H sebagai kelas yang diteliti didasarkan atas berbagai faktor, yaitu dari hasil observasi di kelas VII H SMP Negeri 1 Banjarnegara, hasil dari wawancara
dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas VII C, VII D, VII E, VII F, VII G dan VII H. Berdasarkan hasil wawancara, diketahui bahwa kelas VII H
termasuk kelas yang tertinggal dibanding dengan kleas lainnya yang diampu guru tersebut. Selain itu, kemampuan rata-rata peserta didik di kleas VII H dalam
mengikuti pembelajaran khususnya bahasa Indonesia masih rendah. Peneliti ingin meningkatkan keterampilan menyusun teks eksposisi menggunakan model
pembelajaran berbasis proyek melalui media karikatur berpidato dengan tema kebudayaan Indonesia.
3.3 Variabel Penelitian
Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu keterampilan menyusun teks eksposisi, model pembelajaran berbasis proyek, dan media karikatur berpidato
dengan tema kebudayan Indonesia.
3.3.1 Keterampilan Menyusun Teks Eksposisi
Variabel keterampilan menyusun teks eksposisi adalah kemampuan peserta didik menyusun teks eksposisi, yaitu mampu menyusun teks eksposisi
sesuai dengan isi, struktur teks yang lengkap dan jelas, kosa kata yang variatif dan efektif, dan sesuai dengan undur kebahsaan teks eksposisi. Target yang
diharapkan dalam penelitian ini agar peserta didik dapat meningkatkan menyusun teks eksposisi dengan mendapatkan nilai diatas KKM 75.
3.3.2 Model Pembelajaran Berbasis Proyek
Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan model pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara aktif dalam merancang tujuan pembelajaran untuk
menghasilkan produk atau projek yang nyata. Pembelajaran Berbasis Projek memiliki potensi yang sangat besar untuk membuat pengalaman belajar yang
lebih menarik dan bermakna untuk peserta didik. Dari definisi tersebut, model pembelajaran ini cocok digunakan dalam
pembelajaran menyusun teks eksposisi. Karena dalam menyusun teks eksposisi peserta didik harus mencari informasi yang detail dari media yang disediakan.
Peserta didik juga dituntut untuk menghasilkan proyek yaitu berupa teks eksposisi yang bermakna. Melalui media, model pembelajaran ini juga dapat meningkatkan
pengalaman belajar yang lebih menarik bagi peserta didik.
3.3.3 Media Karikatur Berpidato Bertema Kebudayaan Indonesia
Media adalah salah satu strategi yang digunakan guru agar dapat membuat peserta didik bisa tertarik dalam pembelajaran dan tidak merasa bosan. Banyak
media yang bisa digunakan dalam suatu pembelajaran antara lain: visual; audio visual; gambar yang berupa karikatur, kartun, komik dan lain sebagainya.
Media karikatur adalah salah satu media yang cukup efektif dalam pembelajaran. karikatur biasanya digambarkan sebagai gambar untuk mengkritik
sesuatu hal. Namun, kini karikatur juga dapat dijadikan sebagai media pembelajaran. dalam penelitian ini media karikatur dibuat menjadi audio visual
yang digabungkan dengan berpidato. Karikatur ini berupa gambar berjalan yang diaudiokan oleh sebuah pidato. Penambahan pidato dalam media ini agar peserta
didik bisa lebih mengolah pemikiran mereka sebelum mereka dapat menyusun teks eksposisi.
Pemilihan tema kebudayaan Indonesia adalah agar peserta didik sebagai generasi muda bisa menjunjung tinggi kebudayaan Indonesia. Karena banyak
sekali kebudayaan yang dimilki Indonesia sehingga peserta didik dapat melestarikannya. Kebudayaan Indonesia yang disajikan dalam media ini adalah
secara luas, yaitu tentang tari-tarian, alat musik tradisioal, baju tradisional Indonesia dan rumah-rumah adat di Indonesia. Sehingga, peserta didik dapat
memperluas wawasan mereka tentang kebudayaan Indonesia.
3.4 Indikator Kinerja