tujuan evaluasi. b.
Pendekatan berbasis isu
issues-based approch
Pemain secara aktif mengeksplorasi suatu isu dengan mengandaikan peran-peran dari manusia dalam kehidupan
nyata yang berselisih satu sama lain untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dari pendekatan ini siswa diharapkan untuk:
1
Meneliti sikap, kepercayaan, dan nilai-nilai yang mengelilingi suatu isu.
2 Meneliti sikap, kepercayaan yang dianut oleh manusia
tertentu. 3
Menjadikan dirinya berpihak pada pemeran yang memegang posisi yang sama.
4 Berunding atau berdebat dengan mereka yang memegang
posisi yang berbeda. 5
Mungkin mengambil pendirian dari yang bertentangan dengan suatu isu.
c. Pendekatan berbasis problem
problem-based approach
Dalam pendekatan berbasis problem siswa diharapkan untuk: 1
Menarik pengetahuan dari suatu wilayah disiplin ilmu tertentu.
2 Menggunakan pengetahuannya sendiri secara tepat.
3 Menerapkan pengetahuan dalam serangkaian tantangan.
4 Mereaksi secara tepat terhadap problem yang muncul.
5 Mencapai solusi yang telah dipertimbangkan dengan
berdasarkan alasan yang dibenarkan. d.
Pendekatan berbasis spekulasi
speculative-based a pproach
Dalam pendekatan ini peserta didik dilibatkan dalam membuat spekulasi terhadap pengetahuan masa lalu, peristiwa masa
21
lampau, atau yang akan datang dengan menggunakan aspek- aspek yang diketahui dari wilayah subjek tertentu dan
pengetahuan yang dimilikinya secara interaktif. Dalam pendekatan ini siswa diharapkan :
1
Membangkitkan pengetahuan untuk mengisi celah antara informasi yang diketahui dengan yang tidak diketahui.
2 Menggunakan bukti untuk membuat penilaian yang
mendasar. 3
Merekonstruksi kemudian merepresentasi interaksi tertentu untuk menganalisis peristiwa.
3. Fase-Fase dalam